cerita mbun

Toko Mainan Anak di Karawang

22 komentar
Mainan anak lengkap

Semenjak jadi ibu, rasanya kalau melihat barang anak yang lucu, entah itu mainan, baju atau peralatan bayi rasanya pengen beli aja. Dengan dalih ingin menyenangkan hati anak, kebutuhan anak pun jadi prioritas utama. Aah...yang penting skincare anak dulu, skincare ibunya bisa belakangan.

Duh, susahnya menahan itu semua, tapi aku belajar untuk tidak bersikap implusive, yang justru tidak baik untuk karakter dan masa depannya. Mengutamakan keinginan daripada kebutuhan tentu salah karena kebutuhan bukan hanya anak saja, kebutuhan keluarga tentu yang utama. 

Ada hal yang menjadi prioritas ketika sudah berkeluarga dan memiliki anak. Bukan lagi perihal tentang lucu dan imut saja. Sebelum membeli mainan anak, sebaiknya kita bijak dalam membelinya.


Bijak Membeli Mainan Anak 

Waku awal-awal aku sangat excited membelikan anak mainan. Padahal sebetulnya anak belum terlalu butuh mainan. Anak bayi lebih membutuhkan orang tuanya untuk bermain daripada dengan mainan itu sendiri.

Menurut Ibu Elly Rusman, S.Psi seorang psikolog bahwa jumlah mainan yang diberikan untuk anak sesuai usianya dijumlahkan dengan dua. Jika usianya 3 tahun maka, mainan yang dimiliki anka sebanyak 5 yang diberikan secara bergiliran.

Namun, kenyataannya entah datang dari mana mainan ini menjadi menumpuk di rumah. Jangan-jangan karena sering dibelikan mainan oleh kakek-nenek dan tantenya, sehingga mainan jadi bertambah banyak. 

Hmmm bingung ya kalau udah urusan dengan orang tua atau mertua yang mungkin memiliki pandangan yang berbeda dengan kita. Belum lagi anaknya yang selalu request dibawakan mainan tiap kali berkunjung. 

Jadilah aku tidak pernah membelikannya mainan. Mainan anak laki-laki sudah memenuhi rumah, yang kami batasi hanya boleh cukup 1 box yang tidak terlalu besar.

Setidaknya aku sudah memberi tahu dengan sopan bahwa mainan di rumah sudah banyak, jadi Aqlan tidak membutuhkan mainan baru lagi. Kakiku juga sering jadi korban karena tidak sengaja menginjak mainan yang berserakan. Jangan tanya rasanya gimana, sakit tapi tidak berdarah, tahu kan?
Memilih mainan anak

Untuk antisipasinya, setiap Aqlan punya mainan yang baru satu, maka aku kan mengeluarkan mainan yang lama satu. Mainan yang sudah tidak layak ini aku kumpulkan, dan ternyata bisa ditukarkan loh, seperti kita menukarkan botol bekas di pengepul.

Alhamdulillah jadi tidak mencemari lingkungan dengan limbah mainan. Kami juga melakukan sortir untuk memilah mainan mana yang layak dan yang sudah tidak layak setiap 3 bulan sekali.

Selain aku yang kadang tidak sengaja menginjak mainan, Aqlan juga pernah terpeleset saat memainkan mainan. Pemilihan mainan untuk anak yang aman ini harus jadi bahan pertimbangan agar anak tidak membahayakan dirinya saat bermain.

Karena mainan tidak harus selalu membeli, bisa dengan membuat mainan edukasi anak dari kardus atau dari barang bekas. Namun, jika Bunda ingin membeli mainan untuk anak atau dijadikan hadiah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.


Hal yang Harus Diperhatikan Saat Membeli Mainan Anak

Bijak membeli mainan anak mengajarkan anak mana yang keinginan dan kebutuhan. Apalagi anak usia 3 tahun sudah punya mainan kesukaan dan sudah bisa meminta ingin dibelikan mainan.

Namun, keinginan anak itu tidak harus kita turuti ya karena bagian dari mendidik juga. Meski hati ingin membelikan, sebaiknya kita juga bisa mengelola perasaan. 

1, Perhatikan Kemanan

Pentingnya membeli mainan anak berdasarkan usia untuk menjaga keamanannya dari hal yang berbahaya. Bayi usia 6 bulan tentu belum mengerti jika kita belikan mainan sepeda. 

