Makanya sering ada pertanyaan, buat anak soleh atau pintar dulu? Sering kali orang tua berlomba-lomba untuk membuat anaknya pintar akademis, tapi anak tidak tahu bagaimana caranya shalat.
Masih 2 tahun sudah diajarkan untuk baca, tulis dan hitung agar anak pintar nantinya. Padahal ada tahapan perkembangan sesuai usia anak. Apa yang harus sudah ditanamkan pada anak usia 0-7 tahun dan seterusnya.
Melalui pendengaran dan penglihatannya. Apa saja yang anak dengar dari orang tua? Dan apa tontonan anak? Semua itu tidak lepas dari peran kita sebagai orang tua.
Bukan hanya membesarkan anak secara fisik, namun karakternya juga. Sebelum mempraktikkan ilmu parenting, sebaiknya kita sudah mengaplikasikan ilmu dalam Al-Qur'an terlebih dahulu, karena banyak sekali bahasan parenting dalam Al-Qur'an.
Namun, bagaimana dampaknya jika tidak ada keterlibatan ayah dalam pembentukan karakter anak?
Anak yang kurang merasakan keterlibatan ayah dengan pembentukan karakter anak akan merasa kurang percaya diri dalam mengambil keputusan.
Hubungan anak yang tidak baik dengan ayah mereka akan merasa kurang berempati dengan orang lain. Tidak ada teladan yang baik dengan doang lain, sehingga anak merasa kesulitan membangun hubungan dengan orang lain.
Tidak adanya dukungan dari ayah akan membuat anak kebingungan merencanakan masa depan karena tidak ada motivasi untuk berkembang.
Lalu, bagaimana peran ayah seharusnya dalam membentuk karakter anak?
Bagaimana kita mau membentuk karakter anak dengan baik, kalau ayah masih membentak ibu dengan kata-kata kasar, ayah yang suka marah-marah dan pola asuh ayah dan ibu ini yang berbeda.
Buat waktu khusus bersama pasangan untuk membicarakan pola parenting apa yang ingin diterapkan pada anak. Jangan sampai beda, karena perbedaan parenting akan membuat anak bingung, mau mengikuti siapa, ayah atau ibu.
Ajarkan tentang sikap kejujuran, tanggungjawab, kerja keras dan bagaimana cara menghargai orang lain.
Jangan pernah bergosip depan anak ya (ya kalau bisa juga jangan bergosip, hehe), anak juga menilai perilaku kita loh. Bahayanya, kalau semua yang dilakukan orang tua dianggap hal yang baik, maka anak mengikuti apa yang dilakukan orang tua.
Ayah juga memukul temannya, berarti aku juga boleh memukul temanku. Wah, ini sih bahaya banget ya. Makanya, kita harus berikan teladan yang baik, apalagi cara kita memperlakukan orang lain yang akan juga ditiru oleh anak.
Berikan semua contoh yang baik, dengan begitu anak juga mengikuti semua hal yang baik yang kita contohkan. Ini juga sekaligus jadi bahan pembelajaran bagi kita untuk terus bersikap baik.
Buka kembali buku yang membahas tentang sedekah, ceritakan bagaimana Nabi juga menyukai orang-orang yang suka bersedekah.
Percakapan sehari-hari juga bisa jadi ajang diskusi ayah dan anak. Ayah menceritakan pengalaman hidupnya yang bisa menjadi contoh bagi anak.
Misalkan ayah dulunya harus bersusah payah jika mau sekolah, harus berjualan dulu hingga akhirnya bisa mendapatkan beasiswa hingga perguruan tinggi. Contoh kehidupan ayah seperti itu bisa menjadi daya juang bagi anak untuk semangat belajar juga.
Parenting ini ada hubungannya dengan relasi pernikahan. Karena parenting mencakup semuanya. Hubungan ayah dan ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Orang tua yang bahagia akan bisa mendidik tumbuh kembang anak secara optimal. Jika ayah dan ibu ingin diskusi masalah berdua, sebaiknya tidak di depan anak.
Bagaimana caranya bagi seorang ayah untuk tetap memberikan paham pada anak agar anak tidak mudah terbawa arus pergaulan bebas.
Dulu kami tidak ada gadget, kalau mau main nyamper ke rumah teman sambil manggil nama teman dengan nada yang sangat khas. Kalau sekarang, anak banyak berinteraksi melalui gadget.
Tidak banyak bertemunya anak dengan orang lain ini membuat kita harus lebih aware untuk mengatakan moral seperti sifat kejujuran, tanggungjawab, dan disiplin.
Dulu kalau buat janji ketemu selalu ditepati, karena mau membatalkannya susah. Sekarang, banyak yang dengan mudahnya bilang “otw” padahal masih mandi atau dengan mudahnya membatalkan janji disaat kita sudah menunggu teman.
