cerita mbun

Mendidik Anak di Era Digital. Begini Cara Mendampinginya!

10 komentar
Digital native



Perkembangan digital membawa banyak perubahan terhadap gaya hidup. Semakin mudah akses dengan dunia digital termasuk dalam mendidik anak. Tentunya ada banyak dampak positif, juga negatifnya.

Dalam mengasuh anak, ini menjadi tantangan bagi para orang tua. Pasalnya, kita sulit sekali memisahkan anak sepenuhnya dari teknologi, karena mereka hidup di zaman digital, yang sering disebut digital native.

Selain itu, teknologi juga berperan penting dalam pembelajaran. Tidak selamanya berpengaruh buruk, selama penggunaannya dibatasi dan didampingi. Kalau kita melarang penggunaannya, ia akan mencari cara agar bisa melihatnya melalui orang lain.

Tidak bisa dipungkiri, ia melihat orang tuanya yang selalu menggenggam ponsel pintar. Rasanya benda itu sudah tidak asing ada di setiap rumah. Hal ini pernah terjadi sama Aqlan, ketika aku larang tapi ada temannya justru yang membawa ponsel pintar tersebut. 

Sedih ya, namun aku sadar kendali penggunaan gadget ini tetap ada pada orang tua. Lalu, apa yang harus kita lakukan?

Dampak dari Penggunaan Digital yang Berlebihan

Sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Tapi, mendidik anak di era digital juga bukan berarti sepenuhnya memberikan gadget pada anak tetap ada pengawasan. 

Mengutip dari Ebook Mendidik anak di era digital yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada beberapa hal yang perlu orang tua perhatikan dalam memberikan pengunaan gadget pada anak.

Oh iya, ebook ini aku dapatkan dari grand opening Montessori Store Lekat Pekat secara gratis melalui Instagram. Alhamdulillah selain ini, ada 6 ebook lainnya tentang parenting salah satunya yang aku dapatkan dari seminar membangun pondasi sebelum calistung.

Hal yang harus diperhatikan orang tua
Masya Allah sangat bermanfaat sekali bagi orang tua yang mendidik anak di era digital. Yuk, kita pahami bagaimana dampaknya jika kita memberikan ponsel pintar secara berlebihan. 

1. Kesehatan Mata Anak 

Paparan cahaya dalam menggunakan telepon pintar yang berlebihan bisa membuat penglihatan pada anak menjadi terganggu. Agar kesehatan matanya tetap terjaga, sebaiknya batasi penggunaannya dan atur cahaya telepon pintar tidak terlalu terang, sehingga tidak menyilaukan mata anak.

Perhatikan juga jarak mata dengan telepon pintar jangan terlalu dekat. Terlalu lama bisa menyebabkan pusing dan mata berair. 


2. Masalah Tidur

Pengaruh telepon pintar juga bisa mempengaruhi rutinitas tidur anak. Lamanya melihat layar digital membuat anak terus fokus sehingga tidak ingin tidur.

Dampak dari isi tontonan anak juga berpengaruh terhadap pola tidur anak. Anak akan terus fokus dan mengingat isi tontonannya. Maka dari itu, berikan tontonan selain yang menghibur juga edukatif yang bisa komunikasi dua arah. 

Aku menghindari tontonan yang tokohnya tidak berbicara. Khawatir akan pengaruh terhadap bahasanya. Harus dipahami, tidak semua kartun itu lucu. Jadi, kita harus bisa memilih program yang baik untuk anak. 


3. Kesulitan Konsentrasi 

Fokus tehadap layar digital mengubah perhatian anak sehingga anak terlalu aktif dan sulit berkonsentrasi. Padahal konsentrasi ini sangat dibutuhkan bagi anak 3 tahun.

Untuk meningkatkan konsentrasinya, kita bisa mengajarkan anak dengan konsep filosofi montessori, memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lainnya, mencocokkan warna, bentuk dan permainan yang meningkatkan fokus lainnya.


4. Menurunnya Prestasi Belajar

Mengunakan ponsel pintar secara berlebihan akan membuat prestasi anak menurun, hal itu karena anak ingin menonton saja tanpa belajar. Waktunya belajar tidak digunakan dengan baik.

Penggunaan ponsel pintar membuat anak menjadi kecanduan dan sulit lepsa. Usia anak yang belum dewasa belum bisa mengontrol dirinya sendiri.

Buat jadwal antara menggunakan ponsel pintar dengan belajar. Mengizinkan penggunaannya sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati bersama. 

5. Perkembangan Fisik

Usia anak 0-5 tahun adalah fase anak berkembang dengan optimal. Stimulasi yang diberikan degan memperbanyak gerak anggota tubuhnya. Geraknya bisa terhambat jika menggunakan gadget secara berlebihan.

