Ahhh ngapain sih toilet training segala, nanti juga anaknya bisa sendiri kok, nggak usahlah ngikutin tren toilet training.Pernah denger ada statement seperti itu? Mungkin di sekitar kita masih banyak yang beranggapan kalau mengenalkan toilet training adalah sebuah gaya barat yang percuma kita terapkan pada anak. Bisa jadi, orang yang berbicara seperti itu belum paham apa tujuan dari toilet training.
Menganggap anak akan bisa buang air kecil sendiri nantinya jika sudah besar tanpa harus dilatih. Padahal anak buang air kecil itu tidak terjadi secara naluriah, harus diajarkan dan diarahkan agar anak menjadi terbiasa.
Toilet training ini merupakan tahapan parenting yang artinya melatih anak agar bisa buang air kecil di toilet. Prinsipnya tidak harus anak sampai bisa menyelesaikan tugasnya sendiri hingga membersihkan bagian tubuh yang penting, minimal anak tahu kalau buang air kecil itu di toilet, bukannya mengompol di celana.
Toh tujuan toilet training ini juga untuk tahapan perkembangan anak. Anak yang dilatih toilet training akan merasakan manfaatnya begitu pun kita sebagai orang tuanya.
Mungkin tidak semua Bunda yang mengetahui tujuan dari toilet training. Sebelum kita memulai toilet training training, Bunda bisa pahami kembali tujuan melakukan toilet training pada anak. Sehingga Ayah dan Bunda tidak menjadikan proses ini sebagai sebuah beban yang melelahkan.
Tujuan Mengenalkan Toilet Training pada Anak
Usia anak 2 tahun ia sudah mulai merasakan keinginannya untuk mandiri. Perhatikan deh Bun, di usia segitu anak pengen melakukan sesuatu sendiri kan? Bahkan bisa juga dari usia 1 tahun keinginan itu sudah tumbuh.Aqlan dari satu tahun pengen makan sendirian tidak mau aku bantu, pengen megang gayung sendiri kalau mandi, dan lain sebagainya banyak yang ia ingin eksplor. Rasa kemandirian itu terus bertumbuh hingga usianya 3 tahun.
Saat usia 2 tahun itulah aku memanfaatkan momen yang tepat untuk mulai melatih toilet training karena menunjukkan kesiapan toilet training, akhirnya aku latih Aqlan dengan tujuan sebagai berikut:
Dari mulai lahir saja sudah kita kenalkan dengan ASI, beranjak satu tahun ia mulai berjalan juga kita bantu anak berjalan untuk bisa menyeimbangkan tubuhnya.
1. Bagian Dari Perkembangan Anak
Seperti yang aku jelaskan tadi, bahwa anak usia toodler masih butuh stimulasi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.Dari mulai lahir saja sudah kita kenalkan dengan ASI, beranjak satu tahun ia mulai berjalan juga kita bantu anak berjalan untuk bisa menyeimbangkan tubuhnya.
Begitu juga saat anak mulai belajar buang air kecil sendiri. Melatih anak agar terbiasa buang air kecil di toilet. Proses melatih anak buang air kecil termasuk bagian dari perkembangan anak yang menunjukkan bahwa anak menunjukkan sisi responnya.
Milestone setiap anak emang berbeda, tapi penting bagi kita untuk terus menstimulasinya. Dari melatihnya kan kita bisa analisis apakah anak tertarik untuk belajar melepaskan celana dan memakainya, belajar untuk ke kamar mandi sendiri dan lain sebagainya yang tidak bisa terjadi begitu saja.
2. Melatih Kemandirian Anak
Tentunya setiap anak tumbuh dengan kemampuan baru yang ia miliki. Anak juga bertumbuh dan akan memasuki babak selanjutnya.Menghadapi pra sekolah, tentunya ada beberapa yang perlu kita latih agar anak menjadi mandiri. Dimulai dari buang air kecil di toilet. Anak tidak kaget lagi jika ingin buang air kecil saat di sekolah.
