“Aku mau fokus nulis di blog ya, Yang?”
Blog yang aku tahu dari teman, katanya enak bisa nulis panjang dan curhat sesuka hati. Tujuanku saat ngeblog dulu ya apalagi kalau bukan cerita keseharian di sekolah. Tapi, ya gitu nulisnya bisa satu tahun sekali, wkwkwk.
Pernah saat kuliah ada keinginan untuk monetisasi blog, karena merasa sepertinya blog bisa menghasilkan uang. Aku mencari tahu caranya tapi tak kunjung juga ketemu. Akhirnya aku cuman bisa menulis curhat saja, kali ini tentang kegiatanku di kampus.
Lulus kuliah dan sibuk bekerja, perlahan aku kembali melupakan blog. Mulai menulis kembali saat bekerja di kantor notaris. Keinginan menulis saat itu naik turun. Kadang nulis - hilang - nulis lagi, sangat tidak konsisten.
Hingga saat melahirkan aku mulai merasa kehilangan diriku. Memiliki putra yang lucu sebuah anugerah bagi kami. Namun, tak bisa dipungkiri melahirkan melalui operasi caesar dan memberikan susu formula pada anak membuatku sangat stres, merasa jadi ibu yang gagal.
Seringnya aku tiba-tiba menangis, sakit hati dan kecewa. Semua rasa campur aduk. Kata orang ini namanya baby blues syndrome, depresi pasca melahirkan. Entah baby blues atau bukan, yang jelas aku ingin merubah hidupku kembali normal. Aku ingin menyibukkan diri hingga aku lupa dengan segala kesedihan dan memiliki penghasilan kembali meski aku memutuskan untuk jadi ibu rumah tangga saja di rumah.
Tapi, apa yang kira-kira bisa aku lakukan dari rumah untuk mendapatkan cuan? Kegiatan apa yang aku sukai yang bisa membuatku lupa akan baby blues ini? Aku sadar sedih dan terpuruk, makanya aku tak ingin ini semua berlarut hingga aku lupa caranya bersyukur.
Berawal Dari Belajar Parenting
Transformasi digital aku rasakan sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan kehidupanku. Aku mulai berselancar, memanfaatkan media sosial untuk mencari langkah-langkah yang harus aku lakukan untuk fokus nulis di blog setelah mendapatkan izin suami.Tujuan awalku memang mencari uang. Tapi aku singkirkan itu karena aku sadar tidak memiliki skill apapun di dunia blog. Aku hanya memiliki kecintaan pada menulis, yang aku rasa belum cukup untuk berkarir di dunia blogging. Untuk itu, aku ingin belajar terlebih dulu.
Hal pertama yang aku lakukan adalah mencari komunitas ngeblog. Aku yakin dari komunitas, berkumpulnya orang-orang dengan hobi yang sama akan memudahkanku untuk berelasi dan belajar bagaimana caranya menulis di blog dengan baik.
Dari mengikuti komunitas menulis 1Minggu1Cerita, mulai muncul blogger-blogger di beranda Instagram. Aku mulai perhatikan bagaimana mereka menulis. Mengamati cara mereka menulis membuat aku semakin yakin kalau banyak yang harus aku pelajari. Definisi mulai dari nol, betul-betul aku rasakan saat itu, tahun 2021.
Saat itu salah satu Blogger, Bunda Lillah sedang membuat tantangan menulis di blog tentang komunikasi dalam pernikahan. “Aha! Ini sih aku banget!” Langsung deh aku menulis dan menyetor tulisanku. Tulisanku yang dulu banyak mengalami perubahan, teman-teman mungkin bisa juga membandingkannya, hehe. Dengan percaya diri yang tinggi aku yakin akan menang. Tapi, boro-boro menang, dibaca sama Bunda Lillah saja nggak. Loh kok bisa? Kenapa?
Iya, jadi tulisan yang sudah kita posting itu di share di Instagram dan tag akun beliau. Nah, karena akun aku dikunci, jadilah beliau tidak bisa melihat postinganku. Ini sih gugur sebelum berperang, haha.
Dari situ, aku juga mulai aware sama Instagram. Bagaimana orang lain mau melihat brandingku kalau Instagram saja dikunci? Aku melihat blogger lain tidak ada yang menutup akun Instagram. Perihal membuka akun Instagram saja, butuh perdebatan melawan diri sendiri, haha.
Pengalaman itu pun jadi pelajaran yang berarti buatku, aku mulai melupakannya dan fokus kembali menulis. Aku menulis dari hal-hal sekitar dulu yang erat kaitannya denganku, yaitu parenting.
