Mulai memasuki usia 4 tahun di tahun depan, aku sudah mulai was-was terhadap bacaan Al-Qur'an Aqlan. Aku lebih banyak mengenalkan buku bahasa Indonesia daripada bahasa arab.
Aqlan terlihat lebih antusias membaca buku bahasa Indonesia dibandingkan aku ajarkan huruf hijaiyah. Bahkan ketika aku sakit saja dia selalu meminta aku membacakan buku favoritnya. Tempelan huruf hijaiyah hanya menghiasi dinding dan lama-lama tidak bersisa karena dirobeknya.
Jadi bikin aku overthinking, apa aku kurang menanamkan tauhid pada Aqlan? Atau cintanya pada Islam masih kurang? Apakah usianya masih belum cukup untuk aku ajarkan mengaji? Padahal menurut Umma Via Rizkiana, seorang praktisi Montessori mengatakan kalau usia 3 tahun sudah bisa kita ajarkan mengaji.
Setelah aku analisis, sepertinya yang membuat dia belum tertarik adalah kesulitan ia melafalkannya. Mungkin bagi kita yang dewasa sama saja, tidak ada bedanya. Seperti "Alif, Ba, Ta" sama seperti kita melafalkan huruf abjad. Namun, bagi anak itu adalah proses yang luar biasa sulit.
Di saat aku gelisah, aku beruntung sekali mengikuti webinarnya Tips Balita Bisa Membaca dan Mengaji Al-Qur'an dengan Metode Montessori yang diadakan pada hari Selasa, 10 Desember 2024 jam 19.30 WIB.
Kalau Bahasa Arab mungkin ia hanya mendengar dari murottal atau saat Bunda mengaji. Anak hanya mendengar saja, tidak ada komunikasi dua arah seperti saat menggunakan Bahasa Indonesia.
Mengajarkan anak mengaji perlu adanya tanda kesiapan dari anak. Jika tidak, maka hal yang akan terjadi seperti fenomena “Anak tidak menangis saat bermain Tiktok, namun menangis saat belajar mengaji.”
Jika tidak ada kesiapan, anak akan mudah bosan disuruh belajar berlembar-lembar, sedangkan Tiktok tidak bosan karena ada suara dan gambar, kalau bosan tinggal scroll aja, ganti ke tayangan berikutnya.
Lalu, bagaimana caranya agar anak tidak bosan?
Play di sini bukan play YouTube ya, tapi anak bekerja untuk melakukan kreasi. Kita juga harus siapkan anak lingkungannya untuk anak belajar banyak hal. Kita memberikan kebebasan anak bergerak di dalam rumah dengan memberikan batasan. Tidak merusak material, sesuai tahapan perkembangannya.
Aku tidak pernah memaksa dan memerintah untuk membatasi kreatifitasnya. Ibaratkan kita punya dapur sesuai selera kita, maka kita akan semangat untuk memasak. Lain hal jika tidak sesuai dengan selera, masak jadi sesuai mood.
Kita biasanya sering mendengar read aloud dengan membaca nyaring dalam bahasa Indonesia. Tapi, jika mengaji? Rasanya jarang ya. Kenapa tidak kita gunakan konsep ini juga dalam mengaji?
Bisa menggunakan bantuan alat seperti Al-Qur'an best play learning, dan sejenisnya.
Misalkan kita sudah membaca Alfatihah, lalu kita tuangkan makna dan artinya dalam sebuah gambar.
Agar anak mampu secara mandiri. Retipisi adalah konsep anak belajar berulang-ulang. Kita bisa menggunakan puzzle, magnetik hijaiyah, dan material lain yang mendukung.
Jadi bikin aku overthinking, apa aku kurang menanamkan tauhid pada Aqlan? Atau cintanya pada Islam masih kurang? Apakah usianya masih belum cukup untuk aku ajarkan mengaji? Padahal menurut Umma Via Rizkiana, seorang praktisi Montessori mengatakan kalau usia 3 tahun sudah bisa kita ajarkan mengaji.