Jika sudah terbiasa, ketika memasuki sekolah nanti anak sudah bisa buang air kecil di toilet sekolah. Anak berani dan tidak takut menggunakan toilet sekolah.
3. Mengurangi Penggunaan Popok
Penggunaan popok dalam jangka panjang bisa membuat infeksi dan ruam pada bagian kulit bayi. Menghindari anak dari ruam popok yang mungkin akan terus terjadi jika anak masih menggunakan popok.Selain itu, jujur saja sudah mulai berasa beli popok terus-terusan, hehe. Belum lagi susu dan skincare-nya pengeluaran semakin membengkak. Tidak mau beli popok terus menerus, aku mulai melatih anak menggunakan celana dalamnya.
Ketika sudah lepas popok, Alhamdulillah keuangan tidak terlalu banyak pengeluaran. Keuangan keluarga aman, jadi lebih hemat.
4. Membiasakan Anak Menggunakan Celana
Tujuan toilet training yang aku lakukan juga aku ingin membiasakan penggunaan celana dalam anak. Anak juga belajar menurunkan dan menaikkan celana.Saat akan pipis, aku coba belajar juga untuk menurunkan celananya. Anak belajar melepas sendiri lalu menggunakannya kembali setelah selesai. Anak juga jadi berkonsentrasi saat menggunakannya.
5. Mengurangi Sampah Popok
Tidak dapat dipungkiri, penggunaan popok yang banyak bisa menjadi sampah lingkungan. Mencemari lingkungan dengan sampah yang sulit terurai seperti popok.
Popok sekali pakai dalam sehari bisa 3-5 popok. Bayangkan kalau sampah popok ini terjadi setiap hari terus menerus. Kalau tidak bisa mengolahnya, tentunya kita akan menjadi penghasil sampah popok setiap hari.
Maka dari itu, mengurangi pemakaian popok terlalu lama membuat kita tidak mencemari lingkungan lebih banyak lagi.
Setelah mengetahui tujuan toilet training, maka apa saja output yang bisa anak dapatkan?
Output yang Dihasilkan Dari Melatih Toilet Training
Lamanya proses toilet training bisa berbeda setiap anak. Tapi, dari toilet training ini anak akan belajar banyak hal.Anak perempuan lebih tertarik untuk dilatih toilet training. Makanya lebih cepat melatih anak perempuan dibanding dengan anak laki-laki.
Meski anak sudah menunjukkan kesiapannya, kadang tanda itu tidak bertahan lama, artinya anak mudah berubah keesokan harinya. Kalau anak tidak mau kita latih, tidak usah dipaksa. Bisa kita coba keesokan hari lagi.
1. Memiliki Rasa Tanggungjawab
Anak akan memiliki rasa tanggungjawab bila mengompol. Jika sudah terbiasa melatih toilet training, ketika anak mengompol ia akan berusaha untuk tidak melakukannya.Ia akan bertanggungjawab dan merasa sedih jika belum berhasil. Hal itu terlihat pada Aqlan. Padahal aku tidak pernah memaksanya, tapi pada suatu waktu dia merasa kecewa sudah mengompol dan mengelap ompolnya sendiri.
Perasaan merasa harus bertanggungjawab anak akan miliki jika kita latih toilet training. Sehingga ia akan bersikap suportif untuk mengikuti arahan kita
2. Mengenal Bagian Tubuh dan Fungsinya
Melatih toilet training juga bagian dari mengenalkan tubuh dan fungsinya. Bahwa hanya dirinya saja yang berhak memegangnya, katakan bahwa tidak boleh ada orang lain yang boleh menyentuhnya.
3. Anak Memiliki Keterampilan Menggunakan Toilet
Tahu nggak Bunda kalau anak itu senang sekali setiap memiliki keterampilan baru. Mungkin pertama kali mengenalkan toilet terlihat kaku dan aneh. Tapi, lama-kelamaan kegiatan tersebut membuat anak senang karena sudah bisa menggunakan toilet.