Menulis blog berangkat dari kesedihan yang aku alami, aku mulai menulis apa saja yang membuatku resah. Random, apa saja ditulis. Aku anggap ini sebagai jurnaling, agar aku bisa bangkit dan tetap semangat.
Taraaaa! Dari menulis keresahan itu perlahan aku mulai percaya diri lagi. Memang ya manfaat jurnaling itu luar biasa bagi kesehatan mental. Tadinya lifestyle blog, aku mulai branding blogku sebagai blog parenting.
Dari belajar mengasuh anak, yang aku pelajari melalui buku dan webinar, aku aplikasikan pada anak dan aku tuliskan di blog. Meski masih ada kekurangan, mengasuh jadi kegiatan yang menyenangkan. Memang seharusnya begitu kan? Mendidik anak butuh ibu yang bahagia.
Lebih banyak menulis parenting dibanding yang lain. Saat menulis parenting ini aku merasa, “Hey Aqlan, lihat nih perkembangan kamu. Dulu tuh kamu seperti ini!” Harapanku, semoga kelak Aqlan bisa membacanya karena sebagian besar memang rekam jejak pertumbuhannya aku tuliskan di blog. Semoga kamu nggak bosan ya aku ceritakan anak terus, hehe.
Kemudian dari Bunda Lillah aku diberitahu kalau ada kelas menulis dari Blogspedia. Aku mengikuti kelasnya secara gratis. Belajar blog dari pemula hingga profesional yang dimentori oleh Coach Marita Ningtyas. Ini yang aku cari selama ini, Alhamdulillah dari sini belajar banyak dan blog mulai berdomain.
Banyak blogger yang satu frekuensi membuatku merasa punya support system dalam ngeblog. Banyak sekali yang kita obrolkan, mulai dari drama Korea, buku, curhat, hingga serius diskusi tentang blog.
Beruntungnya aku kenal mbak Alfia, Eka, Dyah, Nita, Yuni, Monica Rasmona, Zakia, Susi, Ida, pak Sugianto, dan masih banyak lagi. Bisa panjang kalau disebutkan satu-satu, hihi.
Tidak puas sampai disitu, aku terus mengikuti komunitas ngeblog lainnya. Aku menantang diriku kembali untuk mengikuti Komunitas One Day One Post (ODOP). Di sana aku menulis setiap hari agar bisa masuk komunitasnya. Setelah berhasil aku baru bisa memilih kelas blog dan kelas lainnya. Selain ngeblog aku hanya pilih kelas media. Seberapa tulisanku pun Alhamdulillah bisa tembus media.
Tidak sangka ditengah kesibukan menjadi IRT ternyata aku bisa juga menyelesaikan tantangan. Selain belajar, dari dua komunitas tersebut di amanahi sebagai pengurus. Pada saat rekrutmen kemarin dipercaya untuk memberikan materi SEO dasar pada peserta yang akan bergabung dengan kelas ngeblog. Dipercaya juga sebagai moderator dalam acara webinar dan live Instagram. Terima kasih ya.
SEO aku semakin matang berkat ikut kelas gratis dari BRT yang dimentori oleh Mas Pewe dan kak Monica. Berkat ikut kelasnya aku semakin percaya diri untuk lebih dalam belajar blog. Dari belajar hingga menemukan peluang karir dari ngeblog.
Kebiasaan itu terbentuk dari challenge yang sedang aku ikuti selama satu tahun bersama Blogger Nomad. Saat ini masih bertahan di bulan bulan ke-10. Semoga nggak di kick yaa dan meski challenge berakhir, konsisten ini tetap terjaga.
Bertumbuh Bersama Komunitas Blogger
Berawal mengikuti komunitas 1Minggu1Cerita, yang membuat membernya konsisten. Kalau tidak menyetor tulisan akan di kick. Dari situ aku mulai menulis apa saja agar tidak di kick, saat itu blog juga masih belum punya domain. Nulis juga tidak pakai kaidah SEO, karena belum tahu apa itu SEO. Bener-bener apa saja ditulis.Kemudian dari Bunda Lillah aku diberitahu kalau ada kelas menulis dari Blogspedia. Aku mengikuti kelasnya secara gratis. Belajar blog dari pemula hingga profesional yang dimentori oleh Coach Marita Ningtyas. Ini yang aku cari selama ini, Alhamdulillah dari sini belajar banyak dan blog mulai berdomain.
