cerita mbun

Contoh Kemandirian Anak Usia Dini, Perlu Kita Latih Sejak Dini!

12 komentar
Melatih kemandirian anak

Bulan Januari tahun ini Aqlan sudah memasuki usia 4 ahun. Satu tahun lagi usianya sudah cukup memasuki sekolah TK. Sebetulnya usia segini juga sudah bisa sekolah. Ada banyak macam sekolah sekarang, bahkan sejak usia 1 tahun. Namun, kami sepakat untuk belum menyekolahkannya karena kami masih ingin melatih dan melihat contoh kemandirian anak usia dini pada Aqlan.

Pengen sih, sekolahin Aqlan dari usia 4 tahun, tapi ragu dan banyak pertimbangan lainnya. Aku juga sebagai orang tua belum siap, jadi sambil berjalan aku persiapkan semuanya. 

Soal kemandirian inilah yang kadang bikin aku ragu. Banyak yang bilang, justru kalau anak disekolahkan nanti jadi mandiri. Hmm apa iya begitu? Kok aku ragu ya. Justru anak harus dipersiapkan menuju mandiri, agar ia siap menghadapi sekolah.

Mau sekolah karena memang ia happy, bukan karena tertekan harus mandiri. Jadi, selagi ada waktu tahun depan aku dan suami sambil melatih kemandiriannya di rumah. Melakukan aktivitas pra membaca dan menulis, sehingga ia lebih enjoy menjalaninya.


Cara Melatih Kemandirian Anak

Kemandirian anak tidak datang begitu saja, perlu dilatih agar menjadi kegiatan yang biasa dilakukan. Membiasakan disiplin baik untuk tumbuh kembangnya. Melatih kemandirian anak juga bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari saat anak sedang berkegiatan. 

1. Memberikan Tugas Sederhana

Orang tua bisa memberikan tugas sederhana atau meminta bantuan pada anak. Memberikan tugas sederhana sesuai dengan usianya. Kita melatih kemandirian anak sejak dini, namun tidak memaksanya melakukan perintah yang sulit. 

Misalkan saat usia 4 tahun, anak sudah bisa diajak ngobrol, berikan tugas sederhana untuk mengelap bekas makanan yang ia jatuhkan. Ajak ia juga terlibat dalam pekerjaan rumah. Tidak harus selalu rapi dan bersih, yang penting ia mau belajar dari kegiatan yang ia lakukan.

2. Membiarkan Anak Membuat Keputusan

Tanpa disadari, seringnya orang tua mengatur apa yang anak suka. Padahal anak juga memiliki keinginannya sendiri. Aku masih ingat waktu kecil, selalu ingin pakai baju pilihan ku sendiri namun tidak boleh harus sesuai keinginan orang tua.

Sekarang saat Aqlan selalu ingin memilih baju yang ia kenakan, aku membiarkan ia memilih bajunya untuk belajar mengambil keputusan. Selain soal baju, aku juga tanya Aqlan mau makan nggak? Mau makan sama apa? Aku selalu melibatkan anak memutuskan sesuatu, berharap kelak ia bisa memilih keputusannya sendiri. 

3. Merawat Diri Sendiri

Hal yang paling mendasar dari contoh kemandirian anak usia dini adalah merawat dirinya sendiri. Dari hal yang paling mudah yaitu makan sendiri, mandi, gosok gigi, pakai baju semuanya dilakukan sendiri. Termasuk sudah selesai dalam melatih toilet training.
Merawat diri sendiri
Berhasil merawat diri sendiri merupakan prestasi bagi anak loh, Aqlan jadi ketagihan kalau setiap gosok gigi ingin gosok gigi sendiri nggak mau aku bantu. Ketika anak sudah bisa melakukannya sendiri ia sudah enggan lagi dibantu orang tuanya. Walaupun ada rasa khawatir takut masih kotor giginya, aku hanya melihat saja sambil sesekali memberitahu bagian yang masih belum tersikat dengan benar. 

4. Memberikan Kesempatan untuk Mencoba

Anak usia dini memiliki rasa penasaran yang tinggi. Apalagi jika melihat orang tuanya melakukan sesuatu, selalu saja pengen ikutan. Saat ayahnya sedang membetulkan lampu dengan menaiki tangga, ia juga ingin ikut naik tangga. 

Aku selalu memberikan kesempatan untuk ia mencoba, yang penting lihat dulu kegiatannya berbahaya atau tidak. Selalu temani anak jika ia ingin mencoba sesuatu. 

Pernah juga Aqlan penasaran dengan saos yang aku makan. Dia selalu penasaran dengan rasa pedas seperti apa, akhirnya aku beri icip sedikit saja dan dia sudah kepedasan. Kapan lalu aku tawari lagi, ia menolak karena sudah tahu rasanya pedas seperti apa. 

5. Tidak Memburu-buru Anak 

Memang menjengkelkan ya Bun, melihat anak melakukan sesuatu dengan sangat lama, haha. Aku pun kadang tidak sabar melihat kegiatannya yang nguprek aja kok lama banget selesainya. Rasanya pengen ambil alih aja, biar Bunda yang lakukan semua, hehe.

