Pengasuhan anak tidak menjadi tanggungjawab ibu saja, namun ada peran ayah juga di dalamnya. Sayangnya, yang tejadi dalam budaya kita bahwa pengasuhan dilakukan oleh ibu dan ayah hanya mencari nafkah saja.
Budaya patriarki di Indonesia masih mengkotakkan bahwa laki-laki hanya fokus pada ranah publik, sedangkan yang mengurus domestik hanya ibu. Padahal, sekarang sudah bisa lebih fleksibel, keduanya juga bisa melakukan dan berperan dengan seimbang.
Pantas saja, Indonesia menjadi negara yang kurangnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Belum lagi berita di tv yang menambah kasus kekerasan dalam rumah tangga dan ayah sendiri yang menyebabkan trauma bagi anak.
Begitu pentingnya peran ayah dalam pengasuhan anak. Apa yang terjadi jika ayah tidak terlibat dalam pengasuhan? Seberapa penting alasan ayah harus terlibat dalam pengasuhan anak? Simak sampai akhir ya.
Dampak Ayah Tidak Terlibat dalam Pengasuhan
Terkadang ayah juga hanya sibuk bekerja, tidak mengerti bagaimana harus mengasuh anak. Kesibukan ayah membuat waktu bermain dengan anak berkurang bahkan tidak ada. Ayah juga tidak bersedia mengganti waktu yang berkurang itu di kemudian hari.Tidak hadirnya sosok ayah dalam jiwa anak, memang tidak akan dirasakan saat itu juga, tapi akan berdampak di kemudian hari atau bahkan terbawa hingga dewasa. Tidak ada interaksi dengan ayah secara tidak langsung membuat luka yang menganga bagi anak.
Menurut Nobensia Wongpy., M.PSi., psikolog dalama artikelnya, pasangan yang egalite lebih bahagia dibandingkan pasangan tradisional. Hal ini karena laki-laki sering dianggap sebagai sosok yang maskulin, kuat sehingga lebih sesuai bekerja di ranah publik untuk mencari nafkah, berbeda dengan perempuan yang dianggap sosok lembut dan hanya untuk mengerjakan domestik saja.
Pasangan muda sekarang banyak menepis stereotip itu semua, lebih mengedepankan misi dan visi tujuan masing-masing. Demi keluarga yang harmonis, pembagian tugas dilakukan berdasarkan kesepakatan.
Menurut Nobensia Wongpy., M.PSi., psikolog dalama artikelnya, pasangan yang egalite lebih bahagia dibandingkan pasangan tradisional. Hal ini karena laki-laki sering dianggap sebagai sosok yang maskulin, kuat sehingga lebih sesuai bekerja di ranah publik untuk mencari nafkah, berbeda dengan perempuan yang dianggap sosok lembut dan hanya untuk mengerjakan domestik saja.
Pasangan muda sekarang banyak menepis stereotip itu semua, lebih mengedepankan misi dan visi tujuan masing-masing. Demi keluarga yang harmonis, pembagian tugas dilakukan berdasarkan kesepakatan.
Kenapa tidak jika suami senang memasak, ia memaksakan untuk keluarga? Pun jika ibu ingin bekerja di ranah publik. Keduanya tentu berdasarkan kesepakatan dan tidak menjadi beban. Daripada harus memaksakan berdasarkan budaya, tapi tidak bahagia.
Psikis anak juga terganggu dengan tidak seimbangnya kecerdasan emosional yang ia miliki. Ketika dalam menghadapi masalah ia sulit sekali mengambil keputusan dan takut dalam mengahadapi setiap masalah.
Tidak memiliki rasa percaya diri sehingga nilai akademisnya menurun. Ia jadi tidak pandai bersosialisasi, merasa insecure setiap kali melihat teman sebayanya yang punya kemampuan.
Merasa kesepian dan kadang cemburu setiap kali melihat temannya dijemput sekolah oleh ayahnya atau memiliki sosok ayah yang sempurna.
Kenapa Sih Ayah Harus Terlibat dalam Pengasuhan Anak?
Pengasuhan anak merupakan kerja tim antara ayah dan ibu, buka hanya individu saja. Tentu hasilnya akan lebih optimal jika keduanya punya peran yang sama?Ibu memang madrasah pertama bagi anaknya, namun bukan berarti ayah tidak punya peran dalam pendidikan anak. Peran ayah yang menguatkan pengasuhan dari ibu.