"Mbun...Aqlan bisa! Yeaayy!" Teriaknya antusias ketika berhasil buang air besar di toilet. Padahal sebelumnya dia menangis tidak mau aku ajak ke toilet.
Anak juga belajar, jadi kalau salah ataupun Tidka mau kita sebagai orang tua tidak perlu marah apalagi memaksanya. Kalau kita sabar, anak juga akan mengikuti yang kita instruksikan.
4. Anak Lebih Mandiri Secara Nyata
Ketika berhasil toilet training, kemandirian anak terlihat semakin nyata karena berhasil menyelesaikan buang air kecil dan besar di toilet.
Kemandirian itu akan mengantarkan anak untuk lebih siap sekolah dan semakin mengasah kecerdasan otaknya.
5. Anak Jadi Percaya Diri
Berhasil dilatih toilet training anak juga semakin percaya diri jika sedang pergi jalan-jalan atau kita ajak ke kondangan, hehe.
Kalau masih dilatih memang anak akan tidak nyaman atau merasa gelisah jika bukan toilet di rumah yang digunakannya. Anak merasa gelisah jika pergi jalan-jalan dan keinginan buang air kecil itu muncul.
Namun setelah terus dilatih dan berhasil, anak jadi lebih percaya diri. Waktu kami berhenti di rest area, Aqlan dengan percaya dirinya bilang, "Mbun, Aqlan mau pipis dong."
Kesimpulan
Sebelum kita melatih toilet training, ada baiknya kita pahami dulu tujuan toilet training ini untuk apa, agar ketika kita merasa lelah, tujuan toilet training jadi motivasi agar tidak menyerah di tengah jalan.
Kebanyakan gagal toilet training ini karena orang tua yang masih belum siap untuk melatih anak. Jika orang tua sudah siap, anak juga responsif, maka output yang dihasilkan dari toilet training akan memudahkan pengasuhan kita selanjutnya.
Semangat yaa untuk para orang tua yang sedang melatih kesiapan toilet training pada anak. Selanjutnya baca juga tentang Cara Melatih Toilet Training Anak di Malam Hari.
Referensi:
- Pengaruh Toilet training pada Kemandirian Anak -https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2529/pengaruh-toilet-training-pada-kemandirian-anak
- Pentingnya “Toilet Training” Bagi Seorang Anak Pada Usia Dini - https://pintukamarmandi.com/pentingnya-toilet-training-pada-anak/
- Toilet Training: Ini Pengertian, Manfaat dan Persiapannya - https://jurnalbunda.com/toilet-training-adalah/
- Buku Edukasi Toilet Training pada Ibu dengan Anak Usia Toodler karya Hamidatus Daris S. S.Kep, Ns., M.Kep dan Endri Ekayamti, S.Kep, Ns., M.Kep.
Toilet training yah jadi bagian perkembangan anak, kalo kita pikirkan lebih dalam sebenarnya dirasakan semua anak deh.
BalasHapusHanya aja, bila dulu kan belum familiar bahwa namanya itu adalah toilet training, ya gak sih
Iyaaa bener mbaa sekarang kan ilmu juga makin berkembang. Ada pengaruhnya juga untuk pola asuh, jadi lebih update.
HapusIngatlah bahwa setiap anak memiliki kecepatan belajar yang berbeda. Orang tua perlu bersabar dan memberikan dukungan positif kepada anak selama proses toilet training. Hindari memberikan tekanan atau paksaan, karena hal ini dapat membuat anak merasa cemas dan frustrasi.
BalasHapusBener banget kak, yang penting kita sabar dan tidak menjadikan anak sebagai beban.
HapusMungkin sebagian orang menganggap tidak penting toilet training padahal manfaat yang bisa di dapatkan banyak. Makanya aku juga mau ngajarin toilet training ke si bocil
BalasHapusIya dianggapnya nanti juga bisa sendiri. Yuk mbak, mulai dilatih.
