cerita mbun

Tips Finansial untuk Ibu Rumah Tangga: Kupas Tuntas Rahasia Keuangan Keluarga Bahagia

16 komentar

Keuangan ibu rumah tangga

Akhir-akhir ini aku tertarik sama literasi finansial yang membahas tata cara mengatur keuangan keluarga. Pasalnya, semenjak suami resign, kami mulai kewalahan mengatur keuangan. Biasanya stabil, kini mulai mengalami ketidakstabilan. Untungnya ada pemasukan dari usaha sampingan yang bisa membantu kebutuhan keluarga.

Alhamdulilah sekarang suami sudah mulai bekerja kembali di tempat yang baru. Belajar dari pengalaman tersebut, aku mulai mempelajari dan mencari tahu tentang literasi keuangan. Aku meyakini kalau urusan keuangan itu erat kaitannya dengan mind set dan perilaku kita.

Dan keyakinan aku itu dibenarkan dari beberapa podcast yang aku dengarkan. Jadi semakin semangat deh belajarnya. Tentu saja itu nggak cukup, harus didukung dengan beberapa buku. 

Langsung aku cari buku di Ipusnas, serba digital gini harus dimanfaatkan dengan baik ya, hehe. Bisa pinjam buku tanpa harus datang langsung ke perpustakaan. 

Buku pertama yang aku baca judulnya Rahasia Keuangan Keluarga Bahagia, yang dikhususkan untuk ibu rumah tangga. Buku ini membantu aku banget dalam merubah pola pikir dan memberikan tips finansial untuk ibu rumah tangga agar mencapai keluarga yang bahagia. 

Bukan hanya untuk ibu rumah tangga saja, buku ini cocok bagi yang mau mengelola keuangan agar bisa lebih bijak ketika menggunakan uang. 

Identitas Buku Rahasia Keuangan Keluarga Bahagia

  • Judul: Rahasia Keuangan Keluarga Bahagia Panduan Praktis untuk Ibu Rumah Tangga
  • Penulis: Nita Permata
  • Jumlah Halaman: 77 halaman
  • Penerbit: CV. Garuda Mas Sejahtera
  • Tahun terbit: 2024

Sinopsis Buku Rahasia Keuangan Keluarga Bahagia

Ternyata bukan sekedar mitos kalau masalah ekonomi bisa bikin konflik rumah tangga hingga berujung perceraian. Ini bukan semata-mata karena uang ya. Ada yang rumah tangganya juga baik-baik saja meski hanya memiliki uang sedikit.

Karena yang ditekankan dalam buku ini adalah perilaku dan mind set pasangan dalam menilai uang itu sendiri. Tidak bisa suami mengambil keputusan finansial sendiri, begitu juga istri. Keduanya harus mendiskusikan finansial secara baik dan matang untuk mencapai keluarga yang bahagia.

Buku ini menjelaskan kalau keuangan bukan hanya soal transaksi saja, tapi juga menjadi pondasi kebahagiaan keluarga. Keuangan bisa mempengaruhi kesejahteraan, stabilitas dan harmoni dalam rumah tangga.

Ketidakstabilan keuangan dapat memicu konflik dalam rumah tangga. Jika suami istri menyadari bahwa manajemen keuangan bisa meningkatkan kebahagiaan, mungkin perselisihan antara keduanya bukan menjadi hal yang rumit.

Ketidakstabilan tersebut membuat suami tidak bisa menafkahi istrinya, akses untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan hiburan menjadi tidak terpenuhi.

Buku ini pas banget sama aku yang ingin mengubah mind set tentang keuangan. Bukan hanya memberikan tips untuk mengelola anggaran, investasi, memperkuat tabungan, dan merencanakan masa depan, tetapi juga memberikan solusi untuk mencapai kestabilan finansial demi menjaga kebahagiaan dalam rumah tangga. 

Buku yang dibuat praktis untuk ibu rumah tangga. Tapi, setelah aku baca rasanya tidak hanya untuk ibu rumah tangga saja, semua juga bisa menggunakan tips dalam buku ini. Ditulis dengan bahasa sederhana, jadi mudah dipahami semua generasi. 

