“Jangan kaget ya Kak, nanti kalau habis imunisasi anak jadi demam. Terus jangan kaget juga kalau nanti anak tiba-tiba demam."Aku masih ingat nasehat-nasehat yang diberikan oleh Mama ketika aku sudah melahirkan. Aku ditemani Mama selama satu minggu, selebihnya aku dan suami yang mengurus anak berdua.
Mama selalu mengingatkan aku jangan panik jika tiba-tiba anak mengalami demam, atau sehabis imunisasi anak menjadi demam. Segera tangani dengan memberikan obat penurun demam yang tepat bagi anak.
Tips Memilih Obat Demam untuk Anak
Sebagai ibu baru, saat itu aku bingung bagaimana caranya aku memilih obat yang tepat untuk anak? Obat demam seperti apa yang harus aku berikan untuk anak? Aku takut salah karena belum ada pengalaman.Lantas segera aku mencari tahu apa yang harus aku lakukan jika anak mengalami demam. Suami juga turut membantu dengan bertanya kepada Apoteker saat membeli obat. Berdasarkan pengalamanku memberikan obat untuk anak, ada beberapa hal yang aku lakukan.
1. Memberikan Obat Berdasarkan Usia
Agar penggunaannya aman dan efektif, obat perlu disesuaikan dengan dosis berdasarkan usia. Jika diharuskan dengan ½ sendok, maka ikuti arahannya. Menggunakan sendok takar yang sudah disediakan dari apotek.Jika masih bayi disediakan pipet dan jika sudah 1 tahun ke atas sudah menggunakan sendok. Aqlan termasuk anak yang susah sekali minum obat, jadi sampai 1 tahun masih menggunakan pipet.
Alhamdulillah di usia 3 tahun sudah tidak drama lagi kalau mau minum obat. Justru anaknya sendiri yang meminta minum obat. Sebaiknya tidak menggunakan sendok makan agar tidak kelebihan dosis.
2. Pilih Obat yang Sudah Terdaftar di BPOM
Sempat beredar berita kalau ada banyak obat penurun demam anak yang selama ini dikonsumsi sebenarnya tidak terdaftar BPOM dan justru tidak layak dikonsumsi. Sebagai orang tua tentu saja aku panik.Aku merasa bersalah, jangan-jangan obat yang aku berikan selama ini tidak terdaftar di BPOM. Belajar dari kasus tersebut, setiap mau memberikan obat pada anak selalu cek BPOM.
Caranya mudah, Bunda bisa mengeceknya di website resmi BOM. Nomor registrasi BPOM biasanya tercantum pada kemasan obat. Setelah dicek, nanti sksn muncul beberapa informasi terkait obat.
3. Melihat Efek Samping Obat
Di kemasan obat juga tertera informasi detail efek samping penggunaan obat. Perhatikan dengan teliti penggunaan obat pada anak.Biasanya ada kandungan obat yang tidak bisa diminum dalam satu waktu. Tanyakan pada apoteker tempat Bunda membeli obat jika anak sedang meminum obat yang lain.
4. Berikan Sesuai Dosis
Menggunakan obat secara berlebihan atau jangka waktu yang lama tidak baik bagi anak. Jika sudah membuka obat dan menyimpannya terlalu lama, sebaiknya tidak diberikan lagi pada anak.Bunga obat jika sudah terlalu lama disimpan atau sudah kadaluarsa. Bidan di Posyandu pernah berkata kalau obat yang sudah dibuka, 1 minggu sudah tidak efektif lagi diberikan pada anak.
5. Membeli Obat di Apotek Resmi
Jangan sembarang membeli obat. Membeli obat sebaiknya di apotek yang resmi. Membeli obat yang sembarang merupakan tindakan yang tidak legal.Alhamdulillah obat juga semakin berkembang karena adanya peran ahli Farmasi untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat Indonesia yang tergabung dalam sebuah organisasi.
Farmasi merupakan bagian dari ilmu kesehatan yang sangat penting perannya dalam menyongsong Indonesia sehat. Farmasi betugas dalam penyediaan obat-obatan, memastikan keamanannya, serta memberikan informasi tentang obat-obatan.
Peran Farmasi dalam Mengoptimalkan Kesehatan Masyarakat Indonesia melalui PAFI
Farmasi juga terlibat dalam pengembangan obat, terkait produksi obat dan pengujiannya. Memberikan informasi tentang obat. Makanya, setiap membeli obat di apotek, tanyakan saja pada apoteker obat demam yang tepat untuk anak atau hal lain yang ingin kita ketahui.
Tanpa peran farmasi, mungkin kesehatan Indonesia sekarang masih tertinggal dan obat-obatan tidak berkembang. Tidak sendirian, ahli Farmasi juga tergabung dalam sebuah organisasi bernama PAFI.