Hapussaat melakukan toilet training ini tantangannya lumayan ya, ortunya harus lebih siap dulu dibandingkan anaknya ya kan, menguras emosi dan energi juga
BalasHapusBener mba harus siap keduannya biar prosesnya tidak melelahkan.
HapusKalau aku sendiri sich lebih seneng karena bisa hemat ngga perlu seting-sering beli popok. Pakai popok kalo acara-acara penting atau pergi kemana gitu sich.
BalasHapusSama mbaaaa, bisa save buat keperluan yang lain, wkwkwk.
HapusButuh waktu lumayan lama untuk Saladin toilet training tapiii emang wajib TT tepat waktu ya karena ada banyak manfaatnya. Salah satunya anak jadi lebih mandiri
BalasHapusGapapa mbaaa anakku juga lama, nikmatin aja, hihi.
HapusBener banget nih. Diajarkan supaya tidak pakai pempers lagi, BAK dan BAB sendiri ke kamar mandi. Jadi menghemat pengeluaran juga 😂
BalasHapusIyaa jadi lebih hemat, hehe.
HapusStep by step untuk sampai lulus toilet training ini. Si ibu memang harus sabar.
BalasHapusAlhamdulillaah aku jg pas itu niat awalnyaa buat ngurangin popok wkwkw biar lebih hemat, tp ada manfaat lain juga yaa kak, kayak melatih kemandirian dan bikin anak juga latihan pake celana juga huahaha. alhamdulillah anakku umur 3,5 tahun sudah lepas popok
BalasHapusBerasa soalnya ya mbak harga popok ini, wkwkwk. Alhamdulillah memang banyak manfaatnya.
HapusIstilah toilet training memang masih asing di kalangan orang desa. Adik iparku misalnya. Dia hanya mengajarkan keponakanku kalau pipis atau BAB di toilet saat ponakanku udah nggak mau pakai pampers lagi. Kudu mau bilang kalau mau pipis sama BAB.
BalasHapusDan ponakanku pun nurut, euy. Jadi, kayak nggak ada drama saat toilet trainingnya.
Wah senangnya prosesnya lancar ya mbaakk.
HapusUntuk urusan anak, jangan dengarkan gosip-gosip tetangga. Soalnya pasti anak kita dibandingkan-bandingkan. Apa yang lakukan selalu dibanding-bandingkan. Padahal toilet traning ini sangat bagus untuk anak. Dan memang butuh proses. namun kalau berhasil, bisa berhemat beli popok.
BalasHapusHaha iya ya pak, jangan dengarkan omongan tetangga, fokus anak sendiri aja.
HapusSetelah anak berhasil lolos toilet training nya, jujur kita bisa sedikit lebih berhemat lho.
BalasHapusSecara gak harus pakai popok sekali pakai yg harganya lumayan itu. Jadi uang nya bisa dipakai untuk keperluan lain atau ditabung. Hehe...
Bener banget teeehh, bisa buat ditabung uangnya.
HapusToilet training nih memang harus getol kasih paham ke anak ya, kak. Apalagi kalo harus pake popok setiap saat, duh, bakal boros banget, huhu.. Mending dananya dibelikan susu atau jajan buat anak, xixixi..
BalasHapusIya mbaak memang harus dikasih tahu terus biar paham. Iyaaa bisa digunakan untuk keperluan lain juga, hehe.
HapusMungkin karena bahasa kali, ya. Toilet training kan bahasa Inggris tuh. Kalo diganti bahasa Indonesia atau bahasa Jawa jadi nggak ada kesan baratnya wkwk. Padahal dari dulu kan kegiatan toilet training emang udah ada. Cuma istilahnya lebih berkembang aja.
BalasHapusWkwkwk iya yaa, dari segi keilmuan juga berkembang.
