cerita mbun

Isu Kesehatan Anak, Hoax atau Fakta?

Hoax isu kesehatan ginjal anak

Akhir-akhir ini ramai berita tentang kesehatan anak. Banyak anak yang masih kecil sudah cuci darah. Rumah sakit besar di Jakarta sampai dipenuhi oleh pasien anak kecil.

Berita kesehatan anak ini bikin orang tua overthinking. Sudah benar atau belum memberikan makanan? Apakah makanan yang diberikan sudah mengandung nutrisi yang cukup atau belum? Belum lagi anak yang suka jajan di luar. 

Kabarnya banyak anak yang menderita gagal ginjal akibat jajan sembarangan. Apakah isunkesehatan anak tersebut hoax atau benar? Yuk, simak sampai akhir isu kesehatan anak yang dikupas tuntas dalam diskusi bersama Dokter Taura, seorang dokter anak sekaligus Blogger profesional. 


Diskusi Live Instagram Bersama Blogspedia

Setelah bulan Juli membahas tentang filosofi Montessori, terkait haruskah anak saat TK sudah bisa menulis. Kali ini, tak kalah menariknya Blogspedia mengadakan live Instagram pada hari Rabu, 2 Oktober 2024. 

Live Instagramnya seru sekali, bisa sekalian konsultasi nih sama dokter Taura, hehe. Beliau ini selain sibuk praktik di rumah sakit, juga sudah menerbitkan beberapa buku solo dan antologi. Keren banget ya. 

Blognya doktertaura.com juga membahas seputar perkembangan dan kesehatan seputar anak. Bagi yang ingin mengetahui masalah kesehatan anak atau konsultasi colongan bisa baca blognya dokter Taura atau hubungi di Instagram @taura_taura.

Kalau dokter Taura ada di kotaku, aku bakal periksanya ke beliau aja deh, hehe. Secara beliau ini menjelaskannya lengkap dan jelas sekali. Kalian pasti baru tahu juga kan kalau ada Blogger yang juga dokter anak? Hihi

Isu Kesehatan Anak, Hoax atau Fakta?

Pertanyaan bagi kebanyakan orang tua, apakah jajan sembarangan bisa menyebabkan penyakit ginjal?

Isu ini pertama kali muncul di media sosial, yang menghubungkan bahwa anak jajan sembarangan mengakibatkan penyakit ginjal bahkan sampai sudah ke tahap yang lebih parah, yaitu cuci darah. 

Ternyata, menurut dokter Taura, dari berbagai referensi yang ia baca kalau penyakit ginjal yang terjadi pada anak ini merupakan penyakit tertentu khusus pada sel-sel, radang ginjal atau lupus. Beberapa penyakit itu memang bisa menyebabkan penyakit gagal ginjal.

Jajan sembarangan seperti banyak mengkonsumsi makanan dan minuman yang tinggi glukosa memang tidak baik, tapi tidak sampai menyebabkan gagal ginjal. Secara umum, jajan sembarangan kurang higienis atau banyak mengandung zat yang berbahaya. Sudah banyak terkontaminasi oleh bakteri atau virus yang bisa menyebabkan penyakit diare, muntah, bahkan ada beberapa penyakit menular melalui makanan sperti hepatitis A, tipes dan lain-lain. 

Lalu, apakah makanan tinggi glukosa tersebut bisa menyebabkan gagal ginjal? Nah ini perlu penelitian lebih dalam karena tidak semuah itu menentukan makanan tersebut menyebabkan gagal ginjal atau tidak. Penelitiannya panjang dan butuh proses. Tapi, meskipun bukan penyebab gagal ginjal, tetap tidak boleh dikonsumsi berlebihan ya. Mentang-mentang tidak berdampak, lalu kita membolehkan anak jajan sembarangan. 

Ada batasan yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi glukosa pada anak. 

1. Pemberian Susu UHT

Susu UHT boleh diberikan jika anak sudah usia 1 tahun. Sebagai orang tua kita harus pinter-pinter memilih susu UHT dan makanan yang tidak tinggi glukosa. 

Sebaiknya saat anak dikenalkan dengan susu UHT yang tidak mengandung berbagai rasa. Fresh milk juga bagus karena tidak mengandung tambahan glukosa. 

Dokter Taura juga mengatakan jika harus memili antara susu UHT dan formula maka lebih bagus menah susu UHT yang prosesnya tidak lama seperti formula. Kalau UHT itu susu murni yang diolah dengan suhu tinggi lalu dikemas.

Kalau anak sudah mengenal susu berbagai rasa akan sulit jika tiba-tiba diberi susu yang plain. 

Aku juga bertanya pada Dokter Taura, berapa gram maksimal kadar glukosa jika anak meminum susu kemasan. Soalnya Aqlan juga suka susu yang rasa-rasa, huhu.

Susu UHT sendiri tidak boleh lebih dari 550ml sehari karena konsumsi UHT yang berlebihan membuat penyerapannya akan bersaingan dengan zat-zat yang dibutuhkan bayi, yaitu zat besi.

Wadah pemberian susu juga diperhatikan lagi. Dari awal memang tidak direkomendasikan pemberian dot. Namun jika sudah terlanjur segera lepas penggunaan dit secara perlahan. Dimulai dari gelas yang ada sedotannya, lalu bisa menggunakan gelas sendiri tanpa bantuan sedotan apalagi dot. 