Setelah aku analisis, sepertinya yang membuat dia belum tertarik adalah kesulitan ia melafalkannya. Mungkin bagi kita yang dewasa sama saja, tidak ada bedanya. Seperti "Alif, Ba, Ta" sama seperti kita melafalkan huruf abjad. Namun, bagi anak itu adalah proses yang luar biasa sulit.
Di saat aku gelisah, aku beruntung sekali mengikuti webinarnya Tips Balita Bisa Membaca dan Mengaji Al-Qur'an dengan Metode Montessori yang diadakan pada hari Selasa, 10 Desember 2024 jam 19.30 WIB.
Apa itu Montessori?
Sebelumnya aku juga sudah pernah mengikuti webinar bersama Uni Via yang membahas membangun pondasi calistung anak ala Montessori. Di webinar kali ini juga kembali dibahas prinsip Montessori, karena sebelum kita mengajarkan anak mengaji kita harus mengenali dulu bagaimana prinsip Montessori.
Usia bukan menjadi patokan untuk mengajarkan mengaji secara teknik, tetapi melihat dari kesiapan anak. Padahal kesiapan anak membaca Bahasa Indonesia dan Arab itu sama. Tapi penelitian membuktikan memang lebih sulit anak untuk membaca Bahasa Arab karena anak jarang mendengarkan Bahasa Arab.
Anak lebih mudah membaca Bahasa Indonesia, karena sehari-hari berbicara Bahasa Indonesia. Ia mendengar dari ayah dan ibu, kerabat dan lingkungannya. Semua berbicara Bahasa Indonesia.
Kalau Bahasa Arab mungkin ia hanya mendengar dari murottal atau saat Bunda mengaji. Anak hanya mendengar saja, tidak ada komunikasi dua arah seperti saat menggunakan Bahasa Indonesia.
Mengajarkan anak mengaji perlu adanya tanda kesiapan dari anak. Jika tidak, maka hal yang akan terjadi seperti fenomena “Anak tidak menangis saat bermain Tiktok, namun menangis saat belajar mengaji.”
Jika tidak ada kesiapan, anak akan mudah bosan disuruh belajar berlembar-lembar, sedangkan Tiktok tidak bosan karena ada suara dan gambar, kalau bosan tinggal scroll aja, ganti ke tayangan berikutnya.
Lalu, bagaimana caranya agar anak tidak bosan?
Harus membuatnya paham dan jatuh cinta dulu dengan Al-Qur'an. Anak harus tahu apa itu Al-Qur'an dan maknanya. Nyatanya banyak orang dewasa yang lebih banyak membaca media sosial daripada mengaji.
Anak banyak distraksi akan mengurangi fokusnya. Makanya jangan dulu dikenalkan dengan gadget, anak yang kurang tidur juga akan mengurangi fokusnya. Apalagi kurang stimulasi.
Anak banyak distraksi akan mengurangi fokusnya. Makanya jangan dulu dikenalkan dengan gadget, anak yang kurang tidur juga akan mengurangi fokusnya. Apalagi kurang stimulasi.
Itulah kenapa aku disiplin soal jam tidur siang agar Aqlan tidak kehilangan fokusnya. Pernah trial error membiarkan ia main seharian. Tapi, itu nggak work, yang terjadi pola makan dan tidur jadi berantakan.
Niatkan semua untuk ibadah, kalau semua niatkan untuk ibadah akan terasa indah.
Untuk jadi seorang Ibu memang tidak ada sekolahnya. Namun, bukan berarti kita hanya berdiam diri. Kita bisa belajar dari buku atau webinar parenting dari ahlinya seperti ini. Hasilnya biar Allah yang menentukan. Karena Allah adalah sebaik-baiknya penjaga. Anak merupakan amanah yang Allah berikan pada kita.
Metode Montessori membantu anak-anak mengembangkan segala potensi yang ada di kehidupannya. Guru dan orang tua sebagai fasilitator saja yang membantu perkembangan fase setiap anak. Setiap anak punya fitrah dan potensi masing-masing.