Pentingnya Mind Set dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga

Sebelum kita melangkah lebih jauh melakukan tips-tips pengelolaan keuangan keluarga, hal yang menjadi pondasi utama harus kita ubah terlebih dahulu. Mind set tentang keuangan merupakan kunci utama dalam perjalanan merencanakan keuangan. 

Dalm lingkungan di mana kita tumbuh, sudah mengakar bahwa uang dianggap sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan membeli barang. Sehingga benar adanya jika yang kaya bertambah kaya, sementara yang miskin, tambah miskin. 

Jadi ingat apa yang ering dibilang Theo Derick dalam podcast-nya, akan beda mind set orang kaya dan miskin jika sama-sama dikasih uang 50 juta. Mind set orang miskin, jika memiliki uang, akan habis begitu saja atau dibelanjakan barang hingga uangnya habis. Sementara mind set orang kaya adalah uang tersebut dikelola, sehingga uang itu akan terus bertambah. Terlihat kan perbedaannya?

Ibu rumah tangga mengelola keuangan
Sumber: Canva
Nah, dulu mind set aku tuh kayak gitu. Punya uang ya sudah habiskan saja beli kebutuhan yang ingin aku beli, nanti mah ya gimana nanti saja, uang masih bisa dicari. Iya kalau masih sehat, kalau sudah sakit? Jangankan cari uang untuk makan saja tidak berselera. 

Pola pikir tersebut yang justru mempersulit kita di kemudian hari. Padahal sebelum kita mau investasi, dasar menabung dulu yang harus kita perkuat. Itulah kenapa ya kita sudah diajarkan menabung waktu sekolah dasar. Memang se-penting itu menabung. 

Mungkin uang juga selain memberi rasa nyaman, namun juga memberi rasa ketakutan dan kekhawatiran. Apakah nanti uangnya cukup? kalau uang habis bagaimana? Pentingnya mempelajari literasi keuangan untuk mengidentifikasi hal-hal seperti itu. Terbuka pada pasangan dan anak-anak terkait keuangan membantu kestabilan ekonomi keluarga.

Tidak hanya peran ibu saja, anak-anak juga sudah harus dibekali tentang keuangan sejak dini. Anak-anak perlu memahami konsep pengeluaran dan tabungan. Kebayang ya jika semuanya berperan, baik ayah, ibu dan anak-anak semua dalam visi dan misi konsep keuangan yang sama.

Beruntung almarhum ayah sudah mengenalkan padaku konsep mengelola keuangan dan menabung. Dari kelas 3 SD, aku sudah dipercaya mengelola keuangan sendiri dengan cara diberikan jatah uang jajan setiap bulannya.

Setiap sudah gajian, ayah memintaku sama-sama menghitung pengeluaran ku. Dari mulai uang jajan hingga kebutuhan sekolah. Semuanya diberikan padaku.

Ayah memberiku uang jajan bulanan, jika dalam sebulan uang jajan itu sudah habis, ayah tidak akan memberi uang lagi untukku dan aku harus bertanggungjawab akan hal itu. Sebagian dari uang jajan aku gunakan untuk menabung di sekolah yang dikelola oleh wali kelas. 

Selain mengelola keuangan, ayah juga mengajarkan aku untuk bersabar jika ingin memiliki sesuatu. Aku harus menabung dulu, baru bisa membeli pensil warna yang aku inginkan. Walaupun ujungnya selalu dibelikan ayah, tapi dari situ aku jadi belajar untuk gemar menabung. Hal itu jadi habit hingga hari ini. 

Berperannya semua anggota keluarga, akan memperkuat hubungan keluarga dalam hal keterampilan keuangan. Jadi, jangan pernah ragu untuk membicarakan soal keuangan pada pasangan. Jika berbeda pendapat dengan pasangan, harus disamakan dulu dengan mencari solusinya agar bisa mencapai tujuan keuangan keluarga.


Dasar-dasar Perencanaan Keuangan Keluarga

Di buku ini dibahas dasar-dasar perencanaan keuangan keluarga dari mulai mengidentifikasi pendapatan hingga mengatasi hutang dengan bijak. Serta memiliki investasi yang bisa membantu kita saat masa kesulitan. 

