Proses tumbuh kembang akan terus berlanjut hingga ia dewasa. Banyak faktor juga yang mempengaruhinya.
Maka dari itu, agar semua kekhawatiran hilang, kita cari tahu apa saja yang dimaksud dengan tumbuh kembang, jenis-jenis tumbuh kembang dan faktor yang mempengaruhinya.
Maka dari itu, agar semua kekhawatiran hilang, kita cari tahu apa saja yang dimaksud dengan tumbuh kembang, jenis-jenis tumbuh kembang dan faktor yang mempengaruhinya.
Banyak referensi membuat aku tidak perlu lagi merasa cemas karena tahapan perkembangan anak sudah dilalui sesuai usianya. Menjadi ibu tidak ada sekolahnya, namun bukan berarti kita tidak belajar dan hanya berdiam diri saja pasrah dengan keadaan anak.
Tentunya kita ingin anak melalui proses tumbuh kembang yang optimal tanpa adanya keterlambatan atau gangguan yang lainnya. Meskipun begitu, tak heran jika usia anak 2 tahun juga disebut fase krisis pertumbuhan.
Definisi Tumbuh Kembang Anak
Kita sering mendengar kan istilah tumbuh kembang anak? Pertumbuhan dan perkembangan itu sendiri merupakan hal yang berbeda namun saling berkaitan.Tentunya kita ingin anak melalui proses tumbuh kembang yang optimal tanpa adanya keterlambatan atau gangguan yang lainnya. Meskipun begitu, tak heran jika usia anak 2 tahun juga disebut fase krisis pertumbuhan.
Dilansir dari Jurnal Panduan Lengkap Tumbuh Kembang anak 0-5 tahun yang ditulis oleh Candra Wahyuni, SST., M.Kes, pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, baik besar, jumlah dan dimensi tingkat sel.
Pertumbuhan anak bisa kita pantau saat imunisasi di Posyandu dan mencatatnya di buku KIA sesuai kurva jenis kelamin. Dilakukan dengan menimbang berat badan, tinggi dan lingkar kepala.
Sedangkan perkembangan anak berkaitan dengan perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ atau individu, termasuk perkembangan emosi dan aspek sosialnya.
Untuk melakukan skrining perkembangan otak, emosi dan sosialnya kita bisa melakukan ceklis indikator pertumbuhan anak. Lakukan ceklis apa saja yang sudah bisa dilakukan oleh anak.
Meski Aqlan sudah di imunisasi, aku tetap rajin membawanya ke Posyandu dan rencananya akan selalu aku pantau hingga usia 5 tahun atau sudah sampai masuk sekolah.
Untuk melakukan skrining perkembangan otak, emosi dan sosialnya kita bisa melakukan ceklis indikator pertumbuhan anak. Lakukan ceklis apa saja yang sudah bisa dilakukan oleh anak.
Meski Aqlan sudah di imunisasi, aku tetap rajin membawanya ke Posyandu dan rencananya akan selalu aku pantau hingga usia 5 tahun atau sudah sampai masuk sekolah.
Yuk, Bunda lengkapi imunisasinya dan bawa ke Posyandu, yang bisa kita kontrol setiap bulan. Memang ada rasa malas harus satu bulan sekali, Bunda harus telaten demi tumbuh kembang anak. Lebih pilih mana mengikuti rasa malas atau terlambat mengetahui tumbuh kembang anak? Semangat yaa!
Di sini juga banyak sekali para ibu yang enggan memantau tumbuh kembang anak jika sudah selesai imunisasi. Padahal mengecek tumbuh kembang anak belum selesai dan masih terus berlanjut. Kalau di rumah kan tidak ketahuan, lebih enak di Posyandu ada bidan yang memantau dan gratis, hehe.
Jenis-jenis Tumbuh Kembang Anak
Otak anak berkembang pesat hingga usia 0-5 tahun. Pada kehidupan pertamanya, otaknya mengalami perkembangan hingga separuh otak orang dewasa.Terutama usia 0-12 bulan usia yang sangat berkembang pesat dan pada usia 2 tahun bisa mencapai 80% otak dewasa. Usia inilah saat yang tepat melakukan pemulihan jika terjadi gangguan perkembangan.
1. Tumbuh Kembang Fisis
Tumbuh kembang fisis merupakan perubahan dalam ukuran besar dan fungsi organ atau individu. Perubahan fungsi ini dari fungsi molekuler yang sederhana hingga masa perubahan yang komplek pada usia pubertas.2. Tumbuh Kembang Intelektual
Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kemampuannya terhadap berbicara, bermain, berhitung atau membaca.Semakin bertambah usianya, semakin terlihat tahapan perkembangan intelektual Aqlan. Daya ingatnya kuat. Dia akan terus menagih janji bila aku belum menepatinya, wkwkwk.
Dia juga ingat kejadian yang sudah lama terjadi. Ketika aku bilang di atap rumah ada burung, dia langsung teringat kalau kakeknya pernah mengambil burung yang tersangkut di atas.
Kemampuan komunikasinya juga bagus. Terlihat antusias jika menemukan sesuatu yang ia senangi. Sepanjang jalan ia akan memperhatikan apa yang ia lihat. Sama seperti aku waktu kecil yang sangat suka memperhatikan kanan kiri jalan.
3. Tumbuh Kembang Emosional
Tumbuh kembang emosional kemampuan bayi dalam membentuk bonding dengan orang tua. Kemampuannya dalam menghadapi kegelisahan dan keinginannya. Kemampuan bayi dalam memberikan kasih sayang.Cara mengendalikan emosi anak ini yang biasanya bikin para orang tua harus lebih sabar lagi. Memang tidak mudah, tapi kalau bonding anak dan orang tua terbentuk, solusi menyelesaikan masalah anak jadi lebih tenang dan tidak ikutan tantrum.