Menyiapkan lingkungan dan observer anak karena kita akan menitikberatkan pada kemandirian anak.
Metode Montessori membantu anak-anak mengembangkan segala potensi yang ada di kehidupannya. Guru dan orang tua sebagai fasilitator saja yang membantu perkembangan fase setiap anak. Setiap anak punya fitrah dan potensi masing-masing.
Menyiapkan lingkungan dan observer anak karena kita akan menitikberatkan pada kemandirian anak.
Prinsip Montessori
Kita harus belajar dulu konsep Montessori, jangan setengah-setengah mengambil potongan video di medsos, nantinya akan salah alamat, hihi. Belajar itu memang harus dari ahlinya dan lengkap ya. Terlalu banyak melihat video di medsos memang bikin pusing.Kita harus punya pegangan agar tak salah arah. Kalau kita ingin menanamkan konsep Montessori, maka kita harus pahami dulu bagaimana prinsipnya.
- Play is work
- Prepared Environment
- Observation
- Freedom Within Limits
- Respect
- Hands On Learning
- Independence
Play di sini bukan play YouTube ya, tapi anak bekerja untuk melakukan kreasi. Kita juga harus siapkan anak lingkungannya untuk anak belajar banyak hal. Kita memberikan kebebasan anak bergerak di dalam rumah dengan memberikan batasan. Tidak merusak material, sesuai tahapan perkembangannya.
Ternyata aku sudah menerapkan prinsip ini dengan membiarkan Aqlan eksplore seluruh isi rumah, termasuk dapur. Ruang tamu karena setiap hari tidak datang tamu, jadi area bermain anak. Sering aku tulis di artikelku kalau hasilnya Aqlan jadi berani dan dia selalu ingin mencuci gelas bekas ia minum.
Aku tidak pernah memaksa dan memerintah untuk membatasi kreatifitasnya. Ibaratkan kita punya dapur sesuai selera kita, maka kita akan semangat untuk memasak. Lain hal jika tidak sesuai dengan selera, masak jadi sesuai mood.
Sama juga ketika misalkan suami mengatur cara memasak kita, pasti kita tidak akan suka kan? Masak saja sana sendiri, hihi. Begitu juga dengan anak, ia akan takut amdan berhenti untuk mencoba jika geraknya dibatasi.
Untuk memahami anak, kita bisa melihat sesuatu dari matanya. Jangan karena ia anak kita, lantas kita meras paling mengerti dan tahu tentang anak. Melihat anak dengan tulus dan subyektif. Jangan pernah membandingkan anak, karena setiap anak tumbuh dengan kebutuhan yang berbeda.
Respek paling penting, karena jadi teladan bagi anak. Memberikan rasa hormat pada anak, berbicara dengan eye contact.
Banyak huruf hijaiyah yang bunyi dan bentuknya mirip. Kalau tidak dilatih, anak akan kesulitan. Kalau sudah kesulitan, tidak bisa-bisa anak akan dicap bodoh, malas dan lain-lain padahal anak sedang berproses.
Respek paling penting, karena jadi teladan bagi anak. Memberikan rasa hormat pada anak, berbicara dengan eye contact.
Tahapan-tahapan Mengenal Hijaiyah dengan Montessori
Paling dasar yang harus diterapkan adalah Tactile, Vestibular, dan Proprioception. Ini harus distimulasi karena anak duduk itu sulit butuh kordinasi mata, bahu yang tegak, dan itu tidak mudah. Mulai dari mengasah sensory play, indera dan rangsangan yang berhubungan dengan tubuh.Banyak huruf hijaiyah yang bunyi dan bentuknya mirip. Kalau tidak dilatih, anak akan kesulitan. Kalau sudah kesulitan, tidak bisa-bisa anak akan dicap bodoh, malas dan lain-lain padahal anak sedang berproses.
1. Kenalkan pra Mengaji
Pra mengaji merupakan sebuah kegiatan yang akan menunjang kecintaan anak-anak dalam kegiatan mengaji setiap harinya.- Seberapa sering kita membaca Al-Qur'an?
