cerita mbun

Kedai Seblak Eka Aulia Subang: Sensasi Pedas yang Bikin Rela Antri!

15 komentar
Tempat makan seblak enak

Mudik kali ini bukan cuma soal bertemu keluarga, tapi juga menuntaskan rindu pada satu hal: seblak! Tergoda saat adikku mengunggah momen makan seblak, sukses bikin aku ngiler. Langsung aku komen, “Nanti ajak kakak makan seblak di sana ya! Dan akhirnya, aku harus berburu seblak idaman di kampung halaman.

Di Subang, seblak enak bukan hal yang sulit ditemukan. Karena cuma semalam di sana, aku harus memilih dengan bijak. Aku putuskan mencoba seblak yang sudah lama bikin penasaran. Ternyata, lokasinya tak jauh dari rumah, masih satu desa.

Meski warung ini ada di perkampungan, antreannya luar biasa. Ada yang makan di tempat, ada juga yang take away seperti aku. Aqlan berkali-kali bertanya, "Mbun, udah selesai belum?" Terlihat juga muka suami yang udah mulai bete menunggu lama, sampai ditanya mau menu apa juga jawabnya "terserah", haha. 

Sementara aku masih berdiri di barisan panjang. Hampir satu jam menunggu, dan akhirnya, satu bungkus menu yang aku pesan ada di tanganku. Menu apa aja yang aku pesan? Simak sampai akhir ya, buat pecinta seblak janji jangan ngiler juga loh ya!

Asal Mula Seblak

Sebelum aku spill menu di Kedai Eka Aulia Subang, siapa nih yang suka makan seblak kayak aku? Jangan ngaku suka makan seblak, tapi nggak tahu sejarahnya gimana, hehe. 

Tahu ngak sih, ternyata seblak sudah ada dari jaman penjajah Belanda dulu! Legendaris baget ya makanan satu ini, aku juga baru tahu kok, hehe. Kirain malah muncul dari tahun 2000an aja.

Orang Sunda kan kreatif ya, hehe jadi tadinya kerupuk-kerupuk ini menumpuk dan mubazir kan kalau sampai basi atau dibuang. Daripada nggak kemakan, mending dibikin makanan aja deh. Jaman dulu masyarakat sering memanfaatkan bahan baku di sekitar agar bisa menjadi makanan yang enak. Bersyukur kehidupan kita nggak sesulit waktu jaman penjajahan dulu, kayaknya mau makan aja susah banget. 

Dulu namanya "kerupuk leor", dari daerah Garut dan Cianjur. Kerupuknya direbus dan diberi bumbu saja. Kalau sekarang, semakin berkembang cara membuat dan bahan bakunya. Namanya juga dikenal dengan seblak, dari asal kata “nyeblak” yang berarti mengagetkan. Ada juga yang bilang dari kata “segak” atau “nyegak” yang artinya menyengat. Saking pedesnya ya jadi nyelekit gitu ya, pokoknya gitu deh, wkwkwk. 

Sekarang variannya banyak, bukan hanya kerupuk kuning saja, tapi ada yang warna-warni degan berbagai bentuk dan toping dunia, seperti kwetiaw dan berbagai frozen food. Sayurannya juga bermacam-macam ada sawi hijau, putih dan jamur enoki. Ada seblak original dengan bahan telur dan kerupuk saja maupun prasmanan yang bisa mengambil sendiri sesuai selera.

Seblak prasmanan ini yang sekarang sedang naik daun. Di mana-mana sering aku temukan seblak prasmanan. Tapi, jangan sampai khilaf ya, banyaknya toping sering kali membuat kita tidak sadar pas dihitung bisa mengeluarkan uang yang banyak. Pertama kali coba seblak prasmanan seharga 25 ribu, sama dengan harga semangkuk bakso, rasanya pengen semua dicoba.

Kalau di Kedai Eka Aulia Subang konsepnya bukan prasmanan, meski begitu tetap menggunakan frozen food juga. Hanya saja ada beragam macam varian menu. 

