cerita mbun

Stop Mengancam Anak! Begini Cara Memarahi Anak yang Benar

14 komentar
Cara memarahi anak yang benar

Setiap hari orang tua sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Pekerjaan sering membuat orang tua cepat lelah. Kalau sudah lelah, biasanya emosi mudah memuncak dan melampiaskannya pada anak jika anak melakukan sesuatu yang membuat orang tua marah. Mengancam dan membentaknya agar anak nurut apa yang orang tua katakan. Padahal ada cara memarahi anak yang benar.

Tidak perlu mengancam apalagi memukul yang dapat menimbulkan dampak negatif jangka panjang pada anak. Anak belum mengerti ketika ia dimarahi, apalagi tiba-tiba dicubit karena melakukan kesalahan yang ia belum mengerti. Menghukum secara fisik dapat menimbulkan trauma bagi anak. 


Dampak Negatif Sering Memarahi Anak

Ayah dan bunda sering memarahi anak? Atau tidak sengaja membentaknya? Cara mengatasi anak melawan orang tua kerap kali menggunakan tindakan yang negatif bahkan dengan kekerasan. 

Aku pernah bicara dengan nada tinggi, sesudahnya menyesal dan meminta maaf. Kalau sudah begitu biasanya aku menjauh dulu dari anak sampai emosiku tenang, lalu menggunakan cara memarahi anak yang benar. 

Agar tidak sering memarahinya, perlu diketahui beberapa dampak negatifnya bila sering memarahi anak. 

1. Anak Merasa Tidak Percaya Diri

Orang tua yang selalu memarahi anaknya membuat anak selalu melihat hal negatif pada dirinya. Sehingga ia menjadi tidak percaya diri untuk mencoba hal yang baru. Hilangnya kreatifitas menghambat tumbuh kembangnya. 

2. Anak Sulit Bergaul

Anak yang sering dimarahi membuatnya takut berbuat salah, sehingga ia membatasi interaksinya dengan orang lain. Ia selalu ketakutan kalau nanti akan berbuat salah dan menimbulkan kekacauan yang bisa membuat orang tuanya marah. 

Padahal interaksi dan hubungan sosialnya dengan orang lain sangat penting untuk tumbuh kembangnya. Ia juga belajar komunikasi dari orang lain. Tapi, kalau sering dibentak anak jadi pendiam dan sulit untuk memulai pertemanan. 

3. Terganggunya Fungsi Berpikir

Saat anak dibentak, sambungan neuron pada sel otak akan terputus. Hal ini sering disampaikan oleh dr. Aisyah Dahlan, bahwa anak yang dibentak terganggu proses berpikirnya. 

Di sekitarku juga ada anak yang sering dimarahi oleh orang tuanya padahal hal kecil, tapi aku perhatikan mudah sekali membentak dan memarahinya. Proses belajar anaknya jadi terhambat, sehingga ia mendapatkan nilai yang paling jelek di kelasnya. Untuk memecahkan pelajaran matematika yang mudah saja ia sulit memahaminya. 

4. Anak Jadi Pemarah

Melihat orang tuanya yang selalu marah-marah, anak jadi mengikuti apa yang orang tua lakukan. Anak membenarkan kalau selalu marah adalah perbuatan yang boleh dilakukan, sehingga ia mengikutinya. Kita harus belajar lagi bagaimana cara melatih emosi

Anak suka marah-marah
Anak berpikir kalau cara menyelesaikan masalah bisa dengan jadi orang yang pemarah. Jangan heran kalau lihat anak yang pemarah bagaimana kondisi orang tuanya, akibat dari perlakuan orang tua terhadap anaknya.

5. Sulit Mengungkapkan Perasaannya

Anak jadi memendam perasaannya karena takut apa yang ia rasakan membuat orang tua marah. Padahal penting banget loh, anak menunjukkan perasaannya. Aqlan termasuk anak yang menunjukkan perasaannya. Kita jadi bisa membimbingnya dan tahu apa yang sedang ia pikirkan.

Cara memarahi anak yang benar tidak akan membuat anak mempunyai dampak sosial yang negatif. Interaksi dengan orang lain juga jadi tidak bagus, karena cenderung ingin selalu diperhatikan.

Cara Memarahi Anak yang Benar

Cara memarahi anak yang benar butuh kesabaran ekstra. Pasalnya kita sudah tahu ilmunya, tapi mengelola emosi sendiri rasanya masih sulit dan masih berproses sampai sekarang. Jangan khawatir, ada temannya, namun jangan dianggap sepele juga ya. 

Semakin kita belajar, Insya Allah emosi semakin bisa kita kendalikan. Sadar akan dampak negatif untuk kesehatan mental anak, membuat kita bisa mengambil jeda lalu menasihatinya dan didengar oleh anak.

Dari beberapa artikel yang aku baca, aku merangkumnya yang ternyata percis seperti yang aku lakukan dalam menghadapi perilaku anak yang menantang. 


