cerita mbun

Cara Efektif Membangun Kedekatan dengan Anak Meski Orang Tua Sibuk

5 komentar
Bonding orang tua dan anak
Orang tua yang sibuk dengan pekerjaan seringkali merasa bersalah pada anak. Merasa mengabaikan anak dan tidak bisa bermain lama dengannya. Tidak rela rasanya tidak bisa menemani sepanjang hari.

Jangankan yang bekerja di kantor, aku yang bekerja di rumah pun tak luput dari rasa khawatir tersebut. Meski fisik aku ada di sampingnya, aku takut jiwaku tak hadir dalam hati anak.

Apalagi jadwal menulisku akhir ini sedang padat, kami sama-sama sibuk dengan pekerjaan  masing-masing. Tapi, sebisa mungkin aku tetap menjaga bonding-ku pada anak agar anak tetap merasakan kehadiranku.

Suami yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, membuat aku sebisa mungkin juga bisa mengatur bonding antara anak dan ayah. Begini cara efektif yang kami lakukan ditengah-tengah kesibukan, agar tetap kompak merawat anak.


1. Luangkan Waktu Main dengan Anak

Quality time bersama anak

Temanku yang bekerja sering cerita kalau ia khawatir tidak bisa menjadi ibu yang baik karena sibuk bekerja di kantor. Aku pun sama meski di rumah ada rasa khawatir terhadap tumbuh kembangnya.

Daripada terus diliputi perasaan bersalah, aku membuat jadwal kapan aku harus berdua dengan laptop dan kapan harus bermain dengan anak. Riset membuktikan kalau kerja yang efektif itu kerja yang dalam waktu singkat. Artinya kita tidak perlu lama-lama bekerja jika tidak produktif.

Cukup luangkan waktu 4 jam untuk bisa fokus dengan laptop dan terbukti membuat aku produktif daripada harus seharian depan laptop yang pada akhirnya lebih banyak scroll media sosial daripada menulis.

Bagi yang bekerja freelance seperti aku, mungkin bisa mencoba tips yang aku jalankan setiap hari. Aku memulai pagi dengan menyiapkan keperluan anak dan domestik, memastikan makanan sehat anak sudah tersedia. Siang hari saat anak tidur aku mulai membuka laptop 2 jam dan malam saat anak tidur 2 jam. Jadi aku melakukan pekerjaan saat anak sedang tidur. Kadang jam kerja bisa lebih tergantung situasi, misalkan anak diajak jalan-jalan oleh tantenya. 

Setiap orang memiliki waktu produktifnya masing-masing. Ada yang merasa cepat berpikir jika pagi, siang atau malam. Tinggal disesuaikan saja waktu produktifnya agar bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat tanpa distraksi.


2. Quality Time Bersama Keluarga

Akhir pekan adalah waktu terbaik untuk menghabiskan waktu bersama. Tidak perlu seharian bersama, beberapa jam cukup asalkan berkualitas.

Suami sepakat ketika bersama untuk melepaskan gawai masing-masing agar bisa lebih fokus pada satu sama lain. Ternyata memang beda hasilnya ketika bersama memegang gawai dan tidak. Cobain deh, Bun!

Bercanda bersama keluarga bisa meningkatkan lagi semangat. Ayah dan bunda bisa merencanakan kegiatan apa yang ingin dilakukan bersama.


3. Jangan Lupa Sentuhan Fisik

Anak kecil akan selalu menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada orang tuanya, termasuk orang tua sibuk jika kurang sentuhan fisik. Dengan sentuhan fisik bisa membuat anak merasa disayang dan diperhatikan. 

Skinship orang tua dan anak
Biasakan saat pagi sebelum beraktivitas untuk peluk dan cium anak. Aku selalu melakukan itu saat anak bangun tidur dan akan tidur. 

Apalagi jika bahasa cinta anak dengan sentuhan, maka penting sekali untuk meluangkan waktu dengan memeluknya. Kegiatan ini biasanya disebut dengan skinship. Tanda anak yang sudah mulai membutuhkan perhatian biasanya dia akan menempel terus pada ayah dan bunda. 


4. Tentukan Skala Prioritas

Tentukan skala prioritas terlebih dahulu. Perhatikan lagi niat kita bekerja untuk apa. Jangan sampai sibuk bekerja melupakan keluarga. Orang tua sibuk bekerja demi memenuhi kebutuhan rumah tangga, namun anak juga membutuhkan perhatian orang tua. 

Sebagai ibu rumah tangga, aku tetap memprioritaskan keluarga dulu baru pekerjaan. Kalau memprioritaskan keluarga dulu, bekerja pun jadi tenang dan bisa lebih fokus. Sebaliknya, jika aku hanya fokus terhadap deadline saja, rasanya keluarga juga jadi terbengkalai. Jadi pastikan keluarga aman dan nyaman dulu.

