cerita mbun

Anak Laki-laki Tidak Nurut? Begini Cara Mendidiknya!

36 komentar
Anak laki-laki marah

Mendidik anak adalah kewajiban bagi orang tua. Dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Aturan-aturan yang dibuat di rumah dilanggar begitu saja. Teori-teori parenting terkadang menjadi sulit untuk dipraktekan.

Apalagi yang memiliki anak laki-laki, seringkali merasa kesulitan jika dia sudah mulai tidak nurut atau membangkang. Aku sendiri sering melihat di sekitarku, perselisihan antara orang tua dan anak laki-laki.

Kok ribut melulu ya? Kok anaknya di marahin terus ya? Pasti ada sesuatu yang keliru dalam pola asuhnya. Aku percaya mendidik anak itu harus mau repot dan cape diawal saat usia bayi, agar saat remaja nanti tidak terlalu sulit karena sudah punya bekal dalam mendidiknya.

Apa iya mendidik anak laki-laki itu sulit? Apa sih yang menyebabkan anak laki-laki menjadi tidak nurut dengan orang tua? Simak sampai akhir ya.


Penyebab Anak Laki-laki Tidak Nurut dengan Orang Tua

Ada banyak pola asuh yang diterapkan orang tua pada anak. Ada yang mendidik anak secara otoriter, pokoknya harus sesuai dengan kemauan orang tua, memanjakan, permisif dan lain sebagainya.

Kita harus pahami dulu fitrah anak laki-laki itu apa, maka kita bisa melakukan pola asuh yang tidak membuat anak menjauh dari kita. Seringkali anak tidak nurut juga datang dari pola asuh kita yang keliru.

Kita menyuruh anak bersikap baik kepada orang lain, namun cara menyampaikan kita ke anak juga tidak baik dengan membentaknya. Ya, gimana anak juga mau nurut orang tuanya saja memberikan contoh yang tidak baik?


1. Menasihati Anak Laki-laki dalam Keadaan Lapar, Marah dan Cape

Lahir lebih dulu dari anak membuat kita merasa berpengalaman, rasanya ingin memberi tahu nasehat terus, haha. Padaha lsiapa tahu anak juga sedang tidak ingi dinasehati. Kita harus pahami dulu keinginan anak.

Mendidik anak laki-laki berbeda dengan perempuan, jangan pernah menasehati anak laki-laki saat sedang dalam kondisi lapar atau cape, apalagi nasihatnya panjang sekali kita berbicara secara terus menerus. Kondisi seperti itu jelas tidak akan didengar oleh anak, yang ada anak malah semakin tidak nurut dengan orang tua karena merasa tidak dipahami.


2. Baterai Kasih Sayang Anak Tidak Terpenuhi

Bagi yang sering mendengar ceramahnya dr. Aisyah Dahlan, pasti sudah tidak asing dengan baterai kasih sayang yang merupakan bahasa cinta yang dibutuhkan anak.

Anak yang bahasa cintanya dengan afirmasi kata-kata positif, membutuhkan pujian atau penyemangat. Sentuhan fisik dengan pelukan, hadiah dengan memberikan hadiah tidak perlu membeli hadiah baru dan mahal, cukup dengan "Bunda buatkan puding hadiah untuk adik." 
Anak marah sama orang tua

Coba cek apakah kita sudah mengisi baterai kasih sayang tersebut sehingga anak jadi tidak penurut dan tidak mau mendengarkan nasihat kita? Jika belum, yuk jangan lupa untuk mengisinya setiap hari. 

3. Orang Tua Selalu Berteriak

Tentu kita ingin hubungan orang tua dan anak harmonis ya? Bagaimana ingin harmonis jika berbicara dengan anak selalu dengan cara berteriak. Turunkan intonasi nada bicara kita pada anak sekalipun kita sedang marah.

Marah boleh, tapi tidak harus dengan berteriak. Tegas dan berteriak beda ya. Jika anak mendengar orang tua berteriak rasanya anak merasa tidak dihargai.

Biasanya aku tarik nafas dulu, nunggu sampai pikiran jernih baru bicara sama anak. Kalau otak dalam keadaan marah, ilmu mengasuh yang kita miliki bisa hilang tertutup emosi, yang keluar hanya kata-kata kasar dan menyakiti anak.


4. Terlalu Menuntut Anak Harus Sesuai dengan Keinginan Orang Tua 

Sebagai orang tua ingin anak bisa lebih baik dari orang tua. Tapi, bukan berarti harus memaksakan keinginan kita. 

