cerita mbun

Cara Menumbuhkan Empati pada Anak Sejak Dini

8 komentar
Cara menumbuhkan empati sejak dini

Apakah anak Bunda tidak mau berbagi kepada temannya? Tidak boleh mengizinkan mainannya dipinjam oleh teman? Jangan buru-buru men-judge kalau anak pelita ya, Bun. Anak hanya belum mengerti konsep berbagi dan berempati dengan orang lain.

Biasanya anak sudah bisa paham dengan konsep berbagi pada usia 3 tahun. Kita ajarkan dan kenalkan sedari dini, untuk membentuk dan memunculkan karakter baik pada dirinya. Meski anak juga sudah memiliki fitrah ingin berbagi dengan teman, tetap harus kita kenalkan dan berikan contoh bagaimana berempati sja berbuat kebaikan pada orang lain.

Memiliki rasa empati dalam diri anak penting sekali agar ia bisa berinteraksi dan memahami perasaan orang lain. Manusia tidak bisa hidup sendiri, kita makhluk sosial yang membutuhkan orang lain.

Empati adalah mencoba memahami perasaan orang lain. Anak jadi tidak berbuat semena-mena terhadap orang lain. Menghargai temannya dan bermanfaat bagi banyak orang. Tidak apa-apa jika anak masih belajar bagaimana caranya melakukan kebaikan. Jangan pernah dipaksa dan biarkan secara perlahan, nantinya dia akan mengerti bagaimana harus menunjukkan empati.

Berikut cara menumbuhkan empati yang bisa kenalkan pada anak meski orang tua sibuk bekerja

1. Meminjamkan Mainan pada Teman

Sebelum memasuki usia 3 tahun, Aqlan tidak pernah mau berbagi mainan dengan temannya. Dia selalu bilang, “Ini mainan Aqlan.” Bagus juga anak mengenal kepemilikan, namun harus digunakan dengan tepat. 

Aku tidak cepat menuduhnya dan bilang jangan pelit, tapi aku selalu coba memberi penjelasan kalau ada teman yang ingin pinjam mainan, tidak ada diberikan karena hanya sebentar saja.

Pokoknya tidak pernah bosen untuk memberi penjelasan tanpa menuduhnya. Lama-lama sekarang malah dengan senang hati meminjamkan mainannya tanpa diminta.

2. Menjenguk Teman yang Sakit

Kalau ada teman yang sakit aku beri penjelasan kalau kita memiliki adab ketika teman sakit adalah dengan menjenguk dan mendoakannya agar cepat sembuh. “Kasian ya, Maul sakit. Aqlan kasihan nggak? Doain ya semoga Maul cepat sembuh. “
Mendoakan teman yang sakit
Respon dia juga sangat tidak terduga, “Aqlan sedih Maul sakit jadi tidak bisa main sama-sama.” Meskipun saat menjenguk dia juga belum mengerti harus bagaimana, setidaknya dia tahu bahwa anak turut prihatin dengan kondisi sakit yang dialami temanya.

3. Berbagi dengan Teman

Aku selalu dibikin takjub dan speechless dengan apa yang dilakukan oleh Aqlan. Ada anak yang selalu menjahili Aqlan, tapi dia selalu berbagi pada temannya itu tanpa memandang apakah dia menyakitinya atau tidak. 

Ketika dia punya makanan lebih, dia selalu ingin berbagi pada temannya. Walau pun dalam hati aku berkata - kalau dibagiin semua nanti habis dong, wkwkwk. Kalau seperti itu aku juga jelaskan bahwa ada hak kita dan hak orang lain juga. Tidak perlu dibagikan semua karena kita juga punya hak atas barang tersebut.

Senang melihat anak yang mau berbagi makanan dengan temannya. Ini karena aku mengenalkan dan mengajarkan cara berempati sejak dini. Kalau ada makanan berlebih, aku selalu bilang “Kasih ya temannya satu.” Kebiasaan itu membentuknya untuk selalu punya keinginan berbagi dengan temannya.


4. Meminta Maaf Jika Berbuat Salah

Ini penting sekali ya diajarkan pada anak agar anak tidak mudah menyakiti hati temannya, karena kalau kita disakiti rasanya pasti sangat tidak nyaman makanya jika kita berbuat salah, maka segeralah minta maaf.

Aku mengajarkan 4 kata ajaib seperti maaf, tolong, terima kasih dan permisi pada anak. Nggak ada istilahnya namanya juga anak-anak, kalau anak salah harus segera minta maaf.

Aqlan pernah mendorong temannya, aku segera memberi tahu bahwa perbuatan tersebut bisa membuat orang terluka, kita juga tidak ingin kan jika didorong oleh teman dan menjadi terluka? Maka hal tersebut juga berlaku pada teman.