1. Meningkatkan Kemampuan Kognitif
Peran ayah dalam keluarga meningkatkan perkembangan anak salah satunya dengan meningkatnya kemampuan kognitif. Seringnya interaksi ayah dengan anak akan membuat anak memiliki kemampuan kognitif di usia 1 tahun.
Di usia Aqlan 2 tahun, dia sudah tahu kapan ayahnya bekerja dan pulang. Ketika waktunya pulang kerja, Aqlan sudah menunggu ayahnya di rumah untuk bermain dan menunjukkan kemampuannya.
Interaksi dengan ayahnya membuat itu tumbuh dengan optimal. Itu karena peran ayah sangat berarti meski dalam usia toodler sekalipun akan bisa dirasakan oleh anak.
2. Menggali Potensi Anak
Ayah yang sering mengajak ngobrol anak bisa menggali potensi anak. Ayah tahu apa yang anak sukai dan inginkan. Ayah juga tahu caranya mengembangkan minat dan bakat anak.Ayah akan mendukung potensi anak. Dukungan ayah sangat bermanfaat bagi anak. Secara emosional, anak bisa jadi lebih semangat dan percaya bahwa ia mampu.
3. Anak Jadi Lebih Periang
Hadirnya ayah dalam setiap kesempatan membuat ana menjadi lebih periang. Anak jadi ceria dan lebih sehat secara fisik dan psikis.
Dengan anak periang, tentunya untuk mengembangkan kemampuan yang ia miliki. Anak jadi percaya diri untuk mencoba hal yang baru karena didukung oleh ayahnya.
4. Bisa Mengambil Keputusan
Ayah yang hadir dalam jiwa anak, akan membantu anak untuk bisa mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah. Anak tidak takut dan bertanggungjawab dengan apa yang ia pilih.Dengan cara ayah mendidik menciptakan karakter bagi anak. Anak akan mempunyai jiwa kepemimpinan yang bermanfaat bagi kehidupannya.
5. Ayah Bantu Anak Menyiapkan Dunia Luar
Sosok ayah yang maskulin dan kuat, bisa bantu anak untuk siap menyiapkan dunia luar. Ayah yang berpikir dengan logika akan bisa memberikan arahan dan mendukung setiap keputusan yang diambil oleh anak.Ayah akan menceritakan pengalamannya yang telah ia lalui pada anak dan menjadi contoh bagi anak dalam menghadapi dunia. Ayah juga mendidik anak dengan tegas, sehingga anak bisa lebih siap bersaing di dunia luar.
Referensi:
Kesimpulan
Jika ingin anak memiliki kemampuan dan kecerdasan emosional, maka ayah harus terlibat dalam pengasuhan anak. Anak akan mendapatkan hal yang positif jika sering diskusi dan mengobrol dengan ayah.
Bermain dengan ayah beda rasanya jika bermain dengan ibu. Ayah dengan sosoknya yang kuat mampu memberikan dukungan emosional bagi anak sehingga anak menjadi percaya diri dalam menghadapi apapun.
Kecerdasan ini bisa terlihat dari usia dini hingga berdampak saat ia dewasa nanti. Sebaliknya, jika ayah tidak terlibat maka anak akan membawa trauma masa kecil hingga dewasa dan berpengaruh terhadap kehidupannya.
Yuk, Ayah dan Bunda kita sama-sama terlibat dalam pengasuhan anak. Momen apa nih yang bisa dilakukan si kecil dengan ayahnya? Share di kolom komentar yuk!
Referensi:
- Psikolog UGM Beberkan Dampak Minimnya Keterlibatan Ayah Dalam Pengasuhan - https://ugm.ac.id/id/berita/23757-psikolog-ugm-beberkan-dampak-minimnya-keterlibatan-ayah-dalam-pengasuhan/
- Manfaat Peran Ayah dalam Pengasuhan - https://www.refoindonesia.com/manfaat-peran-ayah-dalam-pengasuhan/
- 9 Alasan Pentingnya Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak - https://www.sehataqua.co.id/peran-ayah-dalam-pengasuhan-anak/
- Dampak Fatherless Terhadap Perkembangan Anak - https://kumparan.com/nasya-putri-kamila/dampak-fatherless-terhadap-perkembangan-anak-
Zaman dulu itu, ayah memang ada pantangan terlalu banyak dalam mengurus anak, termasuk dalam urusan rumah tangga, dan membantu pekerjaan istri. Tapi seiring waktu, ayah dan ibu saling berbagi tugas menjaga dan merawat anak, padahal dua-duanya bekerja. Misalnya saat malam hari, gantian bangun ganti popok. Anak pun akan seimbang mendapatkan apa yang ia butuhakan dalam masa tumbuh kembangnya. Baik dari ayah maupun ibu.
