cerita mbun

Ingin Anak Cerdas? Begini Peran Ayah Seharusnya!

1 komentar
Ayah dan ibu bertangungjawab dalam pendidikan




Peran ayah sangat penting sekali dalam semua aspek termasuk bidang pendidikan. Selain mencari nafkah untuk keluarga, ayah juga harus terlibat dalam menentukan masa depan anak. Bukan soal materi dengan memberikan sekolah yang mahal, tetapi ada dukungan dari ayah yang membuat anak semangat untuk sekolah, sehingga berpengaruh terhadap prestasinya.

Pernah ramai di sosial media, seorang artis berbicara di sebuah podcast yang merasa kalau tugas mengantar anak sekolah dan urusan anak lainnya adalah bukan tugas ayah tetapi ibunya saja. Ia hanya merasa dirinya hanya perlu untuk mencari uang sekolah selebihnya urusan istrinya di rumah.

Statement-nya yang seperti itu ramai di serang netizen. Warga net tidak setuju, karena pendidikan anak bukan tugas ibu saja, melainkan kedua orang tua. Keberhasilan anak di sekolah ada faktor peran ayah di dalamnya. Tugas mendidik anak di rumah bukan hanya tugas ibu saja, tapi juga tugas ayah meski ayah sibuk bekerja. 

Netizen pun menganggap dirinya sebagai fatherless, sosok ayah yang ada secara fisik, namun tidak hadir seutuhnya dalam kehidupan anak. Dampaknya bisa dilihat, anaknya tidak naik kelas di sekolah.

Sepenting itu peran ayah bahkan Ust. Bendri Jaisyurrahman, aktif menyuarakan peran ayah di media sosial. Selalu suka jika beliau sudah berbicara soal parenting, karena menurutnya akar permasalahan yang ada di keluarga itu dimulai dari peran ayah atau suami. 

Pendidikan Anak Hanya Tugas Ibu Saja?

Budaya patriarki masih mengakar di lingkungan kita. Ibu fokus mengurus anak sekolah, sedangkan ayah sibuk mencari uang untuk bayar sekolah. 

Meski madrasah pertama anak adalah ibu, bukan berarti ayah meninggalkan perannya dalam bidang pendidikan. Justru peran ayah lah yang bisa membuat anak semangat bersekolah.

Ayah dan ibu terlibat dalam urusan sekolah
Ayah dengan naluri maskulin, bisa mengajarkan anak problem solving dan rasa percaya diri. Sedangkan ibu dengan naluri feminimnya mengajarkan anak untuk lembut, peka dan sopan santun.

Bayangkan jika keduanya berperan, anak akan tumbuh dengan optimal karena mendapatkan figur ayah dan ibu. Jika salah satu tiada, maka figur tersebut bisa didapat dari pihak keluarga ibu maupun ayah. 

Banyak kejadian anak yang menggunakan narkoba atau terjerumus ke dalam hal yang tidak baik, karena tidak adanya figur ayah di rumah. Padahal peran ayah dalam pengasuhan anak itu sangat menentukan. 


Peran Ayah dalam Bidang Pendidikan

Orang tua ingin anaknya cerdas, namun hanya menyuruh anak sekolah. Tidak terlibat dalam belajarnya. Cuek jika menyangkut sekolah anak.

Gimana anak mau cerdas kalau dirinya tidak merasa didukung oleh ayah? Anak akan melihat tauladan dari ayahnya. Jika ayahnya saja tidak pernah mengajak bicara, apa yang bisa diharapkan dari keduanya?

Begini peran ayah dalam mendukung anak cerdas di bidang pendidikan.


1. Buat Roadmap

Roadmap merupakan sebuah gagasan atau peta untuk menentukan sebuah tujuan. Dari anak kelas 6 SD, ayah sudah bisa menentukan roadmap bersama anak.

Sekolah sebagai sarana dari mencapai roadmap tersebut. Kenali minat dan bakat anak. Di sini orang tua tidak egois untuk memaksakan sekolah sesuai keinginan orang tua. 

Orang tua ingin anak sekolah di pesantren, sedangkan anak ingin belajar musik. Untuk menjadi baik tidak harus anak dimasukkan ke pesantren. Untuk belajar agamanya juta bisa menghadirkan guru agama atau bahkan orang tua sendiri yang membimbing anak dalam ilmu agama. 

Lihat potensi anak, maka kita akan bisa menentukan roadmap anak kedepannya. Dukung pilihan anak menjadi cara untuk mendukung pendidikannya.

2. Meluangkan Waktu untuk Anak

Meskipun ayah sibuk bekerja dan baru bertemu anak di malam hari, sempatkanlah waktu untuk bermain dengan anak setiap hari.
Anak dan ayah meluangkan waktu bersama

Jika hari libur tiba, luangkan waktu untuk berdua dengan anak. Tidak perlu jalan-jalan, di rumah dengan berbincang banyak hal juga bisa membuat anak merasa ayah hadir dalam hidupnya.