Selama itu yang terbaik bagi anak dan anak menyukainya sebagai orang tua harus kita dukung dan beri kepercayaan pada anak. Saat aku SMP aku diberi kebebasan memilih sekolah yang aku mau. Dengan dipercaya diberi pilihan, aku semakin merasa harus bertanggungjawab sehingga tidak malas-malasan dalam belajar.

Anak bukan pewujud cita-cita orang tua yang tidak tersampaikan. Cita-cita orang tua jadi dokter misalkan tidak terwujud dan memaksakan anak harus jadi dokter. Cara seperti ini hanya akan membuat anak membenci orang tuanya karena merasa hidupnya diatur. 


5. Banyak Mengatur Anak

Sebagai orang tua tentu kita punya aturan untuk membuat anak disiplin dan bertanggungjawab. Namun, bukan berarti banyak mengatur dan melarang anak sehingga anak tidak bebas mencoba hal yang ia inginkan.

Sebagai orang tua sebaiknya hanya mengarahkan bahwa anak ada di jalan yang positif, bukan melarang banyak hal yang akhirnya membuat anak laki-laki tidak menuruti perkataan orang tuanya. 

Libatkan anak dalam diskusi, dengarkan keinginan anak. Bukan hanya melarang sesuai sudut pandang kita saja. Lalu, bagiamana caranya agar anak laki-laki menjadi penurut?


Cara Mendidik Anak Laki-laki agar Mnejadi Penurut

Kami sebagai orang tua selalu menanamkan prinsip, jika ingin anak dengan output yang baik, maka kami pun harus bersikap baik. Berkaca pada diri sendiri yang tidak ingin diperlakukan tidak baik oleh orang lain, maka kita yang harus bersikap baik juga pada orang lain.
Cara mendidik agar anak nurut dengan orang tua
"Adik, nggak boleh gitu ya sama orang lain!" Tapi, kita memberitahunya dengan marah dan membentak? Hmmm apakah anak laki-laki akan menurut? Tentu tidak ya, yang ada anak semakin menjauh. 


1. Terapkan Aturan yang Konsisten

Jika Ayah dan Bunda memiliki aturan di rumah, maka buatlah secara konsisten. Jika anak dilarang makan coklat, maka saat keluar rumah pun berlaku hal yang sama. Kadang kita merasa nggak enak sama teman-temannya makan coklat, anak sendiri tidak makan coklat.

Kalau kita tidak jelas dan konsisten menerapkan aturan, anak jadi punya celah untuk membantah. “Waktu itu aja dikasih coklat, kenapa sekarang aku tidak boleh makan coklat?” Anak jadi kebingungan dengan aturan yang kita buat.

Ini memang tidak mudah ya, apalagi Aqlan itu wajahnya terlihat sedih kalau teman-temannya makan yang dia tidak boleh makan dulu. Kadang kasian, tapi lebih kasian mana melihat anak yang sakit karena makan sembarangan?



2. Ayah dan Bunda Memiliki Pola Asuh yang Sama

Sepakati pola asuh bersama pasangan akan mengasuh dengan pola yang bagaimana. Kalau anak tidak boleh makan permen, maka berlaku juga bagi Ayah dalam memberlakukan aturan.

Kalau salah satu berbeda, akan memicu anak untuk berbohong dan mengambil kesempatan. Bila harus bekerja, sampaikan juga pola asuh kita terhadap pengasuh. Seharusnya lingkungan juga turut mendukung pola asuh kita. 

3. Gunakan Bahasa yang Lembut

Gunakan bahasa yang lembut, sehingga memudahkan anak memahami bahasa kita. Panggil nama anak saat kita memanggilnya, anak akan lebih memperhatikan dan mendengarkan nasihat kita. 

Bahasa yang lembut juga cara mendidik yang sesuai ajaran Islam. Anak akan mencontoh perkataan kita yang baik. Ini akan membantu anak mengontrol pergaulannya yang mungkin sering menggunakan kata kasar. 

4. Tidak memaksa Anak

Jangan pernah paksa anak, tapi juga jangan dibiarkan, hehe paham kan ya Bunda. Anak juga manusia yang punya perasaan, selama sesuai dengan aturan yang diterapkan dan tidak dalam konteks yang membahayakan, kita tidak bisa memaksa anak untuk menjadi yang kita mau.

Apalagi anak remaja laki-laki, yang sudah banyak berinteraksi dengan lingkungan, sudah punya keinginan sendiri. Hendaknya kita dengarkan saja keinginannya tanpa harus menghakimi. Ajak diskusi anak dan cari solusi bersama.

Berlaku juga bagi anak yang toodler, tidak memaksa anak dan tidak banyak melarang, kita awasi saja.


