cerita mbun

Baby Blues Berapa Lama Setelah Melahirkan? Begini Pengalamanku!

12 komentar
Definisi baby blues
Baby blues berapa lama setiap orang bisa berbeda tergantung dari kondisi dan penyebab yang dialaminya. Meski begitu, melahirkan buah hati yang ditunggu selama 9 bulan adalah kebahagiaan dan anugerah yang paling disyukuri. Melahirkan baik dengan cara pervaginam atau caesar, setelah melalui perjuangan yang sangat panjang dan tidak mudah. Alhamdulillah lega rasanya melihat wajah mungil dan mendengar tangisan yang menggelegar di ruangan operasi.

Bahagia yang tidak terkira, aku kira akan bertahan lama, ternyata dibalik semua itu tersimpan rasa sedih dan gelisah. Bahagia memiliki anak, namun sedih dan khawatir berlebihan karena takut tidak mampu merawatnya seorang diri, apalagi suami harus bekerja.

Perubahan hormon setelah melahirkan membuat aku merasa stres dengan perubahan fisik dan pola hidup. Cepat lelah dan sangat sedih sekali. Perasaan sedih yang tak bisa dijelaskan ketika suami bertanya apa yang aku rasakan, bahkan aku tidak bisa menjawabnya karena bingung sendiri dengan apa yang dirasakan, seperti ada yang mengganjal di dalam hati.

Aku segera menyadari kalau sepertinya aku mengalami Baby Blues Syndrom (BBS). Apa itu baby blues? Kenapa ibu yang baru melahirkan bisa terkena baby blues? Nggak mau terus berlarut, aku mencari tahu bagaimana cara mengatasinya dan apa penyebab dari baby blues ini.


Apa Itu Baby Blues dan Baby Blues Berapa Lama Biasanya?

Mengutip dari website Mitra Keluarga, Baby Blues Syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita setelah dua atau 3 hari pasca melahirkan. Biasanya terjadi selama 2 minggu, itu lah yang membedakannya dengan postpartum depression yang berlangsung lama dan butuh bantuan profesional untuk menyembuhkannya.

Sedangkan baby blues bisa sembuh sendiri. Namun, sebisa mungkin kita tetap berusaha melakukan yang terbaik agar tidak berlarut menjadi postpartum depression, meskipun baby blues bisa sembuh sendiri. Memiliki perasaan baby blues sangat tidak menyenangkan dan serba salah. Untuk itu, penting sekali support system bagi ibu

Tidak pernah aku sangka akan mengalami baby blues, karena aku begitu menikmati kehamilanku. Makan dengan nutrisi yang baik, bed rest, tidak banyak bekerja hal-hal yang berat, memasak pun jika mau. Suami juga begitu memanjakan kehamilanku.

Ternyata aku harus mengalami kesedihan yang mendalam. Apalagi ibu rumah tangga yang lebih banyak di rumah lebih rentan merasakan baby blues. Apa sih kira-kira penyebabnya? Yuk, cari tahu penyebabnya. 

Apa yang Menyebabkan Baby Blues?

Sebagai ibu baru aku merasa kesulitan dan harus belajar banyak. Aku menyesal buru-buru ingin melahirkan tanpa mempersiapkan fisik dan mental menyambut hadirnya bayi. Aku begitu fokus dengan kehamilan di trimester 3 dan cara melahirkan, sehingga aku tidak mempersiapkan diri dengan baik.

Tapi, aku sudah berusaha semampuku, tidak semua bisa berada dalam kendaliku. Banyak hal juga yang mengusikku.

“Ah nanti aja kalau udah bayinya lahir.” Begitu lah pikiranku ketika akan mempelajari cara mengasuh bayi. Padahal cara merawatnya harus kita cari tahu juga sebelum melahirkan. Setidaknya sudah siapkan mental membayangkan apa yang terjadi nantinya.


1. Perubahan Hormon

Satu hari setelah pulang dari rumah sakit aku masih merasa aman. Dua hari setelahnya mulai banyak suara-suara sumbang tentang cara melahirkan dan pemberian ASI. Hal yang sudah dibicarakan oleh suamiku ketika masih di rumah sakit. "Nanti kalau di rumah jangan dengar suara-suara sumbang ya, kita fokus rawat Aqlan sama-sama."

Sesekali aku dibantu pelekatan oleh orang tua dan beberapa kerabat. Untuk sementara Aqlan diberi susu formula. Sebetulnya aku tidak mau memberi susu formula, namun Aqlan terus menangis lapar sementara ASI ku tidak cukup memenuhi rasa laparnya. Aku juga masih belajar caranya pelekatan.