- Di mana Bunda meletakkan Al-Qur'an di rumah?
- Seberapa sering anak mendengarkan ayat suci Al-Qur'an?
Ini yang jadi evaluasi aku juga. Setiap hari membaca Al-Qur'an justru saat subuh anak tidur dan menyimpannya jauh dari jangkauan anak. Bagaimana anak mau mendengarkan Al-Qur'an ya kalau begitu, huhu.
2. Read Aloud (Mengaji)
Sebuah aktivitas sederhana, di mana seseorang menyisihkan sedikit waktunya untuk membacakan cerita kepada anak secara rutin dan terus menerus yang berdampak membuat anak biasa mendengar, mau membaca dan akhirnya bisa membaca.Kita biasanya sering mendengar read aloud dengan membaca nyaring dalam bahasa Indonesia. Tapi, jika mengaji? Rasanya jarang ya. Kenapa tidak kita gunakan konsep ini juga dalam mengaji?
Bisa menggunakan bantuan alat seperti Al-Qur'an best play learning, dan sejenisnya.
3. Tadabbur Qur'an
Memahami makna ayat-ayat suci Al-Qur'an dan memikirkan apa yang ditunjukkan dari surah yang dibaca, memahami dan memaknai apa yang terkandung pada ayat-ayat Al-Qur'an serta apa yang menjadi makna Al-Qur'an itu sempurna dari tanda dan peringatan dalam setiap lafalnya.4. Qur'an Jurnal
Sebuah aktivitas dalam sebuah kertas untuk menceritakan berbagai hal dari ayat-ayat suci Al-Qur'an yang telah dibacaMisalkan kita sudah membaca Alfatihah, lalu kita tuangkan makna dan artinya dalam sebuah gambar.
5. Fonik Hijaiyah
Pelafalan dalam huruf hijaiyah. Makhorijul huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf pada waktu huruf tersebut dibunyikan. Saat membacakan Al-Qur'an, umat muslim harus membunyikan huruf sesuai dengan makhrajnya.6. Aparatus Montessori
Perangkat permainan yang dirancang agar anak mampu menemukan suatu konsep secara mandiri dengan memainkan berulang-ulang.Agar anak mampu secara mandiri. Retipisi adalah konsep anak belajar berulang-ulang. Kita bisa menggunakan puzzle, magnetik hijaiyah, dan material lain yang mendukung.
Kesimpulan
Tips Balita Bisa Membaca dan Mengaji Al-Qur'an dengan Metode Montessori perlu ditanamkan terlebih dahulu konsep dari Montessori itu sendiri. Konsepnya adalah follow the child, guru dan orang tua hanya sebagai fasilitator saja.Anak harus merasa nyaman dulu dan suka terhadap membaca Al-Qur'an, maka anak akan dengan senang hati mempelajarinya dan tidak mudah bosan. Sudahkah ayah dan bunda mengajarkan anak membaca Al-Qur'an? Apakah ada kesulitan dalam mengajarkannya? Sharing di kolom komentar ya.
mengajarkan mengaji pada balita memang butuh "strategi khusus" agar anak mulai tertarik menghafal huruf hijaiyah. dan sepertinya metode montessori ini cukup efektif ya, karena konsepnya seperti bermain sambil belajar gitu ya
BalasHapusMakasih banyak tipsnya Kak. Ternyata Montessori juga bisa digunakan untuk ngajar ngaji..Saladin Alhamdulillah udah bisa baca dan tulis huruf Hijaiyah tapi masih kurang hafalan juz 30nya
BalasHapusIni intinya memang ala bisa karena biasa ya, Mbak. Seperti Aqlan yang selalu minta dibacakan buku cerita Bahasa Indonesia, itu karena sehari-hari lingkungannya berbicara indonesia. Dan memang, anak itu peniru atau pencontoh ulung. Jadi untuk tahap mengaji ini, perlu pengenalan dulu. makanya ada pra ngaji. Dan orang tua yang wajib mengenalkan pada anak.
