Kebanyakan cara melatih toilet training anak dengan WC duduk, padahal masyarakat Indonesia masih banyak yang menggunakan WC jongkok.
Aku di rumah juga masih menggunakan WC jongkok. Terbiasa menggunakan WC jongkok, membuatku lebih nyaman dibandingkan dengan WC duduk. Rasanya kalau ke mall atau ke tempat yang ada WC duduk jadi nggak nyaman karena tidak terbiasa.
Penanganannya terhadap anak juga jadi beda. Menyesuaikan dengan WC jongkok sesuai yang ada di rumah. Bagaimana cara melatih toilet training anak dengan WC jongkok? Yuk, simak sampai akhir ya.
Kelebihan Toilet Training Menggunakan WC Jongkok
WC jongkok di era sekarang mungkin dianggap kuno karena bentuknya, berbeda dengan WC duduk yang lebih estetik dan moderna. Padahal berdasarkan penelitian WC jongkok lebih sehat dibandingkan dengan WC duduk.
Hanya saja WC jongkok tidak cocok bagi yang punya permasalahan pada persendian. Asalkan penggunaannya tidak lama, tidak akan menyebabkan kram atau kesemutan.
Pada proses toilet training penggunaannya juga memiliki beberapa kelebihan yaitu lebih memudahkan anak untuk mengeluarkan tinja. Kinerja otot dan postur tubuh yang membuat prosesnya lebih efektif dan lancar.
Posisi jongkok membuat otot di anus dan usus besar jadi semakin rileks. Selain itu membantu pergerakan usus untuk mencegah perut mengalami kembung, sembelit dan wasir.
Persiapan yang Dilakukan dalam Melatih Toilet Training dengan WC Jongkok
Banyak mendengar cerita kalau mengenalkan anak toilet training di WC jongkok itu agak tricky, karena nggak semua anak mau melakukannya di WC jongkok. Kenali dulu tanda kesiapan anak toilet training sebelum kit memulainya.Ada yang takut melihat WC jongkok, mungkin dalam imajinasi anak membayangkan kalau WC Jongkok ini benda yang menakutkan. Sehingga anak takut untuk mencoba.
Ada kelebihan pasti ada kekurangannya, bentuknya yang lebar sering kali menyulitkan anak ketika ingin buang air besar. Tubuh anak yang kecil sering kali kesulitan ketika harus jongkok di WC.
Biasanya aku mensiasati dengan pup di bagian depannya. Dengan pup di bagian depan, anak jadi lebih nyaman kalau mau BAB..
Biasanya aku mensiasati dengan pup di bagian depannya. Dengan pup di bagian depan, anak jadi lebih nyaman kalau mau BAB..
1. Berikan Contoh pada Anak
Hal pertama yang harus kita persiapkan tentunya memberikan contoh bagaimana menggunakannya. Beritahu anak kalau kita harus jongkok agar bisa pup di WC jongkok, jangan duduk di WC jongkok karena bisa berbahaya, pun juga jangan sebaliknya jongkok di WC duduk.Anak akan meniru orang tua yang mencontohkannya. Waktu pas awal susah sekali menyuruh Aqlan jongkok, pengennya berdiri aja. Disuruh jongkok malah nangis bilangnya tidak bisa, wkwkwk.
Kalau kita ke dokter anak aja, ruangannya nyaman ya banyak stiker atau wallpaper dengan gambar yang disukai anak-anak. Nah, kita juga bisa mencontoh ruangan seperti itu dengan menempel stiker hewan atau gambar yang disukai anak di dinding kamar mandi.
Kalau mau mandi, Aqlan suka membawa mobilannya ke kamar mandi, katanya mau nyuci mobilan juga. Aku tidak apa sih membiarkan anak mencucinya, jadi ketika mau pup anak sudah merasa nyaman ada di toilet.
2. Ciptakan Suasana yang Menyenangkan
Ada sebagian anak yang pergi ke toilet jadi hal yang menakutkan atau mungkin tidak nyaman. Kalau seperti itu kita bisa ciptakan ruangan kamar mandi yang menyenangkan bagi anak.Kalau kita ke dokter anak aja, ruangannya nyaman ya banyak stiker atau wallpaper dengan gambar yang disukai anak-anak. Nah, kita juga bisa mencontoh ruangan seperti itu dengan menempel stiker hewan atau gambar yang disukai anak di dinding kamar mandi.