Tidak bisa memberi ASI secara maksimal membuat aku sangat sedih. Aku merasa bukan ibu yang baik karena tidak bisa memberi ASI yang banyak, malah membuat bayi meminum melalui dot. Pengalaman itu membuat aku merasa baby blues berapa lama setelah melahirkan semakin menjadi. 

Perubahan hormon setelah melahirkan kadar hormon estrogen dan progesteron menurun drastis. Sehingga masalah kecil bisa jadi besar. Aku rasa stres yang berlebih mengganggu pikiranku menjadi salah satu penyebab tidak keluarnya ASI. 

2. Kurang Tidur

Ibu baru ngantuk
Sebelum punya anak bisa bebas tidur kapan pun, tapi setelah punya bayi, jam tidur mengikuti bayi. Sudah lelah dan ngantuk seharian, tapi bayi malah masih melek aja. Belum lagi kalau begadang tengah malam.

Setelah punya anak jadi tahu jam 2 pagi. Beruntung Aqlan tidak setiap malam begadang, namun awal-awal tidurnya belum menentu, kadang suka begadang, itu pun karena ingin menyusu atau pempers yang basah. 

Begitu juga siang hari, rasanya setelah melahirkan rasa kantuk semakin menyerang. Apalagi kalau pagi hari, ngantuk sekali. Sudah semalaman begadang, paginya harus mengurus bayi lagi padahal ngantuk, mau tidur tapi tidak bisa.

Kondisi yang serba salah ini bisa memicu baby blues. Baby blues berapa lama tidak bisa ditentukan kapan berakhirnya karena setiap orang berbeda, ada yang satu minggu atau satu bulan. Kehilangan me time dan susah untuk merawat diri sendiri. Mandi sore saja rasanya sulit, harus menunggu bayi tidur dulu. 

3. Merasa Tidak Punya Kemampuan Merawat Bayi

Pertama kali tidak punya pengalaman bagaimana cara merawat bayi. Ini yang luput aku persiapkan. Aku pikir nanti bisa sendiri, nyatanya tidak bisa semua harus dipersiapkan dari awal. Aku kira bisa mandikan bayi, ternyata takut juga, takut kepeleset atau salah tata caranya. 

Aku kira ASI akan keluar deras dengan sendirinya, nyatanya sudah minum vitamin pelancar ASI dan makam sayuran, tetap serat. Ada harapan ketika baju di sekitar payudara mulai basah, namun hanya basah saja ketika Aqlan menyusu tidak keluar ASI, hingga ia menangis kencang karena kesal ASI tak kunjung keluar.

Kondisi seperti itu membuat aku stres. Merasa gagal tidak bisa merawat bayi. Bahkan cara menggendong saja aku terlihat kaku. Ada yang bilang kalau aku tidak bisa menggendong bayi. Padahal aku juga baru belajar.

Merasa tidak mau dibantu orang lain, semuanya ingin dikerjakan sendiri. Setelah mulai kewalahan baru deh minta bantuan, hehe. Sadar kalau nggak semua harus jadi pertama untuk anak, tapi yang selalu ada untuknya. Kejadin seperti ini percis seperti drakor yang aku lihat tentang depresi seorang ibu pasca melahirkan.


4. Komentar Saat Menjenguk Bayi

Setelah melahirkan semua orang fokus dengan bayi, bahkan ibunya cenderung dilupakan. Padahal penting juga loh tanyakan kabar ibunya.

Banyak sekali yang berkunjung melihat bayi saat sudah melahirkan. Sebaiknya kita tidak komentar pada ibu dan bayi. Mau bayinya kecil atau besar, putih atau hitam, sebaiknya tahan lisan kita untuk tidak menyinggung perasaan ibu. 

Cukup katakan bahagia karena sudah bisa melihat bayi. Bila perlu, bawakan makanan kesukaan ibu, hehe.

Cara Mengatasi Baby Blues Berapa Lama?

Untungnya suami selalu support, ia mengerti karena mempelajari sendiri apa itu baby blues dan baby blues berapa lama dialami oleh ibu, serta mencari tahu bagaimana cara merawat bayi

Kesibukan jadi ibu baru membuat kita stres dan merasa rindu dengan fase sebelumnya kita masih bisa istirahat. Dilansir dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin ada beberapa hal yang bisa kita atasi dengan melakukan beberapa hal berikut:


1. Mempersiapkan Fisik dan Mental untuk Menyambut Kehadiran Bayi

Menjaga kesehatan fisik dan mental dengan menutup telinga jika mendengar banyak komentar negatif. Saran yang masuk diterima, tapi jika tidak cocok tidak usah kita paksakan, karena yang paling tahu keluarga kita adalah diri sendiri.