Lokasi Kedai Seblak Eka Aulia Purwadadi, Subang

Kedai Seblak Eka Aulia memanfaatkan pekarangan rumah untuk dijadikan kedai. Ide yang bagus nih, bagi teman-teman yang ingin memulai bisnis kuliner atau apapun bisa memanfaatkan halaman sebagai toko, tidak perlu sewa ruko. Mungkin awalnya juga usaha rumahan dan berkembang menjadi kedai.

Lokasi kedai seblak Eka Aulia Subang
Untuk menuju ke sana, mudah sekali. Lokasinya ada di Jl. Wanakerta, Kecamatan Purwadadi, Subang. Tidak jauh dari PT. Evolution Tyres Subang. Setelah pabrik ada patung belok ke kanan. Lurus terus hingga bertemu mesjid besar, lalu belok kanan. Saat belok sudah terlihat kedai yang dipenuhi dengan motor yang sedang parkir. 

Kalau mudik yang dicari makanan. Saat tiba di rumah langsung cek menu seblak. Besoknya saat pulang mampir dulu di Hutan Jati Cafe & Gelato Purwakarta.

Menu Kedai Seblak Eka Aulia Purwadadi, Subang

Daftar menu kedai seblak Eka Aulia Subang
Sebelum berangkat ke Kedai Seblak Eka Aulia, aku memilih menunya dari rumah. Kebetulan adikku menyimpan foto menu di gallery handphone. Biar di sana nggak begitu lama karena memilih menu. Bisa dicoba juga ya buat kamu kalau pesan makanan di restoran, jangan sampai malah lama di kasir dan membuat antrian makin panjang. Udah di kasir malah bingung pilih apa, kan jadi tambah lama.

Kalau sudah tahu mau pesan apa, kan tinggal sat set aja. Pesanan kita juga jadi cepat dibuatnya. Menunya banyak banget. Ada cemilan yang manis, gurih dan pedas. Pengen coba semuanya, tapi nggak mungkin perutku bisa nampung semuanya.

Selain itu, tersedia juga berbagai macam minuman. Adikku pesan Smoothies Alpukat, yang beneran smooth banget. Ditaburi keju yang banyak di atasnya, saat menelan tenggorokan terasa halus banget. 

Kuah merah yang menggoda dengan rasa pedas manis sesuai seleraku, aroma kencur yang khas, kerupuknya kenyal sempurna, dan topingnya melimpah. Tiap suapan bikin ketagihan sampai nggak sadar porsi menu seblak komplit yang aku pesan ludes. 

Rasanya? Juara! Kedai Seblak Eka Aulia ini sesuai banget sama seleraku yang manis dan pedasnya pas, karena aku pesan yang tidak terlalu pedas. 

Antrean panjang tadi langsung terbayar lunas. Momen makan seblak ini bukan cuma soal rasa, tapi juga nostalgia yang bikin ingin balik lagi.

Seblak komplit pedas

Seblak komplit ini bikin aku kenyang banget. Satu mangkuk penuh banget habis aku lahap sendiri. Mama sampai kaget melihatnya, "Yakin, Kak, habis sendiri?" Yakin dong jawabku mantap. Kalau urusan seblak, aku nggak rela bagi-bagi. 

Kalau suami aku pesankan mie goreng saja, siapa suruh jawab terserah. Mie goreng tanpa pedas, biar bisa berbagi dengan Aqlan, hahaha. Ehh tetap minta punya aku juga kan, hmmm.

Aku pesan dua seblak komplit, satu mie goreng smoothies alpukat, dua pop ice durian dan 1 es milo untuk Aqlan. Semuanya habis 97 ribu. Dua ribu untuk parkir, jadi sisa satu rupiah saja. Murah banget kan 99 ribu dapat banyak?

Biasanya aku kalau beli seblak wajib pakai kerupuk kuning, jamur enoki dan frozen food. Dengan sedikit kuah. Kalau kamu seleranya gimana? Tanpa kuah atau dengan kuah yang banyak?