1. Membuat Anggaran yang Efektif 

Langkah awal mengelola keuangan keluarga adalah dengan mengumpulkan jumlah pendapatan yang kita miliki. Sumber pendapatan yang berasal dari gaji, usaha, pekerjaan sampingan, investasi dan lain sebagainya. Lalu, identifikasi pengeluaran kita setiap bulannya dan besar cicilan yang dimiliki.

Aku sudah mencatat secara manual jumlah pemasukan dan pengeluaran selama menikah setiap bulannya. Pada akhir bulan, aku melakukan total pengeluaran apa saja yang sudah habis digunakan. Jadi terlihat uang digunakan untuk apa saja. 

Sementara suamiku mencatatnya di laptop menggunakan sheet, hingga mencetaknya jadi sebuah dokumen. Ini effort banget sih, haha. Bebas saja sesuaikan dengan kebutuhan keluarga, saat ini aku masih nyaman menggunakan buku pembukuan yang manual, karena lebih mudah dijangkau olehku yang lebih banyak menggunakan digital, menjadi penyeimbang tersendiri.

Perlu kita ketahui, catatan bisa berubah karena kondisi keluarga yang bisa berubah secara tiba-tiba seperti kondisi suami yang tiba-tiba resign. Maka anggaran yang kita keluarkan harus disesuaikan dengan perubahan tersebut, yang selama ini tidak terpikirkan olehku. Aku kira suami tidak akan pernah resign, ternyata kejadiannya begitu cepat dan mendadak, hhe.


2. Menetapkan Tujuan Keuangan

Menetapkan tujuan jangka pendek dan panjang ini penting banget dalam rumah tangga. Sehingga uang yang dikeluarkan dan yang ingin kita dapatkan menjadi jelas arahnya. Tujuan jangka pendek bisa berupa pembelian barang mewah, sedangkan jangka panjang berupa dana pendidikan, rumah dan dana pensiun.

Utamakan dulu kebutuhan primer, baru kebutuhan yang lain. Kebanyakan budaya kita justru kebalikannya mementingkan kebutuhan sekunder dulu, makan belakangan. Bahkan ada saudara suami yang menghemat biaya makan, rela hanya makna nasi saja agar bisa membeli rumah. 

Menurutku kurang etis ya cara seperti itu, tetap utamakan nutrisi makan kita agar kita juga selau dalam keadaan sehat. Irit sih, tapi kalau asam lambung naik bagaimana? Hehe. Lebih banyak lagi nanti biaya yang harus dikeluarkan. 

Makan bernutrisi juga kan tidak mahal, sederhana saja. Kecuali kalau sudah membeli makanan yang viral setiap hari baru termasuk pemborosan. 

Keseimbangan hidup juga perlu dilakukan untuk mencapai kenangan bersama keluarga. Boleh saja liburan bersama keluarga, seusai dengan anggaran yang dimiliki. 


3.Memperuat Tabungan dan Dana Darurat

Siapa sih yang tidak ingin memiliki dana tabungan dan darurat? Rasanya kalau sudah punya dana darurat hidup merasa menjadi tenang. Namun, kondisi keluarga yang berubah seringkali membuat kita harus bisa merencanakannya.

Tetapkan tujuan yang jelas agar kita bisa menabung. Misalkan ingin menyekolahkan anak, sehingga alokasinya jadi jelas untuk dana pendidikan. Drngan pendekatan menabung ini, keluarga bisa hidup sesuai dengan kemampuannya dan menabung yang bisa menjadi habit

Kita juga bisa memanfaatkan rekening yang berbeda untuk menabung. Misalkan rekening A untuk biaya hidup, B untuk keperluan pendidikan dan lain-lain. Setiap keluarga mungkin punya cara menabung yang berbeda. Hal ini bisa membantu kita untuk tidak melakukan belanja yang bersifat konsumtif semata.

4. Mengelola Hutang dengan Bijak

Jik memiliki hutang, buat anggaran untuk memprioritaskan hutang. Ini termasuk ke dalam alokasi cicilan tadi yang sudah aku jelaskan di atas. Alokasikan sebagian pendapatan keluarga untuk membayar hutang.