Sebaiknya tidak memburu-buru anak yang sedang belajar mandiri ya, karena anak sedang mempelajari sesuatu dari kegiatan yang ia lakukan. Misalkan saat mencuci sayuran, ia akan mengamati sayuran dan mencucinya hingga bersih. Walaupun terkesan seperti main air, sebaiknya kita sabar menunggu.

6. Jangan Banyak Mengoreksi

Jangan banyak mengoreksi kegiatan yang sedang anak lakukan. Saat menggambar atau mewarnai, biarkan saja dia mewarnai sesuka hati meskipun tidak nyambung. Semakin banyak mengoreksi, anak jadi tidak mau mewarnai lagi. 

7. Beri Ruang Sendiri

Berikan anak ruang sendiri, dengan anak bermain sendiri ia bebas beraktivitas dan semakin menunjukkan sisi kreatifnya. Kadang Aqlan juga tidak mau aku temani bermain. Yasudah kalau lagi nggak mau bermain dengan ku, biasanya aku hanya memantau saja, hehe. 

Lalu, bagaimana anak dikatakan sudah mandiri? Apa contoh kemandirian anak usia dini?


Contoh Kemandirian Anak Usia Dini

Kemandirian pada anak adalah kemampuan anak untuk mengatur perilaku dan memiliki inisiatif untuk melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga ia tidak bergantung lagi pada orang lain. Anak yang mandiri bisa mengerjakan semuanya sendiri, tanpa dibantu lagi oleh orang tua. 


1. Sudah Bisa Merawat Diri Sendiri

Anak dikatakan mandiri ketika ia sudah bisa merawat dirinya sendiri. Sudah bisa pup sendiri dan bisa membersihkannya sendiri. 

Anak yang sudah bisa merawat diri sendiri menunjukkan bahwa ia mulai mandiri dan tidak terlalu bergantung pada orang tua. Apalagi sudah memasuki usia sekolah, penting sekali jika sudah lulus toilet training

Di sekolah orang tua tidak khawatir lagi jika anak ingin BAB atau BAK. Penting sekali memahami tujuan dari toilet training sebelum melatihnya mandiri. 

2. Berani Mengambil Keputusan

Mendorongnya untuk mengambil keputusan akan bermanfaat bagi masa depannya kelak. Anak yang berani mengambil keputusan atas pilihannya ia akan tampil percaya diri di sekolah.

Ini juga baik bagi anak untuk belajar memecahkan masalah. Ketika sudah sekolah, tidak ada lagi orang tua yang selalu mengawasi, anak jadi tidak takut dan berani menghadapi situasi meski tidak ada orang tua di sampingnya. 

3. Merawat Barang Miliknya Sendiri

Contoh kemandirian anak usia dini yang lain adalah sudah memiliki rasa kepemilikan. Anak tahu barang miliknya sehingga ia jaga dan simpan kembali pada tempatnya setelah selesai bermain. 

Anak juga tahu bagaimana cara menjaga barang milik orang lain. Jika ingin meminjam, pinjam dengan cara yang baik. Begitu juga dengan meminjamkan barang pada teman yang sedang membutuhkan.

4. Berani Berinteraksi dengan Orang Lain

Keberanian ia berinteraksi dengan orang lain merupakan contoh kemandirian anak usia dini. Ini yang Aqlan sudah lakukan juga. Ia selalu menyapa tiap orang lewat depan rumah. Ia juga sudah berani mengajak bermain teman ke rumahnya. 
Anak belajar berinteraksi
Bermain di rumah orang lain, juga salah satu cara anak berinterkasi. Awalnya aku temani, saat dirasa sudah aman aku sudah tidak menemaninya lagi bermain. Anak juga belajar cara beretika ketika sedang di rumah teman dan berinteraksi dengan orang lain. 

5. Bisa Mengatur Waktunya Sendiri

Sejak bayi aku sudah menerapkan jadwal untuk Aqlan, kapan harus makan, tidur dan bermain. Kebiasaan itu ternyata membantu Aqlan untuk belajar mengatur waktunya sendiri. 

Hal yang disepakati bersama ketika bermain di luar adalah kalau sudah siang hari wajib pulang ke rumah untuk istirahat. Jadi, dia sudah tahu kalau siang hari sudah tidak boleh bermain lagi dan harus pulang ke rumah. Tanpa harus aku jemput, tiba-tiba anaknya pulang sendiri sambil bilang, "Mbun, Aqlan pulang." Percis seperti Nobita yang baru pulang sekolah, wkwkwk.


Kesimpulan

Sebelum anak siap di sekolah, aku melatih kemandiriannya di rumah. Sehingga ia lebih siap interaksi dengan orang lain dan merasa percaya diri. Melatih kemandirian anak usia dini juga diperlukan kesabaran, tidak perlu saklek namun tidak juga longgar. 