Berbagai jenis seblak yang beragam itu semua ada di Kedai Seblak Eka Aulia yang hits banget di Subang. Kalau kamu sedang berkunjung ke Subang, wajib banget sih nyobain seblak di sini. Jangan lupa siapkan kesabaran, karena antrian yang panjang. 


Momen Makan Seblak Bersama Keluarga

Pokoknya setiap ke Subang yang aku cari cuman seblak. Di Subang, banyak sekali kedai seblak yang enak. Tapi, yang lebih cocok di lidahku Kedai Seblak Eka Aulia Subang, karena kuahnya ngaldu dan medok banget. 

Berbeda dengan di Karawang, tempat tinggalku. Mungkin perbedaan seblak Karawang dan Subang ada pada cara memasak dan bumbunya. Kalau di Karawang bumbunya kurang medok, terlalu gurih. Sedangkan aku suka yang kuahnya berwarna merah, tapi kental tidak terlalu banjir. 

Sesampainya di rumah kami langsung melahap seblak bersama. Aku memakan seblak habis sendiri, sementara adikku berdua dengan mama. Seblak komplit ini porsinya banyak banget, jadi bisa dibagi dua.

Makan seblak jadi momen makan bersama keluarga. Setiap adikku beli seblak, ia selalu mengirimkannya padaku melalui pesan online. Adikku selalu sukses bikin aku ngiler. Katanya dia berjanji akan traktir aku seblak lagi kalau ke Subang. Di Kedua Seblak Aulia pun dia yang traktir, hihi. Makasih yaa adik manis. 

Kesimpulan 

Seblak adalah makanan yang berbahan dasar kerupuk. Diolah dengan bumbu khas menjadi makanan yang lezat. Seblak banyak disukai oleh banyak kalangan dan usia. 

Di Subang, terdapat kedai seblak yang pedas dan banyak digemari oleh banyak pengunjung. Banyak yang rela mengantri di Kedai Seblak Aulia Subang demi bisa merasakan kelezatannya. 

Seblak kerap kali dipandang tidak sehat karena berbahan kerupuk yang "tidak matang", mungkin bisa diimbangi dengan menambah protein seperti telur dan ayam, serta sayuran. Asal jangan pedas banget ya, bisa-bisa sakit perut nanti kalau nggak kuat pedas. 

Banyak varian seblak yang bisa kita kreasikan. Yuk, cobain seblak pedas di Kedai Seblak Eka Aulia Subang!

Related Posts

15 komentar

  1. Saya itu pertama kali makan seblak di Depok, Mbak. Awalnya agak merasa aneh, kok kerupuk direbus ya? padahal sebelumnya dijemur biar garing hehehe.
    Saya suka seblak, hanya tidak bisa terlalu pedas. Padahal seblak semakin pedas, semakin mantul ya, Mbak hahaha.
    Terus, walau banyak warung seblak, pasti ada perbedaan rasa dari racikannya.
    Pasti Mbak Fida happy bisa menikmati seblak dari warung favoritnya.

    BalasHapus
  2. Seumur-umur belum pernah makan seblak meski aku suka makanan pedas. Kok kayaknya aneh ya kerupuk dicampur bumbu2. Tp makanan yang udah legendaris sejak zaman penjajahan Belanda ini emg disukai banyak kalangan. Adikku aja sampe bawa hampir tiap hari.

    Kyknya emg hrs banyak topping ya kak biar berasa nambah gizinya. Kyk tambahan telur, ayam, atau sayuran. Biar komplit aneka rasanya dan tentu saja gizinya.