Anak sering menahan haus, lapar dan buang air kecil yang bisa menganggu pencernaannya. Menyebabkan ketidakseimbangan bobot tubuhnya, terlalu kurus atau gemuk.

Ingatkan anak saat menonton, jangan menahan jika ingin buang air kecil. Kita juga bisa tanyakan jika anak butuh sesuatu. 

6. Perkembangan Sosial

Anak menjadi sulit bergaul, tumbuh menjadi pribadi yang mementingkan diri sendiri. Anak juga sulit mengenali perasaannya karena kurang interaksi dengan teman-temannya. 

7. Perkembangan Otak dan Hubungannya dengan Penggunaan Media Digital

Sulit bagi anak untuk menyeimbangkan bermain di perangkat digital dan dunia nyata. Kognitif anak jadi terganggu. 

8. Menunda Perkembangan Bahasa Anak


Anak-anak yang sering menatap layar kaca di bawah 2 tahun, akan menghambat perkembangan bahasanya. Bahasanya masih belum lancar seperti anak seusianya.

Dampingi anak dan ajak interaksi ketika menonton agar menambah banyak kosa kata anak. Ajak anak diskusi dari tontonan yang ia tonton. 

Dampingi Anak dalam Menggunakan Digital

Tantangan bagi orang tua untuk memberikan pengunaan ponsel pintar pada anak. Pemberian telepon pintar boleh diberikan dengan tujuan edukasi dan harus didampingi. 

Jika kita memberikannya agar anak diam karena kita sedang melakukan sesuatu, sebaiknya dihindari ya. 

1. Tambah Pengetahuan Orang Tua

Orang tua juga sebaiknya belajar bagaimana menggunakan media sosial dengan bijak. Mencari tahu apa yang sedang disukai anak. Sehingga bisa memberi edukasi juga pada anak.

2. Mengarahkan Penggunaan Perangkat dan Media Digital dengan Jelas

Sepakati bersama penggunaan perangkat digital. Buat aturan yang tegas u tuk disepakati. Orang tua juga harus konsisten menerapkan aturan yang jelas kapan boleh menggunakan ponsel pintar dan kapan harus berhenti. 

Biasanya orang tua tidak tahan mendengar anak nangis jika disuruh berhenti menggunakan digital, sehingga membolehkan untuk menambah jadwal penggunaan secara terus-menerus. 

Jangan sampai goyah dan mengikuti alasan anak yang ingin terus menggunakan digital. Kalau sudah sesuai kesepakatan bersama ya harus diikuti bersama.

3. Imbangi dengan Interaksi di Dunia Nyata

Orang tua bisa mengajak anak untuk berkegiatan di luar. Bermain bersama dengan mengenalkan aktivitas kesenian, menari atau memberikan stimulus agar anak punya aktivitas gerak. 

Ayah dan bunda bisa mencoba membuat mainan dari kardus. Selain menyeimbangkan dengan dunia digital, anak juga menjadi kreatif. 

4. Pinjamkan Perangkat Sesuai Kebutuhan

Anak hanya boleh meminjam perangkat digital milik orang tua, belum boleh memilikinya sendiri. Selain telepon pintar, ayah dan bunda bisa mengajarkan laptop atau ipad untuk keperluan belajar. 

Jika anak menyukai game, ajarkan game yang mengedukasi anak dan interaksi di dalamnya. Bisa mencobanya dengan game yang belajar menghitung, mencocokan warna dan lain sebagainya.

5. Pilihkan Program Positif

Berikan program atau aplikasi yang positif bagi perkembangan anak. Jangan asal berikan tontonan agar anak anteng dan tidak menangis. 


6. Mendampingi dan Meningkatkan Interaksi

Dampingi dan ajak anak berinteraksi dalam menggunakan digital. Buat sebagai aktivitas keluarga.

Diskusikan dengan anak tentang digital
Adanya interaksi membuat anak belajar dari apa yang dilihatnya. Anak juga ikut berpikir dalam menyelesaikan masalah. 

7. Gunakan Perangkat dengan Bijaksana

Bagi orang tua penggunaan telepon pintar menjadi suatu kebutuhan. Rasanya tidak bisa lepas karena semua sudah dalam satu genggaman, apalagi bagi Blogger profesional, yang kerjanya memang dari digital. Sebaiknya, saat interaksi dengan anak simpan dulu telepon pintarnya.

Sebelum tidur, anak sudah tidak ada lagi interaksi dengan digital. Sehingga anak bisa tidur dengan nyenyak. 