Contoh kemandirian anak usia dini ini perlu mendapatkan dukungan penuh dari orang tua. Jangan lupa berikan apresiasi kepada anak jika sudah berhasil mandiri dan mau mencoba segala sesuatu dengan sendiri. 

Semua ada prosesnya dan hargai proses mandiri tersebut. Yuk, ayah dan bunda sharing di kolom komentar ya contoh kemandirian anak usia dini yang sudah anak tunjukkan di rumah, ada apa saja?




Referensi:

  • 7 Cara Melatih Kemandirian Anak Usia Dini, Sederhana dan Bermakna - https://id.theasianparent.com/ab00035-cara-melatih-kemandirian-anak-usia-dini
  • 10 Contoh Sikap Mandiri di Sekolah yang Wajib Anak Miliki - https://www.generasimaju.co.id/artikel/4-tahun/pola-asuh/contoh-sikap-mandiri-di-sekolah

Related Posts

12 komentar

  1. Benar mbak, kemandirian anak harus didukung penuh oleh orang tua, tidak diburu-buru dan membiarkannya berjalan natural, yang penting anaknya happy dulu. Sedikit demi sedikit anak akan mampu beradaptasi dengan teman2 dan lingkungan barunya. Yang utama dia bisa mengurus diri sendiri dalam hal2 sederhana ya. TFS.

    BalasHapus
  2. Melatih kemandirian anak sejak dini adalah investasi berharga. Dengan memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba dan belajar dari kesalahan, kita membantu mereka membangun rasa percaya diri dan kemandirian. Mari dukung anak-anak kita untuk menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.

    BalasHapus
  3. Kemandirian memang tidak akan datang secara tiba-tiba, tapi harus dilatih dan didukung oleh orang tua agar anak bisa memahami dan bisa mengaplikasikan sifat mandiri dalam kehidupan sehari-harinya, jadinya orang tua juga harus belajar dulu, ya, bagaimana mengajarkan anak-anak dengan sifat mandiri ini

    BalasHapus
  4. Melatih anak sejak usia dini dengan menanamkan karakter dan kebiasaan baik akan menjadi kebiasaan yang tidak mudah hilang sampai dewasa.

    BalasHapus
  5. ​Wah, artikelnya sangat informatif dan bermanfaat! Tips melatih kemandirian anak usia dini yang Mbak bagikan benar-benar aplikatif dan mudah diterapkan. Semoga semakin banyak orang tua yang tercerahkan dengan tulisan ini. Terima kasih sudah berbagi pengalaman dan ilmu, Mbak Alfida!

    BalasHapus
  6. Bener, melatih mandiri itu penting bgt. Aku pun menerapkannya pd anak2 spy ortu ni ga repot nantinya, sedikit2 dimintai bantu.

    BalasHapus
  7. Setuju banget. Yang nomer lima itu bener-bener bikin ortu harus sabar. Apalagi kalau keadaannya kepepet dan butuh waktu cepat. Tapi memang seperti itu lah masa anak-anak dan mereka perlu belajar untuk melewati masa 'penuh kesabaran orang tua' agar lebih risilient di masa depan. :)

    BalasHapus
  8. Umur 4 tahun emang harusnya udah dilatih kemandirian sih, misalnya melibatkan anak untuk urusan pribadinya. Seperti merapikan tempat tidur, membereskan mainan. Beri kesempatan juga untuk membuat keputusan, misalnya memilih bajunya sendiri. Hal sederhana yang bisa bantu melatih kemandirian banget sih.

    BalasHapus
  9. Melatih anak mandiri itu awalnya mungkin terasa sulit, kasihan juga melihat anak sejak kecil sudah harus tanggung jawab ini itu untuk dirinya. Tapi sungguh, percayalah, kelak itu semua akan jadi bekal terbaiknya di masa depan. Semoga kita semua bisa membimbing anak-anak kita dengan skill yang mengasah kemandiriannya

    BalasHapus
  10. Belajar apa pun untuk anak memang mesti dilakukan secara sersan, serius tapi santai. Termasuk untuk belajar kemandirian ini. Saya terusterang lupa gimana duku ngajarin anak, lhawong anaknya udah gede sekarang.

    BalasHapus
  11. Memicu kemandirian untuk anak usia dini, banyak memang caranya. Kalau saya sendiri, selalu ingin membiarkan anak apa adanya sesuai dengan minatnya. Tak harus ngelarang ini itu. Terkecuali ada hal yang memang perlu diluruskan pada saat anak membuat kesalahan.

    BalasHapus
  12. Setuju banget sih, cara untuk mulai menanamkan budaya apapun kepada anak termasuk kemandirian ya harusnya dari rumah, jangan berharap itu bisa dilakukan di sekolah. Karena ya orangtua bakal berpengaruh banget ke perkembangan anak dan harusnya malah sekolah menjadi cara mereka untuk mengembangkan budaya yang ada di rumah bukan malah budaya itu awalnya dari sekolah, malah bisa jadi dia jadi tertekan

    BalasHapus

Posting Komentar