Bisa dengan menemani anak nonton, sambil diskusi apa yang anak lihat untuk membentuk pola pikirnya. Perhatikan tontonan anak dan batasi screentime-nya namun bukan hanya dengan melarang, tapi dengan ikut menemaninya nonton. 

3. Mengajak Anak Diskusi

Rasa ingin tahu anak sangat tinggi, manfaatkanlah waktu bertanya anak dengan diskusi. Jika kita tidak tahu jawabannya, jangan berkata, "nanti kalau dewasa juga kamu akan mengerti" atau "ayah udah lupa".

Jangan anggap remeh pertanyaan anak, jika kita terlihat abai dan menganggap tidak penting, akan membuat anak sakit hati. Sebaiknya bilang saja tidak tahu dan ajak anak untuk sama-sama mencari tahu jawabannya.

Dengan begitu anak juga melihat bagaimana kita menyelesaikan masalah. Anak akan senang diperlakukan istimewa. Mengajari anak lewat diskusi akan mudah bagi anak untuk mengingat banyak hal. Ini penting, karena kita bisa sekalian membantu proses belajar anak. 


4. Memberikan Perhatian pada Hobinya

Anak paling tidak suka pulang sekolah ditanyakan tugas di sekolah. Iya kan? Hehe. Sudah pusing di sekolah, kok sampai rumah yang ditanyakan tugasnya terus.

Anak paling suka ditanyakan tentang hobinya, maka ketika dia akan bercerita dengan antusias. Jika anak senang dengan mobilan, tanyakan tentang mobilannya. 

Memberikan banyak asupan cinta pada anak, memudahkan kita untuk mengarahkan anak. Walaupun kadang kita menjadi orang tua yang menyebalkan di mata anak, tidak bisa memenuhi keinginannya karena keterbatasan waktu dan tenaga, setidaknya kita punya tangki cinta yang penuh, sehingga anak bisa mengerti 


5. Dukung Minat dan Bakat Anak

Peduli pada pendidikan anak bukan berarti harus memantau nilai-nilai akademiknya saja. Ada banyak macam kecerdasan. Dukung setiap apa yang menjadi minat dan bakat anak. Sebagai orang tua, kita mengarahkan anak agar bisa mencapai impiannya.

Dukungan dari orang tua akan membuat anak merasa bersemangat dan rasa percaya dirinya tinggi. Jika merasa didukung, anak akan maksimal mengembangkan minat dan bakatnya. 

6. Usahakan Mengantar dan Menjemput Anak Sekolah

Jika memungkinkan, ayah bekerja sambil mengantar anak sekolah atau menjemputnya. Mengantarnya sekolah merupakan salah satu bentuk dukungan ayah pada anak di bidang pendidikan.

Tidak perlu setiap hari, namun lebih baik jika menyempatkan waktu untuk mengantar anak. Aku dulu paling senang jika sekolah di antar dan jemput oleh almarhum ayah, hehe. 

7. Hadir Setiap Acara Anak di Sekolah

Ini penting banget agar anak merasa di apresiasi. Belajar dari Ust. Bendri, yang meminta jadwal kegiatan satu tahun di sekolah anaknya untuk beliau sesuaikan dengan jadwalnya agar bisa menghadiri acara anak di sekolah. Peran ayah menurut Islam juga bisa dicontoh dalam menerapkan parenting. 

Masya Allah, biasanya nak yang harus mengikuti jadwal kita, tapi berbeda dengan Ustad Bendri. Sebegitu pentingnya kehadiran ayah dalam setiap kegiatan anak untuk mendukung pendidikannya. 

Jadi teringat waktu kecil juga setiap acara aku naik ke panggung, memang yang aku cari adalah ayah. Apakah ayah akan hadir. Setelah mencari ke seluruh yang hadir dan menemukan ayah dan mama, rasanya senang sekali.

Semoga aku juga bisa menerapkan hal yang sama pada anakku dan kami bisa meluangkan waktu pada setiap momen spesialnya. 

Kesimpulan

Pentingnya peran ayah dalam pendidikan anak akan membuahkan prestasi. Membantu anak menemukan potensi yang ia miliki. 

Mendukung minat dan bakat anak adalah hal terpenting yang dilakukan ayah. Terjerumusnya anak ke dalam hal yang tidak baik karena tidak adanya keterlibatan ayah dalam pendidikannya. 

Dari peran ayah di atas, apa saja yang sudah ayah lakukan untuk mendukung pendidikan anak? Share di kolom komentar yuk!

 


Related Posts

1 komentar

  1. Sekarang makin sering lihat postingan mengenai pentingnya peran ayah bagi seorang anak...ayooo generasi muda, ciptakan keluarga yang seimbang peran ayah dan bunda bagi anak

    BalasHapus

Posting Komentar