Ayah dan bunda bisa berbagi perannya masing-masing. Orang tua yang kompak mendampingi anak akan membuat anak nyaman dan mengerti kondisi orang tua karena tangki cintanya sudah terpenuhi. 


5. Tetapkan Batasan Bekerja

Suami yang sudah sibuk di kantor, pada saat pulang tidak membawa pekerjaannya ke rumah. Pekerjaan ia lakukan selama di kantor. Di rumah hanya untuk keluarga. Namun, kenyataan tidak sejalan dengan yang diharapkan, wkwkwk.

Banyak yang dikerjakan oleh suami selain pekerjaan kantor. Aktivitasnya yang padat mengharuskan ia tetap bekerja juga di rumah. Biasanya kalau kami akan saling gantian satu sama lain agar bisa fokus sama anak. Anak tetap mendapatkan perhatian dari keduanya meski sedang sama-sama sibuk.

Ini juga bisa jadi kedekatan antara ayah dan ibu. Saat anak tidur, ayah dan ibu juga bisa menjaga bonding tetap dekat dengan cara bekerja atau ngobrol bersama. 


6. Jelaskan Kesibukan pada Anak 

Ini nih yang paling penting, yang orang tua jarang lakukan. Orang tua menganggap anak masih kecil untuk tahu semua urusan orang tua. Bagiku, anak juga perlu tahu kesibukan orang tuanya dan apa yang dilakukan orang tua.

Aku selalu menjelaskan dan minta izin pada anak untuk memulai menulis. Anakku termasuk yang bermain kadang tidak ingin aku temani, kadang ia juga mengajak aku bermain.

Saat ia ingin main sendiri, aku meminta izinnya terlebih dahulu. “Mbun, mau menulis dulu ya mau buka laptop boleh?” Dia akan senang hati mengizinkannya karena sudah tahu apa yang dikerjakan ayah dan bundanya.

Aku selalu menjelaskan kalau aku sedang menulis di laptop, nanti setelah menulis sebentar bisa main bersama lagi. Tentu saja anak 3 tahun belum mengerti, tapi dengan menjelaskan pekerjaan pada anak akan membuat ikatan bonding kita pada anak semakin kuat. Anak tahu apa yang kita lakukan.

Namun ketika dia meminta aku bermain dengannya, segera aku menutup laptop dan bermain dengannya. Begitu juga yang terjadi pada ayahnya, harus merelakan dulu pekerjaannya sebentar untuk bermain dengan anak.


Kesimpulan

Membangun kedekatan orang tua dan anak ini penting banget dan harus dibangun sejak kecil untuk membangun kepercayaannya pada orang tua. Aku ingin hingga dewasa nanti anak bercerita segalanya pada orang tua, sehingga orang tua tahu apa yang sedang anak pikirkan.

Maka dari itu kita sebagai orang tua juga jangan malu untuk bercerita apa yang sedang kita alami pada anak. Menjaga work life balance memang sulit, namun bukan berarti kita tidak bisa. Meski bekerja, bisa kok tetap hadir pada jiwa anak.

Apakah ayan dan bunda memiliki pengalaman yang sama? Yuk, bagikan pengalamannya di kolom komentar. Semangat ya, ayah dan bunda!




Referensi:

  • 9 Tips Parenting untuk Orangtua Sibuk Kerja - https://sangbuahhati.com/baca/9-tips-parenting-untuk-orangtua-sibuk-kerja/
  • 7 Tips Dekat dengan Anak Meski Orang Tua Sibuk Bekerja - https://bimba-aiueo.com/7-tips-dekat-dengan-anak-meski-orang-tua-sibuk-bekerja/

Related Posts

5 komentar

  1. Saya pun menulis biasanya ketika anak-anak sudah tidur jadi tidak mengganggu quality time bersama mereka.
    Kalau kita belajar manajemen waktu bekerja insyaAllah kedekatan dengan anak-anak dan keluarga tidak terganggu, ya

    BalasHapus
  2. Insya Allah sesibuk apapun orang tua, pasti tetap ada waktu untuk bersama anak. jadi memang orang tua yang pegang kendali. Dan Mbak Fida sudah keren ini tipsnya di atas. salah satunya membatasi waktu kerja dan sesuai. Jadi kapan anak butuh main, segera tutup laptop.

    BalasHapus
  3. Jadi inget kalo keponakan daku ngajak main lego, "Onty, yuk kita main lego". Ternyata meluangkan waktu untuk main bersama anak kecil itu punya manfaat bagus buat dia ya

    BalasHapus
  4. Paling tenang memang bekerja setelah pekerjaan rumah sudah beres dan anak terkondisikan, misal lagi tidur atau diajak jalan-jalan tantenya hihi.

    BalasHapus
  5. Walau aku dan suamiku kerja, tapi pasti meluangkan waktu untuk main dan berduaan dengan anak.. Secapek apapun karena memang itu tugas orang tua :)

    BalasHapus

Posting Komentar