1. Dengarkan Pendapat Anak

Anak punya pendapatnya sendiri. Dengarkan ia dan jangan menghakiminya. Daripada langsung memarahinya, coba tanyakan dulu apa yang menyebabkan tingkah laku anak membuat orang tua marah.

Siapa tahu ia hanya ingin membantu ayah dan bunda saja. Aqlan juga begitu, selalu ingin membantu pekerjaan rumah. Kalau aku sedang masak, ia yang paling sibuk sendiri. Alih-alih membantu, alhasil dapur jadi berantakan nggak karuan.

Sebenarnya dalam hati aku kesal dan pengen marah, tapi aku tahan, haha. Sebisa mungkin aku menunjukkan sikap mendukungnya, bahwa yang ia lakukan adalah proses belajar dan eksplorasi, jadi tidak apa-apa berantakan. 

Kalau dapur berantakan nggak sampai 5 menit dibereskan, tapi kalau kita meluapkan emosi pada anak, efek traumanya bisa jangka panjang. Seram ya? Itulah yang selalu jadi patokan aku dalam mengendalikan emosi. Tahan dulu, jangan langsung mencak-mencak, ada cara memahami anak yang benar

2. Hindari Membuat Batasan yang Tidak Perlu

Sebagai orang tua ingin yang terbaik untuk anak, sehingga kita membuat beberapa aturan untuk mendisiplinkan anak. Tapi, apakah benar untuk anak disiplin atau agar kita tidak malu jika anak "berulah" di depan umum?

Dalam membuat aturan dan batasan sebaiknya libatkan anak agar anak memahami apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan. Hindari memberi batasan yang tidak perlu dan menyulitkan anak.

Aqlan sudah sulit diajak tidur siang dia hanya ingin bermain. Tapi kami menyepakati kalau tidak apa-apa tidak tidur siang, yang penting ada di dalam rumah, karena prinsipnya adalah siang hari waktunya istirahat. Setelah itu baru deh di luar rumah. Kan kasihan juga jika seharian terus bermain di luar ruangan, anak belum bisa menyadari apakah tubuhnya lelah atau tidak. 

Tetapkan aturan yang konsisten, agar anak tidak kebingungan saat ia akan menuruti aturan yang kita buat. Jelaskan pada anak mengapa kita membuat aturan tersebut. Ajak anak negosiasi, biasanya anak suka bernegosiasi, namun hati-hati jangan sampai terjebak, orang tua juga harus menaati aturan tersebut.

3. Jangan Mengancam Anak

Hal yang selalu ditanamkan jika emosi sudah akan meluap, ingat dampak negatifnya akan selalu melukai hati anak. Kebanyakan orang tua memberikan ancaman pada anak jika tidak menurut.

Berhenti mengancam anak
"Yasudah, kalau tidak mau makan tidak boleh main!"

Hindari mengancam anak, sebab anak masih belum mengerti apa yang sedang terjadi, anak hanya ingin keinginannya terpenuhi. Jika kita terus mengancam, khawatir anak akan berbuat manipulasi agar keinginannya dikabulkan.

4. Tidak Berbuat Kasar pada Anak

Aku pernah melihat anak yang tidak nurut pada orang tuanya, dia dicubit hingga pahanya merah. Kenapa ya ada orang tua yang tega berbuat kasar pada anaknya? Kesalahan sebesar apa hingga kita pantas melakukan kekerasan pada anak?

Seringnya kita melabeli negatif pada anak, anak nakal, cengeng, bodoh dan lain sebaginya. Meski bukan fisik, hal tersebut juga termasuk ucapan yang kasar, dapat melukai hati anak. 

5. Tidak Menghakimi Anak

Dengarkan dulu pendapat anak karena anak juga memiliki hak untuk bicara. Jangan tunjukkan orang tua yang senioritas pada anak, itu akan melukai harga dirinya hingga dewasa. 

Tunjukkan bahwa kita juga menghargai anak dan menghormatinya, memperlakukan ia dengan baik akan membentuknya menjadi disiplin.

Kesimpulan

Menghukum berlebihan dan meluapkan emosi pada anak agar anak menurut adalah cara yang kurang tepat. Alih-alih menurut, anak akan merasakan dampak negatifnya hingga dewasa.

Memarahi anak bisa membawa dampak positif jika dilakukan dengan cara yang benar, tanpa harus meluapkan emosi dengan menunjukkan muka sinis. Jika ayah dan bunda masih belum memiliki emosi yang baik, tahan dan menjauh dulu dari anak sebelum meluapkannya pada anak.

Anak akan mencontoh bagaimana orang tua berperilaku dalam menyelesaikan masalah yang dilakukan oleh anak saat anak berulah. Yuk, mulai sekarang lakukan cara memarahi anak yang benar agar tidak menimbulkan trauma di masa depan.