8. Aktifitas Dunia Maya 

Aktifitas dunia maya meliputi komunikasi jarak jauh, membaca berita, melihat gambar dan video. Orang tua bisa mengenalkan aktifitas tersebut pada anak. Misalnya menghubungi kakek dan nenek melalui video call

9. Telusuri Aktifitas Anak di Dunia Maya

Orang tua bisa memonitoring kegiatan anak dan memantau situs apa yang tidak sesuai dengan usia anak. Kini ada web filtering yang bisa orang tua gunakan untuk memblokir situs yang tidak sesuai dengan perkembangan anak.


Kesimpulan

Tugas orang tua mendidik anak sesuai zamannya. Apakah kita sebagai orang tua sudah menyiapkan cara mendidik anak di era digital? Mendidik anak di era digital bukan berarti sepenuhnya membiarkan anak menggunakan digital tanpa batas dan aturan. 

Penggunaannya perlu kita dampingi dan awasi sesuai tingkatan usianya. Jangan biarkan anak menggunakan digital sendirian, apalagi sampai memilikinya karena perangkat yang anak gunakan masih milik orang tuanya. 

Perubahan atas digital ini membuat kita juga merubah pola didik terhadap anak. Setiap perubahan akan ada tantangannya. Bagaimana kita bisa adaptasi dengan tantangan tersebut. Yuk, kita sama-sama mendidik anak yang siap dengan teknologi tanpa merugikan anak itu sendiri. 

Sharing pengalaman ayah dan bunda dalam memberikan izin perangkat digital pada anak yuk! Share di kolom komentar yaa. 


Related Posts

10 komentar

  1. Belakangan normalisasi memberi gadget untuk anak sudah marak juga terjadi. Alasannya karena itu satu-satunya solusi agar anak diam dan nggak tantrum di tempat umum. Padahal kalau dilihat dari dampaknya justru dahsyat banget. Bahaya!

    BalasHapus
  2. Teknologi ibarat pisau bermata dua sih, di satu sisi menguntungkan di saat yang bersamaan juga merugikan. DI rumah dibatasin eh begitu main bersama temannya la kok mabar nih anak cowokku, kalau yang sulung juga begitu, main hp menggunakan hp temannya, hadeh. Jadi yang kami lakukan juga memberikan pengertian apa yang boleh diakses dan mana yang tidak boleh diakses

    BalasHapus
  3. Jadi inget perkataan didiklah anak sesuai jamannya. Memang skrng udah jaman digital sih ya jd apa² ya serba digital. Dan memang tetep perlu diawasi orang tua penggunaannya.

    BalasHapus
  4. Melihat dampaknya aku pribadi lebih memilih enggak ngasih anak hape dulu di masa golden era-nya. Meskipun memang ada batasan yanh kita sebagai orang tua kasih, lumayan berbahaya banget untuk perkembangannya. Mungkin bakal dikasih hape kalo udah wayahnya, itu pun harus barengan sama aku deh. Supaya kalo udah gede bisa jadi anak yang berkarakter

    BalasHapus
  5. Yang paling kerasa itu anak jadi tidak terkontrol emosinya kalau sudah main gadget. Saya lebih mengarahkan dan memfasilitasi anak dengan banyak buku. Sesekali masih meminjamkan gadget juga, tetapi, ya, itu kadang malah suka tantrum pas diambil.

    BalasHapus
  6. Serba salah gara-gara gadget. Emang harus pintar-pintar mengakali. Kalau sepenuhnya melarang juga tidak baik, kebablasan bebasin juga jauh lebih berbahaya bagi perkembangan anak.

    BalasHapus
  7. Mengenalkan Gadget pada anak ,.sesuai dengan kebutuhan.Karena di era digital tanpa gadet adalah mustahil.

    BalasHapus
  8. Teknologi ini bagus tapi blunder juga buat anakku. Aku agak ketat banget sama screen time anakku, paling ya nonton TV aja sudah tapi kadang ayah dan pengasuhnya suka kasih nonton youtube di HP. Pelan-pelan akhirnya mencoba sesuai kebutuhan atau bahkan dialihkan dengan bermain

    BalasHapus
  9. Awalnya aku mencoba tak memberikan screen time nonton tv untuk anak, tapi selanjutnya seminggu sekali. Tapi kadang berulangkali karena kerjaan lagi banyak.Eh ternyata banyak sekali dampaknya, terutama lebih gampang tantrum saat banyak waktu screentime.

    BalasHapus
  10. Jadi orang tua harus belajar bijak banget ya dalam merespon digitalisasi yang mau-mau tak mau berhubungan juga dengan anak-anak. Jika bisa dimanfaatkan dengan baik niscaya akan bermanfaat, tetapi jika berlebihan tanpa kontrol dikhawatirkan malah akan semakin memperburuk tumbuh kembang anak

    BalasHapus

Posting Komentar