Banyak blogger yang satu frekuensi membuatku merasa punya support system dalam ngeblog. Banyak sekali yang kita obrolkan, mulai dari drama Korea, buku, curhat, hingga serius diskusi tentang blog.
Beruntungnya aku kenal mbak Alfia, Eka, Dyah, Nita, Yuni, Monica Rasmona, Zakia, Susi, Ida, pak Sugianto, dan masih banyak lagi. Bisa panjang kalau disebutkan satu-satu, hihi.
Tidak puas sampai disitu, aku terus mengikuti komunitas ngeblog lainnya. Aku menantang diriku kembali untuk mengikuti Komunitas One Day One Post (ODOP). Di sana aku menulis setiap hari agar bisa masuk komunitasnya. Setelah berhasil aku baru bisa memilih kelas blog dan kelas lainnya. Selain ngeblog aku hanya pilih kelas media. Seberapa tulisanku pun Alhamdulillah bisa tembus media.
Tidak sangka ditengah kesibukan menjadi IRT ternyata aku bisa juga menyelesaikan tantangan. Selain belajar, dari dua komunitas tersebut di amanahi sebagai pengurus. Pada saat rekrutmen kemarin dipercaya untuk memberikan materi SEO dasar pada peserta yang akan bergabung dengan kelas ngeblog. Dipercaya juga sebagai moderator dalam acara webinar dan live Instagram. Terima kasih ya.
SEO aku semakin matang berkat ikut kelas gratis dari BRT yang dimentori oleh Mas Pewe dan kak Monica. Berkat ikut kelasnya aku semakin percaya diri untuk lebih dalam belajar blog. Dari belajar hingga menemukan peluang karir dari ngeblog.
Perlahan Job Mulai Berdatangan
Aku terus menulis dengan ilmu yang aku pelajari. Dari yang tadinya nulis setahun sekali, sebulan sekali, kini aku punya jadwal menulis satu minggu dua kali yaitu setiap Rabu dan Jum'at. Kadang karena kendala, harinya masih belum konsisten tapi bisa dipastikan aku menulis dua kali dalam seminggu.Kebiasaan itu terbentuk dari challenge yang sedang aku ikuti selama satu tahun bersama Blogger Nomad. Saat ini masih bertahan di bulan bulan ke-10. Semoga nggak di kick yaa dan meski challenge berakhir, konsisten ini tetap terjaga.
Bukan hanya kelas blog saja, aku juga ikut berbagai kelas kepenulisan, menulis buku antologi juga sedang mengikuti kelas bahasa inggris dan coding. Sebelumnya sudah belajar juga bahasa Korea.
Dari kelas yang aku ikuti, aku pelajari ilmunya dan aku terapkan dalam aktivitas menulis blog. Aku hanya fokus menulis, tapi siapa sangka ternyata ada bonus dibalik kerja kerasku selama ini.
"Niatkan dengan belajar sungguh-sungguh, maka rezeki akan mengikuti "Mulai banyak job berdatangan dan tawaran kerja sama yang masuk melalui email. Aku sama sekali tidak menyangka bisa mendapatkan job dari blog. Memang itu tujuanku, tapi karena menyibukkan diri dan fokus untuk belajar, ternyata rezeki pun mengikuti.
Belajar blog merupakan sebuah investasi yang akan kita nikmati hasilnya nanti. Kalau kita fokuskan untuk uang, kita akan kecewa dan mudah lelah. Kita malah jadi nggak menikmati nulis padahal itu hobi kita. Aku lebih senang menyebut diriku sebagai ibu pembelajar.
Dalam mengerjakan job pun aku bersikap profesional dan betul-betul aku pelajari. Aku nggak mau hubungan selesai sampai disitu, makanya aku kerjakan dengan maksimal agar kerja sama bisa terus berlanjut. Setidaknya, ada hubungan baik yang terjalin, karena kita tidak pernah tahu siapa yang akan menjadi perantara rezeki kita.
Salah satu ikhtiarku dengan menjaga konsisten ngeblog dan menantang diri mengikuti berbagai lomba. Sharing lomba dengan blogger Blitar, mbak Anisa membuatku semakin semangat dan saling memberi tahu informasi tentang lomba. Terharu, begitu banyak blogger yang saling memberi tahu informasi dan mengingatkan satu sama lain.
Dalam mengerjakan job pun aku bersikap profesional dan betul-betul aku pelajari. Aku nggak mau hubungan selesai sampai disitu, makanya aku kerjakan dengan maksimal agar kerja sama bisa terus berlanjut. Setidaknya, ada hubungan baik yang terjalin, karena kita tidak pernah tahu siapa yang akan menjadi perantara rezeki kita.