Usia anak 6 bulan yang baru saja makan dan mungkin masih belajar duduk, lebih cocok dengan mainan yang merangsang keaktifannya seperti, theeter atau yang bisa merangsang stimulasi ya. Tentunya yang berbahan lembut dan tidak membahayakan

2. Perhatikan Kemasan Mainan

Sama halnya dengan memberi makanan pas anak yang kita cek kandungan nutrisinya, pada mainan juga kita bisa melihat bahan dari mainan yang aman atau tidak untuk bayi.

Perhatikan juga kemasan mainan apakah sudah rusak atau tidak layak pakai. Misalkan mainan perosotan yang membutuhkan ketahanan yang kuat sehingga bisa menopang tubuh anak. Jika kemasan sudah rusak, apalagi produknya yang rusak tentu bisa membahayakan anak saat bermain .

3. Lihat Rating dan Review dari Pembeli

Jika Bunda membelinya di toko online, perhatikan review dari pembeli. Hal tersebut bisa memandu Bunda untuk mengambil keputusan apakah mainan tersebut cocok untuk anak atau tidak.

Namun jika membeli offline, Bunda bisa menelusuri toko tersebut dengan melihat ratingnya. Biasanya juga ada review untuk toko tersebut. 

4. Perhatikan Harga

Nah, ini yang paling penting sebetulnya. Untuk kaum mendiang mending kaya aku harga ini paling menentukan. Banyak kok mainan edukasi yang terjangkau, bahannya aman dan berlogo SNI.

Maka dari itu, kita mesti cermat memilih mainan yang sesuai dengan budget yang ada, namun tetap perhatikan keamanannya.

5. Perhatikan Kualitas

Perhatikan kualitas saat akan membeli mainan agar mainan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Siapa tahu masih bisa digunakan untuk adiknya nanti atau bisa diberikan pada tetangga dan kerabat.

Kualitas mainan yang baik juga membuat anak nyaman bermain. Perhatikan dari segi kerapihan jahitan, lem dan warna. Kapan lalu Aqlan dibelikan mainan oleh tantenya, di dalam mainan tersebut ada bekas lem yang tidak rapi saling menjuntai. Pastinya sangat mengganggu kenyamanan anak. 

Toko Mainan Anak di Karawang

Ada banyak toko mainan edukasi anak di Karawang. Bunda bisa pilih sesuai dengan lokasi mainan anak terdekat.


1. Toko Donal

Toko mainan Donal ini legend banget di Karawang. Bayangkan saja, dari aku masih kecil sampai aku punya anak masih kokoh berdiri saja tokonya. Di saat usaha mainan anak sudah banyak yang gulung tikar, namun toko Donal masih setia dengan menawarkan berbagai macam mainan anak yang menarik dengan harga terjangkau.

Dulu Toko Donal yang paling terkenal dan tidaj banyak pilihan toko mainan. Sekarang toko mainan di Karawang sudah menjamur, banyak pilihan toko mainan yang beragam. Namun Toko Donal tetap jadi pilihan para orang tua membelikan mainan anak mengingat letaknya yang sangat strategis di pusat kota Karawang.

Terletak di Jl. Tuparev No. 148, Nagasari, Kecamatan Karawang Barat. Cek di google map, maka Bunda akan dengan mudah menemukannya. 

2. Boboy Karawang (Dunia Mainan Anak-anak)

Sama-sama di pusat kota. Boboy terletak di Jl. Tuparev No. 100, Nagasari Kecamatan Karawang Barat. 

Toko Boboy Karawang juga lengkap menyediakan mainan anak sesuai dengan jenis usia. Ada beragam macam pilihan yang bisa diberikan pada anak. 

3. Toko Sehati Toys

Toko sehati bukan hanya menyediakan mainan tapi juga perlengkapan bayi. Di sini juga lengkap maina edukasi yang anak cari. 

Terletak di Jl. Tuparev No. 190. Buka setiap hari hingga pukul 21.00 WIB. 

4. Nice So

Nice so memang bukan toko mainan, tapi ada beberapa mainan anak yang di display di sana. Mainan dengan kualitas terbaik dan harganya terjangkau.

5. Istana Mainan

Membeli mainan anak

Melipir ke daerah Rengasdengklok, di sini juga terdapat toko mainan. Istana mainan tempatnya memang tidak terlalu luas, tapi kalau cari maina yang dibutuhkan anak sudah lengkap.