BalasHapusOrang tua harus bener-benar memahami anak ya agar proses belajar selalu menjadi momen yang menyenangkan bagi anak, tak terkecuali saat belajar mengaji menggunakan metode montessori ini. Orang tua bener-benar mengikuti anak dan orang tua menjadi fasilitator saja...
BalasHapusBavus banget ya metode montesori ini, jadi tidak akan membuat anak stress dan tidak merasa terpaksa sebab memang dibuat nyaman. Sisi psikologisnya dapat, sisi edukasinya pun dapat.
BalasHapusUntuk mempelajari bahasa asing, seperti bahasa Inggris ataupun bahasa Arab memang perlu effort yang tinggi. Karena memang kedua bahasa tersebut jarang sekali diucapkan sehari-hari, nggak kayak bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Ibu.
BalasHapusNamun dengan metode Montessori dan komitmen yang tinggi, insha Allah anak akan lebih mudah belajar mengaji dan belajar bahasa Arab juga...
Belajar mengaji juga bisa menggunakan metode montessori. Emang sih ya, bahasa arab tuh kayak yang asing banget buat anak. Tapi, tetap saja. Mereka bisa mengaji tuh harus buat umat Muslim ya.
BalasHapusSuka deh dnegan konsep montessori baik untuk mengaji maupun stimulus perkembangan anak lainnya. Konsep mengikuti anak ini membuat anak belajar dengan cara menyenangkan dan tidak membuat anak merasa tertekan
BalasHapusBelajar mengaji dengan konsep Montessori jadi lebih asyik. Sepertinya anak ga bakalan cepat bosan karena metodenya jadi lebih variatif dan beragam dibandingkan cara konvensional pada umumnya
BalasHapusHal yang menyenangkan pastinya buat orangtua karena menemukan teknik menarik untuk mengajarkan anak mengaji lewat metode Montessori ini. Sehingga si anak pun merasa senang dan lebih luwes juga ya belajarnya.
BalasHapusAku yang salah sih. Sejak kecil udah ngenalin si kecil dgn gadget, bukan malah mengajinya. Aku pikir dgn masukin ke TPQ, masalah selesai. Eh ternyata dia ga suka berbaur dgn anak lain. Malah lbh suka nakal.
BalasHapusSkrg udh 5 thn deh baru ngajarin ngaji. Ini aja dipaksa dulu ama neneknya. Haha. Andai ku tahu ada metode Montessori ini buat mengaji. Ku kira hanya kurikulum sekolah aja. Ternyata ada jg utk mengajinya ya. Aku ttp cb deh Montessori ini utk ajari anak mengaji lg. Siapa th bakal lbh lancar lg.
Sekarang memang bukan jamannya lagi anak disetir oleh ortu. Setuju banget belajar apapun dengan metode Montessori, apalagi ternyata bisa juga diterapkan untuk mengajari anak mengaji.
BalasHapusKalau anak sudah senang dan nyaman, berbagai metode pelajaran termasuk baca tulis Al Qur'an bisa dengan mudah diterima dan diterapkan anak ya...
BalasHapusBagus memang metode pembelajaran Montessori ini
Saya dulu nggak ngajarin balita saya mengaji, sih, Mbak. Habis keluarga kami bukan keluarga muslim.
BalasHapusMashaAllaa~
BalasHapusMemang penuh tantangan mengajari anak cinta Al-Qur'an. Tapi dengan metode yang tepat, maka anak pun akan merasa senang, betah dan lama-lama mencintai.
Mengaji Al-Qur'an dengan Metode Montessori ini belum familiar di aku. Coba nanti aku mencari tau mengenai "How to Montessori Method" agar lebih tepat dan pas saat mengajar.
Keren ya metode Montessori ini. Bisa dipakai buat mengajari anak belajar membaca Al-Quran dengan cara yang pasti menyenangkan buat anak. Soalnya pengalaman ngajarin ngaji ponakan, sturgle banget ngajarinnya karen jelas ponakan tidak minat belajar.
BalasHapus