Referensi:

  • 8 Cara Memarahi Anak Tanpa Harus Melukai Hatinya - https://www.farmaku.com/artikel/cara-memarahi-anak/
  • 8 Cara Menegur Anak Tanpa Harus Memarahi dan Membentak - https://www.mitrakeluarga.com/artikel/memarahi-anak
  • Begini, Cara Marah pada Anak dengan Penuh Kasih Sayang - https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/begini-cara-marah-pada-anak-dengan-penuh-kasih-sayang-41

Related Posts

14 komentar

  1. Banyak banget di sekitar rumahku yang memarahi anak dengan cara yang arogan. Membentak dan kasar secara fisik dan verbal. Duh, aku melihat dan mendengarnya saja ngeri.

    Aku kalau marah sama adikku, ngomong keras dikit saja, habisnya langsung menyesal kok.

    BalasHapus
  2. Kadang emak kalau sudah emosi langsung ngomel ya dan baru menyesal jika sudah terlanjur berkata atau berperilaku kasar ke anak. Saya milih melipir dulu meredakan emosi daripada ngomel ga jelas, belum tentu juga anak jadi paham salahnya apa kalau kitanya ngomel ga jelas

    BalasHapus
  3. ni baru saja, Mbak terdengar suara tetangga memahari anaknya, lalu ditutup dengan ucapan, "lama-lama gue matiin juga lu!"
    duh.. memang miris sekali. Karena pastinya akan berpengaruh pada diri anak juga. Terus anak akan meniru omongan orang tua juga.

    BalasHapus
  4. Daku kenal dengan orang dewasa yg pemarah. Ternyata dulu dia dimarahi terus oleh ibunya (stress karena faktor ekonomi). Sedih juga ya tapi buat pelajaran aja. Jangan marah berlebihan karena tidak baik dan menimbulkan rantai luka pengasuhan pada manusia.

    BalasHapus
  5. Kasih kabel negatif ini bahaya banget ya Kak Fida buat si kecil. Keknya bisa jadi trauma masa kecil juga gak sih?
    Soalnya kan dia akan ingat selalu karena dilabeli anak pemalas lah, anak durhaka, dsb

    BalasHapus
  6. Memarahi anak akan memberi dampak panjang di kehidupan sang anak di masa depan. Mungkin dia akan trauma dan mengingat apa yang sudah orang tua nya lakukan di masa kecil. Butuh waktu untuk menyembuhkannya.

    BalasHapus
  7. Saya malah dulu takut sama anak soalnya mertua selalu belain anak dan saya yang dimarahi kalau anak salah. Eh dah gitu malah si anak sengaja bikin salah biar saya dimarahi. Yang boleh marahin anak cuma engkongnya saja. Untung sekarang gede dah tobat tuh anak.

    BalasHapus
  8. Penting bagi orang tua untuk mengelola emosi dan tidak melampiaskan amarah pada anak. Mengancam dan memukul anak dapat berdampak negatif pada perkembangan mereka. Cari cara yang lebih baik untuk berkomunikasi dan mendidik anak, seperti berbicara dengan tenang dan memberikan pengertian.

    BalasHapus
  9. Duh tertampar banget nih aku dgn tulisan ini. Soalnya sering bgt marahin anak krn dia emg bandel bgt sih kalo dibilangin. Apalagi kalo pas dia tantrum. Entah guling2 atau banting2 smua mainannya.

    Dari situ aku jg bljr, capek jg kalo marahin anak sih. Energi kita jd abis sendiri meski pelampiasan kita terpuaskan. Tp kan anak jd kena dampaknya.

    Makasih sarannya kak. Smg aku bs memperbaiki kelakuanku yg sering marahin anak. Pelan2 ah cb ngobrol dgn anak klo dia lg ngambek biar si kecil jg mkn percaya diri meluapkan emosinya.

    BalasHapus
  10. Kereen banget, ka Alfii..
    Marah ini memang sumber segala bencana yaa.. Yang sakit bukan hanya orang yang dimarahi, bahkan dampak buat diri sendiri pun ada.
    Gimana cara mengendalikan diri dari marah yang destruktif ini penting. Selain melatih diri sendiri, kita juga sedang memupuk dan investasi karakter baik anak.

    BalasHapus
  11. Jadi orang tua memang luar biasa dinamikanya dalam mengurus anak, salah satunya adalah dalah hal kontrol emosi, harus dijaga banget agar tidak kelepasan dan membuat anak trauma dengan marahnya kita yang tak terkontrol

    BalasHapus
  12. "Mengancam anak" memang paling mudah dan jadi jalan pintas banyak ortu supaya anak nggak nakal, nurut, dsb. Tapiiii, dampak negatifnya banyaaaak dan bisa terbawa sampai dewasa. Pentingnya ortu belajar parenting, nih.

    BalasHapus
  13. Ancaman tuh memang ga baik bagi anak. Anak malah merasa tertekan. Bukannya menjadi baik, anak malah berusaha memberontak klo sering dimarahi dengan cara seperti ini.

    BalasHapus
  14. Setiap anak bikin masalah kecil dan posisi emak lagi capek banget. Nggak jarang suara meninggi, ngegas, dan berujung dengan memarahi anak. Tetiba anak diam, baru menyesal. Butuh proses untuk melatih kesabaran dan mengontrol emosi saat bersama anak.

    BalasHapus

Posting Komentar