Ajarkan pada anak bagaimana memperlakukan orang lain dan bersikap pada yang lebih muda atau tua. Belajar menghargai orang lain, sebagaimana kita juga ingin dihargai.
Aqlan senang banget bilang “Lihat Mbun, lihat!” untuk menunjukkan sesuatu yang ia buat atau ada hal yang membuat dia tertarik. Padahal aku sedang cape rasanya malah untuk menanggapi, tapi agar anak tidak kecewa tentu aku harus bisa bersikap baik untuk menunjukkan respon.
“Oh iya bagus yaa Aqlan.pintar!” Dengan raut muka yang antusias. Anak pun jadi senang dan bersemangat untuk mencoba hal yang baru.
Sederhana ketika anak belajar main sepeda, jika anak belum bisa jangan dimarahi “masa kamu masih belum bisa kayuh sepeda sih! Lihat tuh si A sudah bisa naik sepeda!"
Terus ajarkan anak agar ia bisa dan bersahabat dengan kegagalan, karena kehidupan tidak selalu berjalan dengan mulus. Melatih anak untuk siap menghadapi tantangan.
Keterlibatan ayah sangat bisa diandalkan untuk memotivasi dan mendukung anaknya. Anak yang mendapat dukungan penuh ayahnya akan menjadi cerdas secara akademis, sosial dan emosi.
Dampak Tidak Ada Keterlibatan Ayah dalam Pembentukan Karakternya
Memang ayah dan ibu punya peran dalam pembentukan karakter. Tetapi, figur ayah juga menentukan.Anak yang kurang merasakan keterlibatan ayah dengan pembentukan karakter anak akan merasa kurang percaya diri dalam mengambil keputusan.
Hubungan anak yang tidak baik dengan ayah mereka akan merasa kurang berempati dengan orang lain. Tidak ada teladan yang baik dengan doang lain, sehingga anak merasa kesulitan membangun hubungan dengan orang lain.
Tidak adanya dukungan dari ayah akan membuat anak kebingungan merencanakan masa depan karena tidak ada motivasi untuk berkembang.
Lalu, bagaimana peran ayah seharusnya dalam membentuk karakter anak?
Keterlibatan Ayah sangat Penting, Begini Peran Ayah dalam Membentuk Karakter Anak
Sebelum kita memperbaiki akhlak anak, tanyakan dulu pada diri kita sendiri, apakah akhlak kita juga sudah baik?Bagaimana kita mau membentuk karakter anak dengan baik, kalau ayah masih membentak ibu dengan kata-kata kasar, ayah yang suka marah-marah dan pola asuh ayah dan ibu ini yang berbeda.
Buat waktu khusus bersama pasangan untuk membicarakan pola parenting apa yang ingin diterapkan pada anak. Jangan sampai beda, karena perbedaan parenting akan membuat anak bingung, mau mengikuti siapa, ayah atau ibu.
1. Memberikan Teladan yang Baik
Ayah dan ibu adalah teladan utama yang dilihat anak. Oleh karena itu, berikan contoh yang baik jika ingin membentuk karakter anak yang baik pula.Ajarkan tentang sikap kejujuran, tanggungjawab, kerja keras dan bagaimana cara menghargai orang lain.
Jangan pernah bergosip depan anak ya (ya kalau bisa juga jangan bergosip, hehe), anak juga menilai perilaku kita loh. Bahayanya, kalau semua yang dilakukan orang tua dianggap hal yang baik, maka anak mengikuti apa yang dilakukan orang tua.
Ayah juga memukul temannya, berarti aku juga boleh memukul temanku. Wah, ini sih bahaya banget ya. Makanya, kita harus berikan teladan yang baik, apalagi cara kita memperlakukan orang lain yang akan juga ditiru oleh anak.
Berikan semua contoh yang baik, dengan begitu anak juga mengikuti semua hal yang baik yang kita contohkan. Ini juga sekaligus jadi bahan pembelajaran bagi kita untuk terus bersikap baik.
2. Cerita Bersama Anak
Ajak anak cerita banyak hal. Misalkan dalam bersedekah, memberi pada orang yang membutuhkan akan membuat penerimanya senang.Buka kembali buku yang membahas tentang sedekah, ceritakan bagaimana Nabi juga menyukai orang-orang yang suka bersedekah.
Percakapan sehari-hari juga bisa jadi ajang diskusi ayah dan anak. Ayah menceritakan pengalaman hidupnya yang bisa menjadi contoh bagi anak.
Misalkan ayah dulunya harus bersusah payah jika mau sekolah, harus berjualan dulu hingga akhirnya bisa mendapatkan beasiswa hingga perguruan tinggi. Contoh kehidupan ayah seperti itu bisa menjadi daya juang bagi anak untuk semangat belajar juga.