5. Ciptakan Suasana yang Menyenangkan

Bukan hanya sebagai orang tua, kita juga sebagai pasangan dari suami atau istri. Selisih paham seringkali terjadi dan bisa menimbulkan suasana yang mencekam kalau istri sudah marah. Betul atau tidak Bunda? Hehe.

Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam rumah. Ciptakan rumah yang hangat, sehingga jadi tempat yang nyaman bagi anak laki-laki untuk pulang ke rumah. 

Senang yaa jika anak sedang bermain yang diingatkannya Ayah dan Bunda dan ingin pulang ke rumah? Selalu merindukan orang tuanya di rumah. Ini masih menjadi PR juga bagiku, Bismillah semoga kita adalah orang tua yang terbaik bagi anak-anak kita. Aamiin yaa Rabbal 'alamiin.


Kesimpulan

Ekspektasi kita sebagai orang tua inginnya anak anteng, nurut dan selalu sesuai dengan aturan. Nyatanya yang terjadi anak sering kali melawan dan memberontak sesuai keinginannya sendiri.

Kalau sudah begitu, kita cari tahu dulu apa saja penyebab anak laki-laki marah, lalu interopekai pola pengasuhan kita mungkin ada yang keliru.

Tidak ada yang sempurna, anak juga punya perasaan yang bisa menolak. Namun, bagaimana supaya anak laki-laki bisa menjadi penurut dan tidak membangkang dengan nasihat yang memang sesuai ajaran Islam bukan berdasarkan ego orang tua. 

Selanjutnya baca juga Cara Mendidik Anak Laki-laki yang Susah Diatur. Ayah dan Bunda punya cara sendiri? Yuk sharing di kolom komentar!



Referensi:
  1. Cara Agar Anak Nurut Pada Orang Tua Mendidik anak supaya nurut dan patuh - https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/cara-agar-anak-nurut-pada-orang-tua
  2. 9 Cara Menasehati Supaya Anak Nurut Sama Orang Tua - https://www.prenagen.com/id/cara-supaya-anak-nurut

Related Posts

36 komentar

  1. pada dasarnya mendidik anak mau itu laki - laki atau perempuan itu sama

    BalasHapus
  2. Dan yang paling terpenting untuk anak laki-laki harus mengerti dengan keadaanya dan membiarkan ia merasa bahagia dengan pilihannya,,,


    Newsartstory

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener bnaget kak yang paling penting bahagia ya.

      Hapus
  3. Wah..berasa baca pengalaman pribadi, secara kedua anak saya laki-laki, si sulung sudah kuliah dan si bungsu sudah SMA. Tapi saya jadi ga punya perbandingan apakah beda mendidik anak laki-laki dengan anak perempuan karena enggak punya anak perempuan hehe...
    Aamiin Semoga kita adalah orang tua yang terbaik bagi anak-anak kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah relate ya mbak, Masya Allah sudah pada besar anaknya. Punya jagoan semua ya mbak, hihi.

      Hapus
  4. Anak laki-laki nurut pada orangtua atau tidak ya tergantung pada didikan orangtua, situasi dan kondisi semua pihak. Tutur bahasa dari orangtua pada anak laki-laki pun jangan seenaknya apalagi teriak-teriak. Meskipun lelaki ini pejantan tangguh, dia juga punya perasaan :) Alhamdulillaah anak lelakiku nurut2 aja sih. Yang penting dicukupi perutnya dulu hahahaha mangan teruuuussss jajan mulu, dah happy dia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaahh bener banget ini, kata dr. Aisyah Dahlan juga anak lelaki itu ya masakin masakan favoritnya, haha. Biar kenyang dulu baru bisa nasehatin, hehe.

      Hapus
  5. Di keluargaku ga ada anak laki-lai, jadi ga tahu menghadapi anak laki-laki, Tapi tulisan ini sangat bermanfaat, jadi bisa bersiap kalau menghadapi anak laki-laki dari saudara, teman atau nanti anak sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama kak, di keluargaku juga nggak ada, ehh Alahamdulillah aku dikasih amanahnya anak laki-laki, jadi tambah rame.

      Hapus
  6. Nomor dua dan lima itu challange banget deh, Mbak. Hihihi.. Inilah pentingnya komunikasi dua arah yang efektif bagi anak dan suami, biar semuanya selaras. Tentunya para emak-emak pun harus bisa mengurangi ekspektasi ya mbak terhadap anak.. :D

    BalasHapus
  7. Tulisan cakep yang Mengingatkan kita bahwa mendidik anak laki-laki, terutama saat mereka sedang tidak nurut, membutuhkan kesabaran dan pemahaman yang mendalam. Mencari akar penyebab perilaku mereka seringkali lebih efektif daripada hanya memberikan hukuman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget kak, cari tahu dulu penyebabnya daripada cuman marah tanpa sebab.