BalasHapusperan ibu maupun peran ayah, keduanya tidak akan tergantikan oleh apapun sebagai orantua. sehingga memang keduanya perlu saling bahu membahu dalam pengasuhan anak
BalasHapusPeran ayah dalam keluarga bukan hanya sebagai pencari nafkah, namun juga sebagai penanggung jawab dalam pengasuhan bersama ibu. Peran ayah begitu besar terhadap tumbuh kembang anak
BalasHapusPeran ayah dalam pengasuhan anak itu krusial banget! Selain memberikan kasih sayang, ayah juga mengajarkan anak soal keberanian, disiplin, dan cara menghadapi dunia luar. Keterlibatan ayah secara aktif dalam tumbuh kembang anak bisa memberikan dampak positif yang luar biasa.
BalasHapusAyah bakal mengimbangi peran ortu, terutama dr mamanya dlm pengasuhan anak. Dan aku setuju sih ama opini kakak di atas. Asal kita bs saling berganti peran dlm pengasuhan, si anak pun bakal mendapatkan pola didik yg maksimal dr ortu. Asal nggak saling bertentangan yak.
BalasHapusbaru saja baca cerita seorang psikolog yang mengalami hal-hal tidak mengenakkan ketika masa kecil dulu sampe ingin berkali-kali bunuh diri huhu,,,ayah peranannya penting banget bagi keluarganya...meski sibuk, ayah harus sadar bahwa kehadirannya drumah sangat dinantikan
BalasHapusPernah ada celetukan dari bapak-bapak yang berbunyi sebelum pulang dari kanty. Tapi kenapa si paling sabar itu juga berani ngambil bukan haknya,
BalasHapusApa? Saya?Gak masalah sih toh aku juga gak memaksa ya pantas saja
Ternyata cukup signifikan yaaa pengaruh keterlibatan ayah pada perkembangan anak. Memang harus gitu loh, pengasuhan anak tidak bisa semata2 dibebankan pada sang ibu. Ayah juga bisa mengambil peran, kan jadi teladan untuk anak2nya juga tuh.
BalasHapusBerbahagialah anak-anak yang mendapat pengasuhan positif dari ayahnya. Apalagi di masa banyak ayah ada tapi tiada.
BalasHapusIya sih, sosok ayah ini penting banget. Saya termasuk yang kekurangan sosok ayah, meski ayah saya tetap ayah yang baik. Hanya saja memang sosoknya kurang saya kenal saat saya kecil. Mungkin itu salah satu penyebab saya sempat berada dalam kondisi sulit mengambil keputusan.
BalasHapusBersyukur saya karena anak-anak saya mendapatkan pengasuhan yang lengkap dari ayah dan ibunya. Sejak kecil anak-anak dekat dengan ayahnya. Ya, karena saya dan suami memang berbagi peran dalam pengasuhan anak.
BalasHapusDalam pengasuhan prlu kerjasama antara ayah dan ibu karena keduanya akan membentuk karakter anak. Kami membiasakan ngobrol bareng kiddos untuk menyelami dan membentuk karakter mereka
BalasHapusYuni Bint Saniro: Nggak bisa dipungkiri sih. Anak juga butuh ayahnya dalam perkembangannya. Hal-hal yang tidak bisa diberikan oleh ibu, memang harusnya disediakan oleh ayah. Biar tangki cintanya full.
BalasHapusSetuju.
BalasHapusAyah itu cara komunikasinya dengan anak aja uda beda. Dari tone, gesture sampai ke penyampaian pola kalimat. Jadi, anak kalau sama Ayah, meski lebih tertutup ((ga bisa semua diceritain, apalagi ketika memasuki usia pre-teen)), tapi mereka tau bahwa sang Ayah selalu ada untuk melindungi mereka.
Anak-anak dengan kedekatan bersama Ayah, karakternya kuat dan tangguh.
Peran ayah itu ternyata gak cuma soal cari nafkah ya, tapi juga punya dampak besar banget buat perkembangan anak. Anak jadi lebih percaya diri, ceria, dan bisa ambil keputusan kalau ayah sering terlibat. Terkadang suka gak sadar aja, waktu main sama anak tuh bisa jadi momen yang berharga buat mereka.
BalasHapus