Hadirnya anggota baru jelas membawa perubahan dan membuat lelah. Kita harus persiapkan bagaimana kita menghadapi hadirnya bayi. 

Karena masih pemula, tidak perlu ragu untuk meminta bantuan. Kita tetap jadi ibu yang baik walaupun dibantu orang lain. 


2. Mencari Banyak Informasi Tentang Mengasuh Bayi

Cara mengatasi baby blues
Selain persiapan melahirkan, penting juga untuk menyiapkan dan mencari informasi tentang cara merawat bayi. Saat itu aku hanya belajar mengenai proses melahirkan saja. Bayanganku akan mudah, ternyata tidak. Butuh mental yang kuat juga apalagi banyak suara sumbang yang memberikan banyak komentar terhadap ibu dan bayi.

3. Istirahat dan Tidur yang Cukup

Awal melahirkan belum tau jadwal tidur anak, kita bisa ikut stirahat jika bayi sedang tidur. Bayi tidurnya lama, usahakan kita juga istirahat agar tidak mudah lelah.

4. Makan Makanan Favorit

Makan makanan bergizi dan kesukaan adalah hal yang menyenangkan dan membuat mood jadi baik dan lebih bersemangat. 

Luangkan waktu untuk menikmati makanan, karena terkadang ketika kita lagi asik makan, tiba-tiba anak pup, hehe. Makan mie rebus selagi hangat jadi hal yang paling disyukuri setelah punya anak.  

5. Berbagi Peran dengan Suami

Diskusikan degan suami untuk berbagi tugas. Kalau aku, setiap suami pulang kerja suami gantian handle anak. Begitu pas weekend, jadi me time aku karena suami yang gantian menjaga bayi. 

Aku bersyukur ada suami yang dengan gesit dan sigap saat bayi menangis langsung ambil susu, cek popoknya apakah pup atau tidak. Jika pup segera langsung dibersihkan.

6. Meminta Bantuan Anggota Keluarga atau Orang yang Dipercaya

Menjadi ibu baru rasanya semua ingin dikerjakan sendiri . Ada orang yang mau bantu tapi malah jadi sebal dan nggak mau dibantu. Pengen jadi orang yang pertama yang memberikan anak susu, memandikan, dan lain-lain.

Tapi, setelah anak sudah satu tahun rasanya pengen ada yang bantuin, hehe. Mungkin itu ya baby blues rasanya nggak karuan. Penting banget padahal meminta bantuan orang lain, agar tidak mudah lelah dan stres. 

7. Sesekali Prioritaskan Diri

Menjadi ibu baru kita sibuk pada bayi. Selalu memprioritaskan anak. Tapi, sesekali cobalah merawat diri. Diri yang segar dan terawat membuat kita semangat.

8. Jalan-jalan Pagi 

Luangkan waktu untuk jalan pagi setiap hari sebelum anak bangun. Badan yang fresh membuat pikiran jadi lebih segar. Biasanya setelah olahraga meski sebentar langsung ceria dan merasa bisa melakukan apa saja. Tapi, kalau lama nggak olahraga badan dan pikiran terasa mumet, hehe.

Kesimpulan 

Melahirkan buah hati menjadi kebahagiaan tersendiri apalagi baru pengalaman pertama. Namun perubahan hormon yang terjadi setelah melahirkan membuat ibu merasa lelah dan cemas yang berlebihan.

Untuk itu perlu persiapan fisik dan mental agar kita bisa merawat bayi tanpa rasa bersalah. Yuk, kita cari informasi terkait pengasuhan agar lebih siap menjaga amanah yang telah Allah beri. Baby blues berapa lama setiap orang berbeda, namun jangan sampai berlarut. 


Referensi:

  • Kenali Ciri-ciri Baby Blues Syndrome Beserta Cara Mengatasinya - https://www.mitrakeluarga.com/artikel/baby-blues-syndrome
  • Baby Blues - https://hellosehat.com/kehamilan/perawatan-ibu/kesehatan-mental-ibu/depresi-postpartum-baby-blues/

Related Posts

12 komentar

  1. Nggak kebayang ya perjuangan seorang ibu dalam merawat dan membesarkan anak. Tiada nilainya. Siang jadi malam, malam jadi bertambah panjang rasanya. Apalagi kelahiran buah hati pertama dan belum punya pengalaman sama sekali, menjadikan semakin besar tantangannya, bahkan cenderung bisa terkena BBS. Jadi, intinya persiapkan diri sendiri secara fisik dan mental sekuat mungkin. Dan pastikan suami memberikan full support.