Salah satu ikhtiarku dengan menjaga konsisten ngeblog dan menantang diri mengikuti berbagai lomba. Sharing lomba dengan blogger Blitar, mbak Anisa membuatku semakin semangat dan saling memberi tahu informasi tentang lomba. Terharu, begitu banyak blogger yang saling memberi tahu informasi dan mengingatkan satu sama lain.
Mengikuti Berbagai Lomba
Saat kuliah aku nggak ikut lomba, tapi justru malah ikut lomba setelah jadi ibu, hihi. Senang rasanya jika mengikuti perlombaan menulis blog, dari situ aku bisa menantang diriku dan memahami tema lomba.Semenjak blog ini sudah domain, aku mulai mengikuti lomba. Alhamdulillah meski belum pernah menang hadiah yang berjuta-juta, tapi saldo dompet digitalku mulai terisi, hehe.
Selalu aku syukuri, berarti aku memang harus belajar lebih banyak dari yang lain. Aku lihat juara satu juga effort-nya nggak main-main. Kalau aku mau seperti mereka, tentu usahaku juga harus lebih dari itu.
Mau menang blog, tapi gitu-gitu aja, ya gimana mau menang? Nggak boleh pesimis dan menyerah, yang penting nulis!
Mau menang blog, tapi gitu-gitu aja, ya gimana mau menang? Nggak boleh pesimis dan menyerah, yang penting nulis!
Cara Menjaga Konsisten Ngeblog
"Ngeblog nggak bisa sendirian, kita harus mencari teman untuk menjaga konsisten.”Alhamdulillah aku dikelilingi orang-orang yang mau bertumbuh dan belajar. Rasa malas tentunya pernah menghampiri, tapi aku nggak pernah merasa ingin menyerah.
Berbeda dengan pekerjaanku sebelumnya, kalau cape rasanya pengen resign aja, hehe. Aku merasa kalau menulis blog itu cape yang menyenangkan. Mungkin karena tidak harus bangun pagi-pagi dan berperang dengan kemacetan, aku merasa nyaman bekerja freelance seperti ini. Rasanya "aku banget".
Aku selalu suka diskusi dengan teman-teman blog yang selalu punya sudut pandang berbeda dalam menyikapi persoalan. Dari teman-teman blogger aku belajar bersikap dewasa dan tak pantang menyerah.
Cuman teman blogger inilah nggak ada acara untuk saling sikut sesama teman kerja. Justru malah senang kalau temannya dapat job dan menang lomba. Aku merasakan kompetisi sehat bersama teman-teman blogger. Saling menyemangati dan mendukung satu sama lain.
Alhamdulillah aku bisa menuliskan perjalanan ngeblog karena sedang mengikuti challenge dari Komunitas ISB. Merefleksikan kembali blogging journey yang sudah aku mulai hingga hari ini.
1. Gabung Komunitas Blogger
Bergabung dengan komunitas ngeblog menjadi caraku untuk menjaga konsisten ngeblog. Dalam satu komunitas ada yang saling mengingatkan, berbagi ilmu dan sudut pandang.Aku selalu suka diskusi dengan teman-teman blog yang selalu punya sudut pandang berbeda dalam menyikapi persoalan. Dari teman-teman blogger aku belajar bersikap dewasa dan tak pantang menyerah.
Cuman teman blogger inilah nggak ada acara untuk saling sikut sesama teman kerja. Justru malah senang kalau temannya dapat job dan menang lomba. Aku merasakan kompetisi sehat bersama teman-teman blogger. Saling menyemangati dan mendukung satu sama lain.
Alhamdulillah aku bisa menuliskan perjalanan ngeblog karena sedang mengikuti challenge dari Komunitas ISB. Merefleksikan kembali blogging journey yang sudah aku mulai hingga hari ini.
2. Cari Teman Diskusi Ngeblog
Tentukan mentor ngeblog kamu. Dengan begitu, kamu jadi bisa diskusi banyak mengenai blog. Tentukan mentor ngeblog kamu dan ikuti jejaknya dalam ngeblog.Mempunyai teman diskusi ngeblog, membuat kita ingin terus belajar. Ilmu ngeblog ini menurutku berkembang, selalu aja ada hal baru karena algoritma google juga yang selalu berubah.