Konsisten dalam membayar hutang mengurangi hutang dengan efektif. Di buku ini dijelaskan bagaimana cara melakukan pembayaran hutang yang efektif. Sebaiknya hindari menambah hutang secara berlebihan. Pikirkan dengan matang agar tidak memperburuk kondisi keuangan keluarga. 

5. Memilih Instrumen Investasi yang Cocok

Jika semua langkah sudah dilakukan, barulah kita bisa mulai memilih investasi yang cocok bagi keluarga. Investasi disesuaikan dengan tujuan keuangan keluarga untuk jangka pendek atau panjang. Pilihan investasi ada saham, obligasi, reksadana, properti, emas dan lain-lain. 
Konsultasi keuangan keluarga
Bila perlu, konsultasikan pada profesional keuangan untuk merencanakan investasi atau dana pensiun nanti. 


Kesimpulan

Komunikasi yang baik dengan pasangan tentang keuangan dalam keluarga merupakan fondasi dalam kestabilan keuangan keluarga. Kita bisa melihat pasangan Raditya Dika dan istrinya yang aware dan saling mendiskusikan tentang keuangan rumah tangga.

Dalam membahas masalah keuangan, hindari kritik. Fokuslah pada pemecahan masalah dan mencari solusi bersama. Agak sulit memang, karena masing-masing punya ego merasa pengetahuan finansialnya lebih baik. Tapi, jika kita bersikap terbuka, akan membantu membangun kerjasama dalam hal keuangan dan menciptakan keluarga yang bahagia.

Ciptakan komunikasi yang sehat Engan pasangan dan anak-anak meningkatkan stabilitas keuangan keluarga. Siapa yang ingin ekonomi keluarganya stabil? 

Yuk, di mulai dari dalam rumah tangga terlebih dahulu. Kita samakan dulu persepsi keuangan bersama pasangan. Tertarik juga baca buku ini untuk pengelolaan keuangan keluarga? Jangan lupa pinjam di Ipusnas yaa!

Related Posts

16 komentar

  1. Ternyata yg perlu dibenerin adalah mindsetnya ya baru bisa atur keuangan keluarga dengan bijak. Kalau perekonomian mapan, anak istri juga bahagia. Pas aku ada app Ipusnas juga nih. Cari ahh, makasih rekomendasinya.

    BalasHapus
  2. Uang itu hal yang paling sensitif untuk dibahas dimanapun yaa..
    Masalahnya memang ujung-ujungnya bisa saling menyalahkan satu sama lain. Jadi, sebaiknya memang ada kesepakatan di awal, inginnya gimana dan untuk pengeluaran apa aja setiap pendapatan suami dan istri.

    Huhuuhu, aku termasuk yang parah banget kelola keuangan.
    Setelah membaca rangkuman buku "Rahasia Keuangan Keluarga Bahagia Panduan Praktis untuk Ibu Rumah Tangga", jadi tercerahkan. Terutama di bagian pemenuhan nutrisi demi mencapai goals keuangan. Ini yang paling utama bagi seorang Ibu yaa.. memastikan anggota keluarganya tetap kuat dan sehat.

    BalasHapus
  3. Sepakat, aku suka banget bahas pengelolaan keuangan keluarga seperti ini. Karena keuangan keluarga itu harus direncanakan bersama, kemudian dievaluasi sudah sesuai atau belum dan apa ada perubahan tujuan keuangan kita ga. Detailnya sih biasanya aku yang jalankan, diskusi sama suami lebih ke arah pemasukan berapa, dana yang ada, dikelola untuk apa aja, investasi bagaiamana. panjang deh, tapi jadinya nyaman dan tidak saling menyalahkan.

    BalasHapus
  4. Iya sih. Segala sesuatu tergantung sama mindset. Kalau mindsetnya sudah benar, maka mengatur keuangan akan menjadi lebih baik. Kita tidak akan meningkatkan pengeluaran hanya karena penghasilan kita bertambah.