Terletak di Jalan Raya Rengasdengklok lokasinya juga strategis di pasar lama Rengasdengklok.

6. Wonderland

Jika bunda menelusuri wonderland, sudah banyak yang memberikan rating dan review toko mainan ini.

Toko mainan Wonderland cukup besar dan juga terletak di lokasi strategis di jalan Raya Rengasdengklok.

7. Vida Toys

Namanya mirip namaku ya tapi bukan punyaku kok, haha. Di sini murah-murah dan lengkap. 

Terletak di Jl. Anjun Kanoman No. 3, RT. 04/11 Karawang Kulon Kecamatan Karawang Barat. 


Kesimpulan 

Bijak dalam membeli mainan adalah salah satu cara kita untuk menjaga lingkungan. Memberikan pengertian pada anak bahwa tidak semua mainan harus dimiliki. Mengajarkan anak untuk mengetahui mana keinginan dan kebutuhan.

Ada beragam pilihan toko mainan anak lengkap di Karawang yang bisa kita kunjungi. Anak pasti senang memiliki mainan baru, namun perhatikan juga mainan yang memiliki nilai edukasi dan manfaat. 

Apakah anak Ayah dan Bunda selalu minta dibelikan mainan? Bagaimana pengalaman membeli mainan anak? Yuk, sharing di kolom komentar. 


Referensi:

https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/zero-waste-toys-bijak-membeli-mainan-untuk-anak/





Related Posts

22 komentar

  1. Memang kadang mainan anak bertambah, karena dibelikan keluarga, Mbak. Apalagi kalau pas ulang tahun hehehe. Tapi setuju, harus bijak membelikan mainan anak. Beli mainan sesuai usia dan kebutuhan. Terus bagus sekali, ada mainan baru, maka akan keluar mainan lain.

    BalasHapus
  2. tapi sekarang emaknya yang suka kalap kalau lihat mainan anak, hehe. padahal anaknya mah kadang mainnya cuma sebentar.

    BalasHapus
  3. Kemasan mainan anak kalau udah gak oke memang sebaiknya jangan dibeli sih, karena takutnya ada kurang itemnya, atau produknya udah rusak dan sebagainya ya

    BalasHapus
  4. Tiga bulan sekali disortir mainannya ya mbak. Rajin banget hehe.

    Mirip di pasar gembrong di Jakarta tidak sih?

    Eh sekarang sudah tidak ada ding pasar gembrongnya

    BalasHapus
  5. Tempo hari saya juga decluttering mainan anak di rumah. Ternyata banyak juga yang sudah tidak terpakai. Ada yang rusak, tidak lengkap, juga karena si adik sudah bosan. Alhasil mainan yang tak terpakai tersebut saya setorkan ke kolektor SDU (sampah daur ulang). Lumayan rumah jadi sedikit lega. Sejak itu saya tidak langsung kasih kalau si adik minta mainan. Emaknya musti berpikir 2-3 kali atau si adik dikasih waktu tunda dulu.

    BalasHapus
  6. Jujur, mainan anakku banyakan lungsuran dari ponakan², wkwk.. Aku memang senengnya sama mainan anak yg edukatif, sama yg masa pakainya lama. Bukan sembarang lucu / bagus dibeli, hehe..

    BalasHapus
  7. Sebagai orang tua, kita selalu ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak, termasuk dalam hal memilih mainan edukatif dan menyenangkan. Kalau banyak pilihan begini jadi lebih mudah memilih yang terbaik buat anak

    BalasHapus
  8. Wah toko mainan gini nih yang nggak bikin deg-degan kalau ngajak anak hahaha... Kadang malah ibunya yang kalap kalau lagi lihat2 mainan seperti ini

    BalasHapus
  9. Belanja di Nice So itu seru, bisa sekalian beli peralatan masak, dapur, atau pernak-pernik Kebetulan di deket rumahku juga ada.

    BalasHapus
  10. Dulu saya sering banget beliin mainan. Sampe numpuk. Soalnya kalo anak happy, saya juga merasa happy dong. Tapi sekarang sudah jarang, karena usianya terus tumbuh. Sudah jarang main mainan. Malah jadi kangen masa-masa itu dulu... Sekarang toko mainan memang semakin menjamur di mana-mana

    BalasHapus
  11. Banyak banget ya kak rekomendasi tempat jualan mainan di Karawang. Tentu mainannya komplit bgt ya kak. Kita tinggal sesuaikan dgn budget plus lokasi yg hrs dkg dr rumah/jauh dr rumah tp koleksi mainannya lbh lengkap.