    BalasHapus
  2. mengenai baby blues ini, aku penasaran sama zaman nenek kita dulu kondisi baby blues ini apa sering dijumpai yak? atau mungkin baby blues ini baru muncul di generasi modern saat ini? hmm menarik juga ini pembahasannya

    BalasHapus
  3. Umumnya kalau punya baby pasti akan kurang tidur karena akan Bangun malam. Jadi memang persiapan mental perlu sekali. Dan Alhamdulillah Mbak Fida mendapat dukungan dari suami.

    Nah, yang penting juga nih, lagi yang membesuk, ditahan komen-komen nya yang secara tidak langsung melukai hati ibu.

    BalasHapus
  4. Baby blues memang nyata , jika ibu terkena baby blues saat tidak tertangani dnegan benar bisa sampai stress akhirnya sakit ke fisik dan meninggal. Benar-benar harus diantisipasi untuk ibu hamil peluang terkena baby blues sehingga bisa teratasi dan ibu serta bayi tetap sehat dan bahagia.

    BalasHapus
  5. Hal yang sering dilupakan oleh teman dan saudara saat menengok kerabat yang baru melahirkan adalah kondisi si ibu.

    Mereka akan fokus sama bayi. Kayak berebut menggendong bayi. Bawa hadiah pun hanya untuk bayi. Ibu terlupakan.

    Padahal ya, tidak ada salahnya bawa makanan kesukaan ibunya.

    BalasHapus
  6. Viral juga kan di sosial media tentang seorang perempuan yang menceritakan kebiasaan kalau nenek dan mertuanya tidak membiarkan ia yg sudah melahirkan untuk bekerja. Semua dihandle oleh ibu mertua dan neneknya karena di kebiasaan mereka kesehatan ibu melahirkan lebih utama untuk investasi kesehatan sepanjang hidupnya

    BalasHapus
  7. Sbg suami, aku merasakan betul perjuangan sang istri setelah melahirkan. Bebannya malah semakin besar. Mknya kita sbg suami hrs membantu istri, apapun yg bs dibantu. Jgn egois krn pekerjaan mereka tuh banyak banget. Jgn ditambah utk disuruh kerja keras dulu ya. Mereka tuh ngurus anak sambil nyiapin makanan aja udh kelimpungan.

    Smg mkn banyak para suami yg mengerti utk berbagi tugas dgn para istri yg sedang hamil/udh melahirkan ya. Shg ga ada lagi tuh baby blues yg dialami para istri.

    BalasHapus
  8. mbaa, masyaAllah, kamu bisa melalui ini semua dengan baik. InsyaAllah jadi pengalaman dan jadi pahala tersendiri dari Allah yaa. Aku sendiri gatau yaa waktu itu bisa disebut baby blues atau ngga, tapi beneran sih rasanya sensi banget wkwkwk bahkan kayak apa dikit gitu nangisss

    BalasHapus
  9. Puk puk puk ... Untung zaman sekarang info sudah banyak, dulu belum ada info soal baby blues, saya keterusan ampe depresi 🥺

    BalasHapus
  10. Kekuatan mental dan persiapan perlu ya agar si ibu tidak mengalami baby blues. Dukungan dari sekitar dan mencari banyak wawasan tentang hal ini jadi kuncinya juga. Perlu nih untuk calon orangtua mengetahui hal ini juga

    BalasHapus
  11. Aku yang dulu gak tau apa itu Baby Blues Syndrome, abis melahirkan langsung beberapa hari setelahnya ditinggal balik ke Bandung sama suami. Sedangkan aku di rumah Ibuk di Surabaya.

    Alhamdulillah, semua terbantu sekali dengan ibuk yang satset merawat cucu dan anaknya yang manja ini. Tapi bukan berarti lepas dari yang namanya Baby Blues Syndrome. Aku juga sedih, nangis bahkan sempet merasakan menyesal karena menikah. Huhuhu.. segitu parahnya yaa..

    Gak kebayang seorang ibu yang berjuang sendirian, tanpa bantuan support system yang memahaminya..

    BalasHapus
  12. Baby blues emang sering jadi momok dn persoalan keluarga baru, bahkan tidak hanya ibu, ayah juga bisa mengalami. Pengalaman emang guru yang berharga dan tentu ini akan sangat membantu bagi yang mengalami hal serupa.

    BalasHapus

Posting Komentar