Kalau mau mandi, Aqlan suka membawa mobilannya ke kamar mandi, katanya mau nyuci mobilan juga. Aku tidak apa sih membiarkan anak mencucinya, jadi ketika mau pup anak sudah merasa nyaman ada di toilet.
3. Tidak Memaksa Anak Harus di WC Jongkok
Awalnya Aqlan tidak mau menggunakan WC Jongkok mungkin dia bingung juga dan merasa aneh. Aku bisa wajar karena baru pertama kali ia menggunakannya.Dia malah ingin pup di luar WC jongkok pada bagian saluran air. Jujur aja bikin emosi ya, jadi kerja dua kali kita membersihkannya.
Tapi, tidak apa untuk memberikan toleran karena baru pertama kali, tidak usah memaksanya agar ia jadi terbiasa pup di WC Jongkok. Ikuti dulu kemauan anak, dari keinginan anak kita bisa analisis kenapa anak tidak mau menggunakan WC Jongkok.
Bisa saja dia takut, tidak mau mencoba atau kebingungan. Kalau kita paksa anak justru dia tidak mau berlatih sama sekali.
Dengan mengikuti keinginannya, akhirnya Aqlan mau juga kalau di WC Jongkok. Hanya saja dia sering kesal kalau sudah stand by di WC jongkok tapi poop-nya nggak mau keluar, akhirnya dia ingin segera dibersihkan aja.
Sekarang sudah mau menggunakan WC Jongkok.
Walau kadang kalau lagi nggak mood dia tidak mau menggunakan WC jongkok. Belajar aja perlahan-lahan sampai akhirnya mau.
4. Sabar Menemani di WC Jongkok
Prosesnya mungkin tidak langsung ya, bisa jadi ketika anak merasakan mules namun setelah dibawa WC Jongkok, anak tak kunjung juga poop.Kita harus sabar menemaninya BAB, bisa jadi lama yang penting kita temani saja. Jangan biarkan saat BAB anak merasa sendiri. Anak akan ketakutan dan tidak mau BAB di WC jongkok lagi jika ditinggal sendiri.
5. Ajak Anak Menyiram Bekas BAB
Setelah Mak BAB, ajak anak untuk membersihkan BAB. Aqlan paling suka kalau disuruh membersihkan,.bahkan belum diminta tolong saja dia sudah insiatif ingin sendiri.“Sama Aqlan Bun!” Selalu semangat kalau membersihkan bekas poop. Mengambil air dari bak menggunakan gayung dan menyiramnya ke WC jongkok jadi hal yang menyenangkan bagi anak.
6. Berikan Buku tentang Toilet Training di WC Jongkok
Anak lebih menyukai visual dengan gambar-gambar yang anak mudah ingat. Bunda bisa menambah koleksi bacaan anak dengan buku bacaan tentang WC jongkok dan kita bisa menceritakan hal-hal menarik menggunakan WC jongkok.Waktu mengajarkan anak sikat gigi aku juga mengenalkan video anak yang sedang sikat gigi dengan semangat. Akhirnya Aqlan jadi mau sikat gigi.
Kita bisa kasih tontonan anak tentang BAB di WC jongkok dengan diiringi lagu-lagu. Anak akan mengingatnya dan mau diajak ke toilet.
Bersikap atraktif juga membuat anak merasa bersemangat. “Aqlan mau poop? Yuk kita poop yuuuukk!” Dengan nada suara yang bersemangat anak juga jadi semangat belajar toilet training di WC jongkok
Kebanyakan anak takut dan bingung cara menggunakan WC jongkok. Kita bisa mencontohkan bagaimana penggunaannya dan menciptakan kamar mandi yang nyaman sehingga anak tidak merasa takut dan mau berlatih toilet training dengan WC jongkok.
Sudahkah mengenalkan toilet training menggunakan WC jongkok? Bagaimana reaksi anak ketika dikenalkan dengan WC jongkok? Share di kolom komentar yuk Bunda. Selanjutnya baca Toilet Training untuk Anak TK.