HapusSalah tuh...yg bilang, nanti anaknya juga bisa sendiri. Lah, kalau engga dibiasakan ya mana bisa kan ya. Anak-anakku dulu sebelum 2 tahun udah beres sih toilet training. Emang musti sabar sih...
BalasHapusIya harus dikasih tahu biar bisa, wkwk. Wah pinter anak-anak ya mbaakk udah bisa sebelum 2 tahun.
HapusSepakat banget kak. Biaya popok tuh mahak bgt, wkwk. Apalagi kalo yg bermerek. Aku sampe bingung krn hrs bakar sampahnya tiap hari. Klo dikumpulin gt ya bakak bau sih.
BalasHapusMknya pelan2 ngajarin anak toilet training biar lekas mandiri. Lagian usianya pun udh ckp. Sehingga bs dilatih agar ga pake popok lgi. Uangnya bs disisihkan utk jajan si kecil. Wkwk
Hahaha bapak-bapak juga ikutan bingung yaa. Masalah buangnya ini memang yang bikin dilema. Alhamdulillah jadi bisa buat jajan ya uangnya.
HapusSetuju. Ada baiknya juga paham lebih dulu sebelum melakukan toilet training pada anak ya
BalasHapusBetul mbaaak.
HapusSaya pribadi merasa perlu mengajarkan anak toilet training agar anak tahu apa yang harus dia lakukan saat ingin buang air besar atau kecil, lalu bagaimana membersihkannya. Hihi..
BalasHapusBiar anak nggak bingung ya mbak, hehe.
HapusSaya pribadi merasa perlu mengajarkan anak toilet training agar anak tahu apa yang harus dia lakukan saat ingin buang air besar atau kecil, lalu bagaimana membersihkannya. Hihi..
BalasHapusSebel banget kalau anak gak dilatih TT tuh..
BalasHapusMasalahnya kalau lagi gak menggunakan popok, suka kemana-mana.. Huhuhu, cape bebersihnya. Manalah najis kan yaa..
Jadi uda paling tepat mengenalkan TT di saat orangtua siap dan anak juga sehat, bisa diajak kerjasama dengan baik.
Nah itu dia, kalau udah kemana-mana tuh bisa jadi najis. Kalau udah bisa TT kan jadi enak kalau mau shalat, nggak takut terkena ompol lagi.
HapusToilet training kalau bisa dilakukan sedini mungkin sih. Kalau aku asal anak sudah bisa berjalan ini jadi peluang untuk mulai mengajarkan secara utuh. Larena kalau mereka pengen BAK atau BAB sudah bisa jalan/tingkahnya itu ketahuan kalau mau ke toilet meskipun secara bicara belum jelas. Tujuannya cuma membiasakan dan menumbuhkan inisiatif
BalasHapusAhhh iya bener pak, yang penting kita latih dulu ya untuk membetuk kebiasaannya.
HapusPenting loh untuk melakukan toilet training ini. Masing2 ortu punya cara sendiri utk TT, tergantung pada sifat anaknya juga, ortunya yang paling ngerti harus gimana. Hal ini melatih kemandirian anak terkait urusan 'ke belakang'.
BalasHapusBener mbak, yang paling mengerti kondisi anak ya orang tuanya. Jadi cara melatihnya pun disesuaikan.
HapusSejak anak lulus toilet training, pengeluaran jadi berkurang, soalnya nggak beli popok sekali pakai lagi, he-he. Betuuul toiet training itu perlu. Terbukti anak aku juga jadi lebih mandiri dan lebih paham kebutuhan dirinya, terutama saat panggilan alam datang.
BalasHapusAlhamdulillah anak jadi lebih mandiri ya mbak.
HapusMemang agak sulit tapi harus dibiasakan, tantrum itu sudah hal yang biasa pas ngajarin anak ke toilet hehehe
BalasHapusBetul kak, namanya juga diatih ya, hehe.
Hapus