Mengenalkan kata maaf ini sangat work pada Aqlan. Dari sejak ia bisa bicara hingga kini, jika dia melakukan kesalahan padaku dia akan segera minta maaf, “Mbun Aqlan minta maaf.” Hihi lucu banget. 


5. Belajar Mengelola Emosi

Empati adalah bagaimana kita mencoba memahami perasaan orang lain. Itu berarti kita juga sama ingin diperlukan baik oleh orang lain.

Mengajarkan bagaimana mengelola emosi membuat anak tahu batasan apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Berbuat baik pada sesama akan membuat kita hidup dengan nyaman.

6. Tidak Mengejek teman

Mengejek teman merupakan perbuatan yang menyakitkan hati dan membuatnya sedih. Ini adalah perbuatan yang tidak boleh dilakukan. Berawal dari mengejek bisa menciptakan potensi bullying ke depannya.
Berbagi mainan dengan teman
Jelaskan pada anak bahwa kita saling menyayangi dan tidak boleh berperilaku jahat pada orang lain. Rasanya diejek menyakitkan dan dapat membuat orang tidak percaya diri. Sebaiknya jangan dilakukan.

7. Menjaga Hewan Peliharaan 

Hal ini berlaku juga pada hewan dan tumbuhan. Tidak boleh semena-mena pada hewan dan tumbuhan. Menyakiti hewan juga tidak boleh apalagi memetik sembarangan tanaman. Mereka juga harus dijaga dan dirawat dengan baik.




Referensi:

  • 7 Contoh Sikap Empati pada Anak Usia Dini yang Perlu Diketahui Orang Tua - https://kumparan.com/info-psikologi/7-contoh-sikap-empati-pada-anak-usia-dini-yang-perlu-diketahui-orang-tua-21Rt8MudXLV/2
  • 10 Contoh Sikap Empati yang Perlu Ibu Ajarkan Setiap Hari - https://bebeclub.co.id/artikel/tumbuh-kembang/3-tahun-atas/contoh-empati-anak-yang-perlu-diajarkan

Related Posts

8 komentar

  1. Perkara berbagi mengingatkan saya pada anak pertama. Ada waktunya dia nggak mau berbagi saat usia 4 tahun, dengan bangga pula dia menyatakan dirinya pelit. Usia 6 tahun, saat dia tidak mau berbagi, dia sudah punya alasan yang kuat. Namun didikan berbagi dengan teman dan keluarga ini memang ngaruh, sih, Bun. Anak jadi tahu porsi adil untuk dirinya dan orang lain.

    BalasHapus
  2. Saya sering menerapkan beberapa tips ini pada anak saya. Memang benar, dengan sering berinteraksi dan mengajarkan anak untuk peduli pada orang lain, empati mereka jadi terasah.

    BalasHapus
  3. Sepakat, anak mesti belajar empati sejak dini. Sekarang nih sering lihat orang dewasa yang nirempati alias nggak punya empati. Ada orang kesusahan, tertimpa musibah, jadi korban kekerasan .... eh malah tertawa.

    BalasHapus
  4. Lebih mudah mengajarkan dengan contoh nyata ya mbak, anak lebih mudah memahaminya. Bagi saya penting mengajarkan anak bersikap empati, selain untuk melembutkan hatinya juga anak tidak menjadi egois

    BalasHapus
  5. Memelihara hewan ternyata bisa mengasah kemampuan berempati anak ya. Alhamdulillah nih anak saya juga mendekati sisi positif yang diinginkan kalau dilihat dari dunia empatinya anak ini
    Dan itu tentu saja harus ditanamkan sejak dini ya gak bisa instan

    BalasHapus
  6. Mendidik anak itu memang dinamikanya luar biasa, ya. Kita sebagai orang tua juga harus jadi role model yang baik bagi mereka, sehingga ketika mengajarkan apa-apa seperti masalah empati ini mereka akan dengan mudah paham dan mau mencontoh jika melihat orang tuanya berbuat kebaikan serupa pula

    BalasHapus
  7. Dulu pas ngajar sempat sedih, karena ada satu murid yang saya rasa kurang bermepati pada satu ABK di kelas. Parahnya dia mempengaruhi siswa-siswa yang lain. Memang ya, rasa empati ini perlu dilatih. Mungkin di rumah dia kurang di latih juga. Dan sebagai guru, saya waktu itu juga gagal mengajari dia berempati.

    BalasHapus
  8. Dilatih berbagi sejak kecil akan sangat membekas sehingga perilaku ini akan terbawa sampai dewasa. Ketika dewasa nanti sudah paham konsep berbagi. Terima kasih artikelnya Kak Fida.

    BalasHapus

Posting Komentar