Misalkan yang cantik itu orang yang berbadan langsing dan berkulit putih. Rambutnya hitam lurus. Jadi, selain itu dianggap orang yang jelek dan aneh.
Secara tidak langsung aturan seperti ini juga digunakan dalam mencari seorang karyawan dengan menitikberatkan pada kata “good looking” yang berarti kurus, tinggi, putih dan berambut hitam. Padahal cantik itu relatif dan semua wanita memiliki kecantikannya tersendiri.
Wanita cantik dengan apa yang ada dalam dirinya sendiri. Meskipun kamu gendut, hitam, kriting dan lain sebagainya kamu tetap cantik di mata orang yang tepat. Karena orang yang tidak suka kamu akan tetap memandang kamu jelek.
Body shaming atau menghina orang lain ini mungkin sudah biasa di kalangan orang dewasa, namun bagaimana jika hal tersebut terjadi pada anak kecil?
Ya, benar kamu tidak salah baca. Kadang kita tidak sengaja mengejek tubuh anak dengan berkedok lucu dan menggemaskan. Padahal kita sudah menghinanya, loh!
“Ihh... Lucu banget pesek hidungnya!”
“Gendut banget sih kamu, pantesan berat!”
“Ya ampun hitam banget sih, main terus sih ya!”
Nah, kata yang terakhir itu juga sering Aqlan alami. Jujur aku sebagai orang tua sangat sedih sekali mendengar ada orang yang bilang kaya gitu sama anak kecil, meskipun bukan ke Aqlan aja.
Kan emang hitam, kok malah nggak terima di bilang hitam? Faktanya memang begitu, lebay banget…
Bagaimanapun keadaan bentuk fisik anak, apakah pantas bicara seperti itu pada anak? Bagaimana jika terjadi pada kamu?
Sama halnya aku juga sedih ketika ada orang yang membandingkan Aqlan yang nafsu makannya tinggi dengan anak yang tidak mau makan. Aqlan yang timbangannya sesuai dengan yang timbangannya kurang.
Apakah aku senang? Tidak. Buat apa? Setiap anak punya milestone yang berbeda, jadi fokus saja dengan milestone anak sendiri tanpa harus membandingkannya dengan orang lain. Meskipun anak sendiri yang lebih “Unggul.” Karena kita tidak sedang berlomba.
Aqlan cukup sering menerima body shaming sedari bayi. Mengingat saat Aqlan lahir dalam kondisi bule alias berkulit sangat putih. Semakin lama semakin coklat, yang menjadi sasaran empuk untuk dihina bahkan yang aku heran diejek oleh orang terdekatnya yang sama-sama berkulit coklat.
Suami berkulit coklat, aku lebih putih dari suami. Artinya Aqlan mengikuti genetik dari ayahnya. Lalu kenapa? Salahnya di mana?
Padahal masih satu garis keturunan, tapi banyak yang bilang makin hitam aja, kenapa kok hitam. Ya kamu kok kenapa nanya? Huhu. Padahal aku menghargainya dengan tidak bilang hitam, tapi justru ia yang dengan lantang membahas identas warna kulit.
Saat bertemu lagi dengan orang setelah sekian lama, sering banget melihat ekspresi wajah heran dan mengejek. Kata-kata hinaan dibalut dengan gurauan. Tiba-tiba memasang wajah kaget dan bilang, “Aqlan main terus ya sekarang?”
Aku mulai tahu akan kemana arah pembicaraan ini, meski ia tidak melanjutkan kalimatnya. Sudah cukup sebaiknya simpan saja kalimat yang membuat orang lain tidak nyaman padahal kita sama-sama orang tua. Kelak kamu akan paham, jika mengalami hal yang sama.
Aqlan cukup sering menerima body shaming sedari bayi. Mengingat saat Aqlan lahir dalam kondisi bule alias berkulit sangat putih. Semakin lama semakin coklat, yang menjadi sasaran empuk untuk dihina bahkan yang aku heran diejek oleh orang terdekatnya yang sama-sama berkulit coklat.
Suami berkulit coklat, aku lebih putih dari suami. Artinya Aqlan mengikuti genetik dari ayahnya. Lalu kenapa? Salahnya di mana?
Padahal masih satu garis keturunan, tapi banyak yang bilang makin hitam aja, kenapa kok hitam. Ya kamu kok kenapa nanya? Huhu. Padahal aku menghargainya dengan tidak bilang hitam, tapi justru ia yang dengan lantang membahas identas warna kulit.
Saat bertemu lagi dengan orang setelah sekian lama, sering banget melihat ekspresi wajah heran dan mengejek. Kata-kata hinaan dibalut dengan gurauan. Tiba-tiba memasang wajah kaget dan bilang, “Aqlan main terus ya sekarang?”
Aku mulai tahu akan kemana arah pembicaraan ini, meski ia tidak melanjutkan kalimatnya. Sudah cukup sebaiknya simpan saja kalimat yang membuat orang lain tidak nyaman padahal kita sama-sama orang tua. Kelak kamu akan paham, jika mengalami hal yang sama.
Yuk, kita lebih bertutur dan bergestur dengan lebih bijak lagi!
Posting Komentar
Posting Komentar