    BalasHapus
  5. Wah bukunya cukup menarik, tidak hanya membahas tentang mengatur keuangan tapi juga mindset tentang keuangan rumah tangga ya

    BalasHapus
  6. Memang benar, masalah keuangan dalam keluarga ini adalah hal rawan yang bisa menyebabkan perpisahan suami istri. Jadi memang kuncinya harus saling terbuka dan dibicarakan bersama, ya. terus bisa lanjut dengan mengatur keuangan keluarga bersama-sama. yang selalu saya baca, selalu selalu prioritaskan kebutuhan, bukan keinginan.

    BalasHapus
  7. Pengelolaan keuangan keluarga pastinya berbeda lah ya dengan ketika masih single. Sehingga yang sudah berkeluarga perlu apik dalam perencanaan finansial ini, baik istri maupun suami

    BalasHapus
  8. Salut dengan semangat belajar literasi finansialnya. Pengalaman adalah guru terbaik ya. Tips dari buku "Rahasia Keuangan Keluarga Bahagia" pasti sangat membantu untuk menambah pahan praktek dalam hidup. mindset dan perilaku itu kunci. Semoga keuangan keluarga makin stabil dan bahagia selalu!

    BalasHapus
  9. dengan beberapa tips di atas bisa nih mengubah mindset ibu2 agar lebih bijak dan cerdas dalam mengelola urusan finansial keluarga agar tetap stabil

    BalasHapus
  10. Itulah yang sering terjadi pada banyak orang (nggak semua) yang menerima uang gusuran dalam jumlah banyak. Beli barang-barang mewah, gaya hidup mewah, lalu dalam waktu beberapa tahun habis semua.

    Bagiku itu jadi pelajaran sih, gimana supaya anak-anak nanti nggak seperti itu kalau dapat uang banyak (karena selama ini kami hidup pas-pasan).

    BalasHapus
  11. Masalah keuangan memang harus banget dikelola dengan baik, saya sendiri di bulan-bulan ini luar biasa kurang terkontrol nih efek dari lebaran dan libur panjang. Tau-tau pas ngecek pembukuan akhir bulan, wah lumayan boncos juga pengeluarannya. Jadi pelajaran banget agar tidak besar pasak dari pada tiang untuk kedepannya

    BalasHapus
  12. betul banget teh Fida, pengelolaan keuangan yang baik bisa membantu ibu-ibu agar bisa mengatur pendapatan di rumah tangga. Mind set orang kaya yang mengelola pendapatan hingga bisa menghasilkan tambahan pendapatan harus mulai dibiasakan jangan dihabiskan untuk urusan konsumtif semua.

    BalasHapus
  13. Saya mau Kak jadi keluarga bahagia, dan ya, salah satu caranya untuk jadi keluarga bahagia menurutku memang harus bisa mengatur atau mengelola keuangan. Karena kalau keuangan stabil, maka hidup pun akan tenang, dan tenang akan membawa kebahagiaan.

    BalasHapus
  14. dana darurat itu penting banget, kalo bisa sebelum berumah tangga sudah punya kebiasaan menyediakan dana darurat biar nanti nggak kaget

    BalasHapus
  15. Diskusi itu penting, ya, tetapi egonya harus dikendalikan dulu. Seringnya suami dan istri malah berdebat, bukannya sama-sama nyari solusi. Jadi, usahakan mood keduanya sedang bagus saat akan membicarakan urusan super penting ini :')

    BalasHapus
  16. Konten ini benar-benar membuka mata, terutama untuk yang masih menganggap keuangan keluarga cuma urusan suami atau ibu rumah tangga aja. Ternyata, pengelolaan keuangan itu soal komunikasi dan kerjasama, bukan cuma soal siapa yang bawa uang lebih banyak. Mindset dan perilaku dalam melihat uang bisa jadi penentu kebahagiaan keluarga. Buku ini juga mengingatkan betapa pentingnya merencanakan keuangan dari hal kecil, mulai dari menabung hingga investasi. Praktis dan relevan banget untuk siapa aja, bukan cuma ibu rumah tangga, karena setiap keluarga pasti butuh pengelolaan keuangan yang sehat!

    BalasHapus

Posting Komentar