3. Fokus pada Satu Tujuan
Blogger yang lama sudah mulai jarang terlihat, mungkin karena sibuk dengan profesi di dunia nyata sehingga sudah kewalahan mengurus blog atau juga memilih hiatus dulu.Banyak juga blogger kini yang merambah menjadi influencer. Dari ngeblog kita itu bisa berkembang kemana saja. Banyak peluang yang bisa ditemukan dari ngeblog. Namun, tetap harus fokus satu tujuan maunya kemana, agar kita bisa memonetisasi degan baik.
4. Tentukan Big Why Ngeblog
Tentukan tujuan kamu ngeblog untuk apa. Kalau kamu sudah punya tujuan, kamu akan perjuangkan tujuan itu. Tidak mudah tergoda dengan yang lain atau malah berhenti di jalan.Memang tidak mudah ya, apalagi kalau malas sudah mampir, bawaannya pengen rebahan aja. Untungnya nulis juga bisa sambil rebahan, haha. Biasanya aku akan edit tulisan melalui handphone, pindah perangkat membuat aku nyaman mengkurasi hasil tulisan. Gimana dengan kamu?
5. Membuat Content Plan
Nikmati prosesnya, maka tidak akan terasa hari-hari yang heactic ini. Memuat content plan jadwal ngeblog sangat membantu untuk mendisiplinkan jadwal menulis.Content plan juga membantu kita tidak bingung lagi saat akan menulis. Tinggal riset dan menulis.
6. Izin Sama Keluarga
Ini yang paling penting ya. Sebelum menulis aku selalu izin anak dulu kalau bundanya bakal sibuk dan nggak bisa main lebih lama sama dia. Begitu pun sama suami minta izin dan didoakan agar menulisnya lancar dan bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Kesimpulan
Menulis adalah hobiku dari kecil. Dulu menulisnya cerita keseharian dan curhat ala anak kecil pada zamannya. Sampai sekarang pun aku masih punya buku diary untuk menuliskan hal-hal yang buat aku resah dan bahagia.
Lika-liku perjalanan ngeblog membuat aku semakin mengenal diriku sendiri. Aku lebih menghargai diriku dan mencintai prosesnya. Satu yang belum terwujud, yaitu belum pernah berjumpa dengan teman-teman blogger. Kebayang betapa hebohnya kalau bertemu nanti.
Bertemu melalui online dengan teman-teman blogger rasanya seperti baru ketemu lagi dengan teman lagi, begitu banyak yang diceritakan dan entah kenapa bisa saling mengerti dan memahami.
Semoga keinginanku ini bisa terwujud yaa! Gimana nih, kamu tertarik juga nggak untuk ngeblog?
Terharu sekali, namaku disebut di tulisan. 😂 Semangat ikut lomba, sekalian branding blog juga ya. Hehe.
BalasHapusOh ya kadang aku iri di kota besar udah ada brand yang ngajak blogger buat promosi dkk, masak di kotaku belum ada gituan. Jadi pengen bikin komunitas blogger, yuk bikin mbak. 😆
Saya juga lulusan Blogspedia (batch 4). Ternyata ngeblog ngga hanya harus bisa nulis tapi banyak ilmu di dalamnya. Karena ngeblog inilah saya jadi tahu banyak yg harus dipelajari di dunia blogging.
BalasHapusMembuat Content plan ini pasti dari mba Marita ya kan mba? Masih inget dulu beliau yang isi kelas BRT tentang ini. Ilmunya daging banget :) Btw saya masih betah nulis di HP mba, laptop buat edit template aja wkwk
BalasHapusOh aku inget yang challenge bunda lillah itu ya, kayaknya aku masih di group itu ((belum dikick)) hahahaha...ah keren perjalanan ngeblognya mbak, banyak banget kelas yang diikuti. Btw, nggak ada yang salah dengan lahiran normal atau sesar, asi atau sufor, yang salah itu kalau pendapat orang mempengaruhi kehidupan kita.
BalasHapusSemangatt mbak, keren deh mbak Fida habit nulisnya. Aku banyak belajar dari mbak Fida.
Alhamdulillah, sebagai sesama lulusan BC3, aku turut menyaksikan perkembangan Fida dalam ngeblog. Salut sama semangatnya untuk terus bertumbuh melalui banyak komunitas. By the way, nama aku mah wajib ditulis lengkap, ya, bisi ketuker sama para blogger suhu. He-he.
BalasHapusWah, sangat menginspirasi sekali perjalanan ngeblognya kak Alfida ini. Memang sebaiknya menulis di blog diusahakan konsisten agar tidak terjadi writer's block juga ya kak. Semangat, kak...
BalasHapusKeren nih mba udah jadi profesi, saya masih sekedar coret2 aja nih
BalasHapus