3. Menciptakan Keluarga yang Harmonis
Suasana rumah yang penuh cinta, kasih sayang, dan tenang akan membuat anak merasa aman dan nyaman. Anak menjadi semangat dalam menjalani hari-harinya karena merasa mendapatkan dukungan dari kedua orang tua.Parenting ini ada hubungannya dengan relasi pernikahan. Karena parenting mencakup semuanya. Hubungan ayah dan ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Orang tua yang bahagia akan bisa mendidik tumbuh kembang anak secara optimal. Jika ayah dan ibu ingin diskusi masalah berdua, sebaiknya tidak di depan anak.
4. Mengajarkan Nilai Moral
Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai moral dan sopan santun. Meski anak-anak sekarang tantangannya lebih berat lagi karena mereka hidup di dunia digital yang sangat mudah untuk mengakses informasi.Bagaimana caranya bagi seorang ayah untuk tetap memberikan paham pada anak agar anak tidak mudah terbawa arus pergaulan bebas.
Dulu kami tidak ada gadget, kalau mau main nyamper ke rumah teman sambil manggil nama teman dengan nada yang sangat khas. Kalau sekarang, anak banyak berinteraksi melalui gadget.
Tidak banyak bertemunya anak dengan orang lain ini membuat kita harus lebih aware untuk mengatakan moral seperti sifat kejujuran, tanggungjawab, dan disiplin.
Dulu kalau buat janji ketemu selalu ditepati, karena mau membatalkannya susah. Sekarang, banyak yang dengan mudahnya bilang “otw” padahal masih mandi atau dengan mudahnya membatalkan janji disaat kita sudah menunggu teman.
Ajarkan pada anak bagaimana memperlakukan orang lain dan bersikap pada yang lebih muda atau tua. Belajar menghargai orang lain, sebagaimana kita juga ingin dihargai.
5. Mengapresiasi Usaha Anak
Usaha sekecil apapun yang dilakukan anak sebaiknya kita apresiasi. Jangan bersikap cuek apalagi tidak peduli. Apalagi saat anak usia 3 tahun.Aqlan senang banget bilang “Lihat Mbun, lihat!” untuk menunjukkan sesuatu yang ia buat atau ada hal yang membuat dia tertarik. Padahal aku sedang cape rasanya malah untuk menanggapi, tapi agar anak tidak kecewa tentu aku harus bisa bersikap baik untuk menunjukkan respon.
“Oh iya bagus yaa Aqlan.pintar!” Dengan raut muka yang antusias. Anak pun jadi senang dan bersemangat untuk mencoba hal yang baru.
6. Mendukungnya Jika Gagal
Sosok maskulin yang dimiliki ayah, membuat anak bersikap tegar dalam menghadapi setiap masalah. Jika ia gagal, maka dukunglah ia terus untuk menggapainya.Sederhana ketika anak belajar main sepeda, jika anak belum bisa jangan dimarahi “masa kamu masih belum bisa kayuh sepeda sih! Lihat tuh si A sudah bisa naik sepeda!"
Terus ajarkan anak agar ia bisa dan bersahabat dengan kegagalan, karena kehidupan tidak selalu berjalan dengan mulus. Melatih anak untuk siap menghadapi tantangan.
Keterlibatan ayah sangat bisa diandalkan untuk memotivasi dan mendukung anaknya. Anak yang mendapat dukungan penuh ayahnya akan menjadi cerdas secara akademis, sosial dan emosi.
Kesimpulan
Peran ayah dalam membentuk karakter anak ini sangat penting karena dari ayah anak bisa belajar dan lebih siap menghadapi tantangan.
Dukungan dan motivasi ayah bagi anak akan membuat anak sukses secara akademis, dan emosi. Anak akan tumbuh secara optimal.
Namun, sebelum membentuk karakternya, kita perbaiki juga karakter kita sebagai orang tua. Yuk, ceritakan juga di kolom komentar, apa saja yang ayah lakukan dalam membentuk karakter anak?
Setuju sekali kak. Kedekatan ayah dan anak akan membentuk karakter anak yg bisa menjadi bekal hingga dewasa. Banyak contoh sikap baik yg bisa ditanamkan pada anak sejak usia dini, misalnya disioljn, menghargai orang lain, jujur dan sebagajnya. Semuanya itu juga harus melibatkan peran seorang ayah.
BalasHapusSosok ayah ini kuat banget, sepertinya kalau ayah sudah 'bicara' semua nurut. Anak cowokku juga gitu kalau belajar maunya sama bapaknya hehe, ya sudahlah ibunya melipir aja.
BalasHapusApalagi anak cewek, kadang niritnya cuma sama bapaknya
Kehadiran sosok ayah dalam membentuk karakter nak sangat penting dalam pengasuhan, khususnya karakter kemandiria, egois dan lainnya yanga da pasa sosok ayah. Pastinya keteladanan menjadi kunci
BalasHapus