    BalasHapus
  3. Noted kak Husna, bener juga kalo prasmanan gitu kudu teliti saat mengambil makanannya. Nanti sangking kalapnya yang ada malah kelabakan pas mau bayar hehe. Dan tentunya pastikan bahwa porsi seblaknya pasti habis dimakan ya

    BalasHapus
  4. Kasian banget paksu udah nganterin, antri lama, eh yang dipesenin malah mie goreng. Mending masak di rumah ga sih wkwk..aku baca aja pengen nyicip euy, gimana yaa ini? Apa aku langsung pesan tiket ke Subang aja nih, mau makan seblak Eka aulia ini?

    BalasHapus
  5. Kebayang sih betapa enaknya itu seblak. Duh, aku jadi ngiler. Padahal, dulu aku tuh nggak suka makan seblak. Pas ngekos di Semarang saja, pas temanku pada gofood seblak, aku nggak pernah ikutan.
    Lihat seblak pesanan sampeyan kok bikin aku ngiler.

    BalasHapus
  6. Saya juga doyan seblak Mba. Di dekat rumah ada yang jualan, tapi nggak sampe antri 1 jam juga , hahahaha... Saya juga pernah nyobain seblak di Cimahi, tapi seblaknya kering, tanpa kuah. Rasanya tetap maknyoos.. uenak polll

    BalasHapus
  7. Apa saya saja ya yg suka beli seblak, tapi tak pernah kasih pedas. Hehehe...
    Saya sering juga ditanya penjual nya. Yakin gak pedas? Nanti gak enak dong, gitu katanya...
    Ya gimana ya, walau gak pedas, tapi kalau emang seblak nya enak, ya saya sukanya gak pedas sih. hehehe...

    BalasHapus
  8. Aku akhir-akhir ini juga seneng ngajakin suami ama anak-anak makan seblak..
    Kok yaa, pas gituu.. di deket rumahku ada warung seblak viral. Dan rasanya enaakk..

    Kudu banget dicobain kalau ke Subang nih..
    Makan Seblak Eka Aulia. Selain memang makanan Sunda itu selalu terasa humble dari segi bahan, namun dari segi rasa.. sangat kaya!
    Rasanya lidahku pertama kali nyobain seblak tuu.. WOW!

    BalasHapus
  9. Seblaaak....kalau lihat seblak suka nhileer 😃😃. Kadang saya suka buat sendiri bisa seblak kering atau seblak basah, cikurnya yang banyaak biar enak. Kalau saya mampir kenSubang mesti dicoba ini seblaknya.

    BalasHapus
  10. Klo di Subang tuh kuah seblaknya berasa kencurnya kah? Di Semarang tuh rata2 yg jualan seblak kurang kerasa kencurnya, jadi agak kurang pas aja rasanya. Mungkin ada sih, tapi saya yang belum nemu aja kalik yaaa...

    BalasHapus
  11. Ternyata seblak malah sudah lama ada ya. Kirain baru sekrang aja karena viral di mana".

    Btw, salam kenal mba.

    BalasHapus
  12. Aku juga suka seblak mbak. Apalagi yang prasmanan. Cuma nggak suka harganya aja. Karena seblak ini sering bikin kalap, tiba2 pas bayar kok jadi mahal gitu wkwk

    BalasHapus
  13. Uwwuuuww, kangen banget makan seblak. Sekarang kalau pengen musti bikin sendiri.huhu. Padahal lebih yahut makan seblak langsung di kedai, apalagi di daerah asalnya si seblak, pasti lebih mantaapz.

    BalasHapus
  14. Asli sih orang Sunda memang kreatif sekali dalam mengolah makanan, apalagi olahan buat jajanan. Dari yang asalnya seblak original yang berbahan kerupuk mentah direbus, kini variannya jadi banyak banget buat dipilih

    BalasHapus
  15. Saya pertama kali coba seblak prasmanan saat tinggal di Makassar (padahal uda jauuh dr tatar sunda yaaa..). Ini sudah pindah Kediri, ada juga seblak prasmanan di sini. Tapiiii...saya malah lebih suka seblak ori ala koko rafael yg sempat viral iti. Sesekali saya bikin sendiri di rumah.

    BalasHapus

Posting Komentar