      Hapus
  8. Ujungnya malah nggak didengar bukan sih kalau senang memberi nasihat tiap waktu tanpa melihat kondisi si anak yang dinasihati? Kemungkinan jadi nggak sanggup didengar juga nggak sih? Jadi ingat deh, salah satu jalan menasihati anak laki-laki (perempuan juga) sambil makan bersama di meja makan keluarga.

    BalasHapus
  9. Poin 'tidak memaksakan' itu aku setuju banget kak soalnya anak laki-laki makin dipaksa malah makin memberontak. Jadi ortu emang kudu demokratis dan disiplin. Bagaimanapun anak laki-laki juga butuh kasih sayang dan divalidasi emosinya biar dia nurut ortu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dipaksa itu emang nggak enak banget, makanya ke anak juga jangan maksa ya mbak, huhu.

      Hapus
  10. Pada dasarnya mirip dengan cara untuk mendidik anak perempuan ya mbak. Mungkin yang beda untuk poin 1. Menasehati saat perut sedang lapar. Baru tahu nih kalau naseahati harus dalam keadaan kenyang hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak kalau lapar dinasehatin bisa ngamuk, hehe. Nggak fokus jadinya.

      Hapus
  11. Ngurus anak laki-laki itu memang sesuatu banget, apalagi anak pertama. Butuh banget ilmu parenting yang mumpuni agar bisa sesuai dan ideal so that tumbuh kembangnya juga bisa baik

    BalasHapus
  12. Anakku 2 cowo semua emang harus ngerti dulu ikutin maunya baru mereka mau ngikutin kemauan ortunya hehe

    BalasHapus
  13. Bagaimanapun anak laki-laki secara naluri punya tanggung jawab lebih apalagi kalo punya adik harus dibesarkan jiwanya. Betul banget kata2 dan momen nyampein harus pas supaya gak mengecilkan hatinya

    BalasHapus
  14. aku senang banget kalo udah baca blog artikel yang ngebahas parenting, ini bermanfaat banget buat aku suatu saat bakal jadi abah hehe

    BalasHapus
  15. Ini bener banget. Saya terlahir dengan saudara anak cowo semua. Masing-masing dari kami punya "role" masing-masing yang cara didik ibu ke kami pun juga tidak jauh berbeda dengan yang dituliskan di sini. Memang betul, anak cowo itu gabisa dikasih manja seperti manjanya anak perempuan, tapi juga tidak bisa dikerasin terus menerus. Dampak dari pola didik ini yang saya rasakan sampai sekarang manfaatnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ampun, relate ya kak. Bener anak laki-laki itu nggak bisa terlalu dimanjain, tapi ya jangan dikerasin juga. Harus balance.

      Hapus
  16. Iyaaa aku juga pernah denger kl mendidik anak laki2 beda dengan anak perempuan ya.. makasih ilmunya mba.. semoga kita dimudahkan utk terus belajar mengasuh yg terbaik ya..

    BalasHapus
  17. Kata kakak iparku memang ngurus anak laki2 itu memang sungguh banyak uji kesabaran yaa, karena memang beda sama anak perempuan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak beda karena otak yang duluan berkembangnya juga beda.

      Hapus
  18. Mendidik anak laki-laki itu susah-susah gampang. Kalau anak laki-laki di masa remaja atau masa mainnya, sering dikekang, besarnya malah jadi nakal. Saya mengalami pengekangan seperti ini di masa remaja. Alhamdulillah, bisa lepas karena memutuskan untuk merantau jauh, luar pulau. Lingkungan yang saya pilih pun adalah Jogja, tepatnya Sleman. Jadi saya bisa puas bermain tetapi masih tahu akan batasan.
    Btw memang benar kalau anak laki-laki itu tidak suka diteriaki. Saya pernah dengar psikolog bilang kalau anak laki-laki lebih mudah bangun kalau diomongin pelan, ketimbang dibangunkan dengan cara diteriaki

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ampun kak makasih udah cerita. Alhamdulillah ya merantau di lingkungan yang positif. Bener banget suamiku juga gitu kalau dibangunin harus yang lembut, wkwkwk.

      Hapus
  19. terima kasih mba infonya. semoga semakin banyak laki-laki yang mempunyai value lebih baik lagi di masa depan.

    BalasHapus

Posting Komentar