Tanpa peran farmasi, mungkin kesehatan Indonesia sekarang masih tertinggal dan obat-obatan tidak berkembang. Tidak sendirian, ahli Farmasi juga tergabung dalam sebuah organisasi bernama PAFI.
PAFI adalah Organisasi Persatuan Ahli Farmasi. PAFI sudah ada sejak kemerdekaan. Selama itu, PAFI sudah berjuang membangun negeri melalui bidang kesehatan.
Pada tanggal 13 Februari 1946, dibentuklah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) sebagai wadah untuk menghimpun semua tenaga kesehatan di bidang farmasi.
Sungguh membanggakan ada Organisasi PAFI sesuai dengan tujuan PAFI dalam mengembangkan dan meningkatkan Pembangunan Farmasi di Indonesia. Semangat terus yaa ahli Farmasi di Indonesia!
Kesimpulan
Tidak perlu panik jika anak tiba-tiba panas. Perhatikan dengan teliti saat memilih obat demam yang tepat untuk anak.
Jangan ragu tanyakan pada ahli farmasi mengenai obat yang akan anak kita berikan pada anak. Adanya PAFI bantu mengoptimalkan kesehatan masyarakat dan mengedukasi masyarakat mengenai obat.
Referensi:
https://www.alodokter.com/cara-memilih-obat-sirup-demam-anak-dan-kapan-obat-perlu-diberikan
https://biogesic.co.id/parenting/5-tips-memilih-obat-demam-untuk-anak
https://panduanbunda.com/articles/index/8-tips-memilih-obat-sirup-yang-aman-dan-cara-menggunakannya-dengan-benar
https://www.liputan6.com/hot/read/5248202/farmasi-adalah-ilmu-tentang-obat-ketahui-peran-dan-lingkup-kajiannya
https://antarannews.com/pentingnya-peran-farmasi-bagi-kesehatan-di-indonesia/
Iya ya kalau anak lagi demam, kita tuh ngerasa deg-degan banget. Apalagi baru pertama kali dan anak pertama pula. Makin jadi deh paniknya. untungnya obat demam tuh selalu jadi senjata andalan. Aku juga kalau beli obat ke apotik, minta saran apotekernya buat nentuin dosis, biar aman minum obatnya.
BalasHapusMemberi obat pada anaknmrmang tak bisa sembarangam, dan sebsiknya konsultasikan dengan ahlinya atau periksalah ke dokter. Alhamdulillah saya sudah melewati masa-masa itu mbak. Masa-masa jaman mereka bayi hingga anak-anak.
BalasHapusSaya pakai obat demam yang sama dari anjuran dsa. Awal menggunakannya cocok di anak. Enaknya bisa dibeli tanpa resep karena hampir di semua apotek tersedia. Betul sekali harus memberikan dosis sesuai usia yang tertera di kemasan obatnya
BalasHapusKalau anak demam biasanya pakai parcet aja sih mba.. tapi tergantung juga demamnya kenapa ya sebabnya. Tapi memang harus ada yang diwaspadai ketika ngasih obat ke anak
BalasHapusSelain demam, anak-anak juga biasa tiba-tiba pilek. Padahal sore main, malem tiba-tiba demam atau pilek. Alhamdulillah ada apotek deket rumah, jadi nggak perlu nunggu lama buat beli obat. Apotek dan obat-obatan semakin mudah dijangkau pun berkat gigihnya para farmasi dalam mengembangkan obat-obatan. Untungnya ada PAFI ya mbak. Jadi para ahli farmasi hebat ini bisa diwadahi oleh PAFI.
BalasHapusBuat anak gak boleh coba-coba ya, Moms 🤭 seneng banget tuh kalau ke apotek trus ketemu apoteker yang ramah yang ngasih banyak info, jadi makin mantep pilih obatnya. Sangat membantu para ortu yang awam sekali dunia farmasi.
BalasHapusMembeli obat menurut ku juga cocok cocokan ya? Tapi kalau kota konsultasi ke apoteker, pasti dapat rekomendasi obat demam yg terbaik, bisa juga disesuaikan kebutuhan kita, misalnya rasa yg disukai anak atau juga harganya.
BalasHapusapalagi yang pas waktu itu beredar terkait obat syrup untuk demam. Emak-emak memang kudu tahu langkahnya juga ya, jangan asal beri obat ke anak. Sesuai dosis dan anjuran dokter
BalasHapusDua anakku pas kecil kena demam, biasanya minta tolong budhenya yang nakes buat dikasih saran apa obatnya. Abis itu cuss aja langsung ke apotek terdekat. Kalo urusan obat aku juga suka tanya teman yg kerja di apotek. Sekarang suami yang sering dapet bocoran resep obat dari apoteker-apoteker mitranya, ngefek banget buat pegel linu suami n batuk membandelnya anakku
BalasHapusKalau anak demam, biasanya aku berikan kunyit madu dulu, jika tidak turun baru diberikan obat penurun panas, kalau belum reda juga baru deh bawa ke dokter
BalasHapus