Bersikap atraktif juga membuat anak merasa bersemangat. “Aqlan mau poop? Yuk kita poop yuuuukk!” Dengan nada suara yang bersemangat anak juga jadi semangat belajar toilet training di WC jongkok
Kesimpulan
Ada kekurangan dan kelebihan melatih toilet training menggunakan WC Jongkok. Tidak usah memaksakan ingin melatih toilet training di WC duduk, jika di rumah hanya ada WC jongkok.Kebanyakan anak takut dan bingung cara menggunakan WC jongkok. Kita bisa mencontohkan bagaimana penggunaannya dan menciptakan kamar mandi yang nyaman sehingga anak tidak merasa takut dan mau berlatih toilet training dengan WC jongkok.
Sudahkah mengenalkan toilet training menggunakan WC jongkok? Bagaimana reaksi anak ketika dikenalkan dengan WC jongkok? Share di kolom komentar yuk Bunda. Selanjutnya baca Toilet Training untuk Anak TK.
Wah saya nih yang sedang proses toilet training ke anak bungsu. Rada tricky banget, karena si bungsu ini tipenya lebih sulit diajak hal baru. Baru pipis aja di WC, tinggal BAB nya yg masih kendala. Selalu nolak. Semoga segera bisa. Terimakasih tipsnya kak.
BalasHapussebetulnya sunnahnya untuk BAK maupun BAB jongkok sih, jadi anak lebih mudah melakukannya. Namun, perlu adaptasi lagi saat menggunakan toilet duduk, tapi ini lebih mudah dilakukan anak-anak kok
BalasHapusKloset jongkok lebih sehat, tetapi buat anak-anak perlu latihan dulu nih. Apalagi kan ukurannya ukuran orang dewasa. Tapi kalau udah biasa yg mudah saja...
BalasHapusKirakira toilet training dengan wc jongkong biasanya perlu waktu berapa lama mbak? lebih cepet atau lebih lama?
BalasHapussemua ada plus minusnya kan ya, di rumah ada 2 jenis wc sih, tapi pertama kali kami kenalkan adalah wc jongkok, lebih mudah sih menurutku, tapi ya gitu begitu diajak ke toilet kering ya jadinya basah semua, karena masih terbiasa menggunakan wc jongkok wkwkwk
BalasHapusDua anakku toilet training pakai wc duduk, prosesnya lebih mudah. Tapiii dia jadi nggak bisa toilet jongkok, susah kalau tempat orang mau pup nggak ada toilet duduk. Repot.
BalasHapusBeda lagi sama anak ketiga yang berlatih toilet training dengan WC jongkok. Agak lama baru bisa anteng, tapi nyaman banget setelahnya. Anakku lebih mandiri. Aku nggak banyak aksi setelahnya. Dua-duanya punya plus minus sih.
pas banget ini, Si bungsu sekarang toilet training jongkok dan sekarang lagi fase harus sabar nungguin dia di wc karena harus masih dipegangin. Beda banget dengan toilet duduk yang ga pake drama dipegangin dulu. Memang beda-beda ya kelebihan dan kekurangan pada masing-masing jenis wc ini
BalasHapusAnakku lagi mulai toilet training, tapi lagi dicoba dua-duanya, karena dirumah ada wc jongkok dan duduk, biar diliat dia lebih nyaman kemana
BalasHapusDulu pas toilet training sih jongkok trus beralih ke duduk, wkwkwk sekarang akhirnya ya duduk, tp alhamdulillah dia ngga kesulitan sih untuk jongkok jugaa
BalasHapusAlhamdulillah anak pertama dan kedua sejak balita sudah dibiasakan pipis di WC jongkok. Bahkan jarang ngompol meski tanpa diapers. Yang penting kalau sekiranya sudah waktunya pipis segera kita arahkan ke WC...
BalasHapusPerkara pengenalan toilet training ini memang ragam, ya, Mba. Beruntung jika ortunya sabar. Buat yang nggak sabaran, proses ini bisa terskip dan anak nggak belajar dengan maksimal.
BalasHapus