2. Jajanan Anak 

Makanan pada anak juga perlu diperhatikan. Terlebih bagi yang masih MPASI, makanannya harus mengandung protein hewani. Ini berlaku juga ketika memberikan snack untuk anak.

Lebih baik buat cemilan sendiri daripada jajanan sembarangan, karena makanan yang dibuat sendiri oleh Ibu dengan penuh cinta, pasti dipiih bahan yang bagus. Seorang Ibu pasti tahu apa yang disukai oleh anaknya. 

Ada yang suka keju, sosis, dan lain-lain. Penting juga untuk membuatkan bekal untuk anak. Dokter berkali-kali mengingatkan dalam live kalau kenyamanan dan cinta kasih kita sebagai orang tua itu yang paling penting dlama memberikan nutrisi pada anak. 

Benar juga ya, kalau kita sedang nggak mood, pasti energi negatif itu akan sampai pada anak. Menciptakan rumah dengan nyaman memang sulit disaat kita sedang ada masalah, tapi dampaknya akan besar sekali jika kita bisa memberikan kenyamanan pada anak. Inilah peran terbesar orang tua ya, hehe. 

Protein hewani bisa daging ayam, hati sapi, hati ayam, ikan laut, tawar, dan lain-lain. Aqlan suka sekali ikan, jadi aku lebih sering memasak ikan. Bisa ajaa makan dengan tahu tempe saja, tapi tetap tidak dihitung jumlah protein hewaninya. 

Harus kreatif lagi masaknya. Kalau kita rajin dan semangat Insya Allah anak akan makan yang kita makan. Aku juga pernah mengalami fase anak tidak mau makan. Tapi, aku tetap telaten dan memberikan nutrisi yang terbaik sambil berharap semoga anak mau makan. Jika tidak mau makan, coba cari tahu kenapa tidak mau makan dan sambil kreatif mengolah menu. Alhamdulillah sekarang apa yang aku masak semuanya pasti dimakan Aqlan. 

Bagi orang dewasa, makan adalah suatu kebutuhan yang terjadi secara alamiah. Malah aku pengennya makan terus, wkwkwk. Tapi, bagi anak makan adalah suatu proses yang panjang dan bisa jadi melelahkan karena otot mengunyahnya yang belum kuat. 

Latihannya bisa dengan meniup tisu atau terompet ulang tahun.


Kenapa Harus Protein Hewani?

Begitu pentingnya protein hewani bagi anak untuk menjaga berat badannya. Dokter Taura juga menjelaskan sedikit stunting. Beliau mengatakan jika stunting bukan perihal berat badan yang kurang, tapi tinggi anak yang tidak ideal. Stunting terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun.

Tricky banget memang merawat anak di bawah 5 tahun itu. Pasalnya perkembangan anka usia 0-5 tahun itu pesta sekali dan tidak dapat diulang lagi setelah 5 tahun. Jadi manfaatkan fase ini dengan baik jika kita ingin anak memiliki karakter yang baik, maka pada usia inilah yang tepat. 

Maka dari itu yang bisa kita lakukan adalah agar anak tidak stunting dengan cara memberikan ASI, MPASI, suasana nyaman, kasih sayang dan bermain. Memang dunianya anak bermain ya, jadi senangnya memang bermain. Biarkan aja jika anak ingin bermain.

Stunting berbahaya karena kurangnya asupan nutrisi dalam jangka panjang. Ini kaitannya dengan pemberian protein hewani tadi.

  1. Rekomendasi WHO
  2. Mengandung tiggi vitamin A,B D dan E serta mineral yang lengkap
  3. Mengandung zat besi dan zink yang dibutuhkan bayi
  4. Dalam tubuh manusia ada yang namanya reseptor. Ibarat sebuah pintu kalau dibuka akan terjadi rangsangan protein yang sudah ada. Tubuh akan melakukan sintesa protein, maka akan tumbuh terus badannya

Kesimpulan

Isu-isu kesehatan yang muncul di media sosial kerap kali membuat Paran orang tua khawatir dan overthingking terhadap tumbuh kembang anak. Informasi yang kita terima sebaiknya memang harus di filter terlebih dulu dan cari tahu kebenarannya termasuk tentang kesehatan anak. 

Ternyata isu tersebut hoax dan butuh penelitian yang panjang untuk membuktikan jajan sembarangan menyebabkan gagal ginjal. Namun, kita juga harus tetap memberikan minuman dan cemilan yang sehat bagi anak agar anak tidak jajan sembarangan. Bukan penyakit gagal ginjal, bukan berarti tidak ada bakteri yang menempel pada jajanan tersebut yang bisa menyebabkan diare.

Diare juga penyakit yang serius. Dua kali Aqlan mengalami diare sampai harus rawat inap di rumah sakit. Tentu saja sebagai orang tua tidaj mau kan jika anak terkena sakit. Demam saja bisa membuat kita cemas. 

Yuk, kita lebih aware lagi dengan nutrisi anak. Aku pun masih belajar, karena meski kita sudah memberikan nutrisi yang terbaik, lingkungan kadang juga tidak mendukung. 

Related Posts

Posting Komentar