    BalasHapus
  12. Memang seninya memiliki anak tuh begini yaa..
    Ada rejeki, pasti larinya ke kebutuhan anak. Mainan menurutku bisa jadi kebutuhan karena kalau memilih mainan yang tepat, selain memberikan aktivitas agar minim screen time juga ajang belajar bersama yang seru.

    Aku dulu suka gengges juga sama mainan yang numpuk.
    Jadi dipisahin, mainan gak dipake sama yang sring dipake. Nanti berapa bulan kemudian, diliatin lagi, eeh.. jadi excited lagi.

    BalasHapus
  13. Memilih mainan anak juga perlu disesuaikan juga dengan usia anak dan kemampuan anak dalam bermain ya. Mana lagi kan sekarang jenis mainan anak juga sudah banyak ya

    BalasHapus
  14. Akan lebih baik lagi bila anak hanya diberi mainan-mainan yang sifatnya edukatif ya. Cuma sesekali memang mereka perlu mainan yang hanya memberikan hiburan.

    Tapi tetap saja. Ada hal yang perlu diperhatikan saat membeli mainan buat anak. Kayak keamanannya.

    BalasHapus
  15. İstana mainan ini sepertinya dimana-mana ada luh, dan disana juga lengkap banget harganya juga bersahabat. Klo di Turki sendiri semua mainan mahal-mahal hargane luar nurul.

    BalasHapus
  16. Iya, kudu bijak sih ya dalam membelikan mainan ke anak. Jangan semua dituruti sampai mainan numpuk begitu saja. Beberapa keponakan saya gitu soalnya.

    BalasHapus
  17. Aku batasi banget beli mainan anak, tapi gak tau gimana ceritanya box mainan anak-anak bisa penuh banget. neneknya, pak de, bahkan tetangga ada aja yang belikan anak-anak mainan. Padahal baru aja dibelikan juga udah dibongkar-bongkar dan rusak. Boneka juga gitu, tempatnya udah gak cukup karena rumah kami sempit, sampai dikasih-kasihkan hahhaa...

    BalasHapus
  18. bicara soal mainan, dulu hal ini jadi masalah juga loh teh. ya beli mainan di toko mainan juga beli mainan dua ribuan di warung warung, sok gimana gak jadi numpuk atuh ya? hehehe. akhirnya tiap decluttering jadi PR pisan, karena si mainan dua ribuan tuh jadi sampah. lah iya lah, baru dimainin lima menit aja rusak terus beli lagi, yaa gitu we terus.

    tapi sekarang udah jarang beli mainan sih, lebih banyak jajan! haduh, wkwkwk

    BalasHapus
  19. aku yang udah gede begini masih suka ngeliatin mainan anak-anak mbak, tapi harga mainan sekarang kalau di toko mainan di Mall, astagahh lumayan juga ya. Beda sama harga mainan zaman aku masih kecil dulu
    banyak pertimbangan orangtua sekarang ini ketika membeli mainan untuk anak-anak, terutama untuk balita, karena diusahakan mainan itu nggak bisa bikin mereka sakit atau mungkin terluka. Misalnya buat anak-anak yang baru belajar mengecap dengan indra lidahnya kadang suka ngemutin mainan, jadi si ibu milih-milih juga jenis mainannya

    BalasHapus
  20. Paling suka pergi ke toko mainan, apalagi zaman sekarang tuh semakin banyak mainan yang seru-seru buat anak zaman sekarang. Di Semarang banyak juga ya toko mainan yang bisa dikunnungi.

    BalasHapus
  21. Paling suka pergi ke toko mainan, apalagi zaman sekarang tuh semakin banyak mainan yang seru-seru buat anak zaman sekarang. Di Karawang banyak juga ya toko mainan yang bisa dikunjungi

    BalasHapus
  22. Anakku dua, sepasang. Memang terasa berbeda antara karakter anak lelaki dan anak perempuan. Yang perempuan lebih mudah diatur. Mungkin seperti itulah fitrahnya. Kan anak lelaki itu calon pemimpin jadi nggak baik juga kalau dari kecilnya jadi pribadi yang terlalu penurut.

    BalasHapus

Posting Komentar