Usia perkembangan memang bagusnya kita yang melayani anak. Namun bukan berarti kita memanjakannya dan semua keinginannya kita penuhi. Ada saatnya aku tidak memenuhi apa yang Aqlan mau.
Contohnya, ketika Aqlan ingin roti tawar yang lewat di depan rumah. Padahal baru beli roti tawar kemarin dan masih ada. Kan sayang ya kalau beli lagi sementara roti tawarnya masih ada? Sedangkan roti tawar ini masa kadaluarsanya cepat. Jadi harus cepat dihabiskan.
Hal-hal yang seperti itulah. Tidak menuruti keinginan anak sesuai efesiensinya merupakan cara untuk mengajarkan anak menghargai apa yang sudah ia pilih. Bertanggungjawab dengan pilihannya.
Mengajarkan juga apa yang ia mau tidak harus selalu ia dapatkan. Nantinya ia dewasa akan dihadapkan oleh hal-hal seperti itu. Menurutku penting juga untuk menerapkan ras kecewa, gagal, sedih untuk menyiapkan emosionalnya di kemudian hari.
Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Tiap fase perkembangan usia anak mengalami pertumbuhan yang berbeda. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak hanya perubahan fisik, namun juga perubahan emosi.Berikut faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
1. Genetik
faktor genetik merupakan hasil akhir dalam proses tumbuh kembang. Faktor genetik yang berkualitas dapat berinteraksi dengan lingkungan sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Faktor genetik ini meliputi faktor bawaan normal atau patoloigik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangat berpengaruh ke dalam tumbuh kembang anak. Digolongkan ke dalam biopsikosial yang di dalamnya termasuk fisis, psikologis, emosi, sosial, politik dan budaya.Lingkungan nih yang paling berpengaruh. Anak usia 3 tahun bermain masih harus ditemani untuk melihat bagaimana reaksinya atas sesuatu.
Aqlan ini senang menirukan orang lain bicara. Sedangkan ada juga temannya yang bahasanya kurang pantas atau kasar. Segera aku koreksi jika Aqlan sudah mulai mengikuti apa yang menurutku kurang baik.
Bukan lingkungannya yang harus kita hapuskan tapi bagaimana cara kita sebagai orang tua menyikapinya.
Kebiasaan berperilaku baik akan membentuk karakternya juga akan menjadi perilaku di kehidupan selanjutnya. Menjadi terbiasa melakukan hal yang baik.
Mengajarkan sejak dari dini itu benar adanya. Tak heran usia ini disebut dengan usia golden age.
Bukan lingkungannya yang harus kita hapuskan tapi bagaimana cara kita sebagai orang tua menyikapinya.
3. Faktor Perilaku
Perilaku yang sudah tertanam oleh anak, akan terbawa hingga masa dewasa. Sering denger kan kata-kata, “Mumpung masih kecil ajarin ngaji, udah gede mah susah yang ada malah males.”Kebiasaan berperilaku baik akan membentuk karakternya juga akan menjadi perilaku di kehidupan selanjutnya. Menjadi terbiasa melakukan hal yang baik.
Mengajarkan sejak dari dini itu benar adanya. Tak heran usia ini disebut dengan usia golden age.
Kesimpulan
Tahapan perkembangan anak usia 0-5 tahun perlu dipantau perkembangannya agar segera bisa segera dilakukan pemulihan jika ada gangguan atau keterlambatan.
Pantau terus perkembangannya karena ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Ketahui lima fase perkembangan anak di artikel selanjutnya ya. Boleh sharing juga pengalaman Ayah dan Bunda dalam memantau atau skrining pertumbuhan anak usia 0-5 tahun.
Referensi:
Jurnal Panduan Lengkap Tumbuh Kembang anak 0-5 tahun yang ditulis oleh Candra Wahyuni, SST., M.Kes,
https://www.family.abbott/id-id/pediasure/tools-and-resources/infos-about-child-growth/child-growth/perkembangan-anak-dari-usia-1-12-tahun.html
https://www.family.abbott/id-id/pediasure/tools-and-resources/infos-about-child-growth/child-growth/perkembangan-anak-dari-usia-1-12-tahun.html
https://bunda.co.id/artikel/kesehatan/anak/pola-perkembangan-cephalocaudal-dan-proximodista/
Memantau perkembangan anak memang gampang-gampang susah. Rasa sulit yang saya rasakan biasanya jika ada intervensi dari pihak lain, misalnya mengomentari anak yang menurut mereka belum ideal, dengan cara penyampaian yang kurang menyenangkan.
BalasHapusbanyaknya faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, tugas orang tua adalah menstimulusnya dan mengoptimalkannya dan tidak panik dan tidak membandingkannya dengan anak lain cukup membandingkannya dengan dirinya sendiri di masa lampau
BalasHapusTerkait dengan perilaku anak, bisa dicoba alternatif lain misalnya dengan membacakan anak buku cerita, , ya, kan, Mba,
BalasHapusFaktor lingkungan sih yang paling susah dihindari. Apalagi kalau anak² sudah lebih banyak waktu di luar daripada di rumah. Memang harus dibekali dasarnya dari rumah
BalasHapussebagai ibu bekerja, aku kerap sedih dengan faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. dan aku sepakat banget, kita gabisa mensetop anak-anak atau membatasi anak bermain dengan temen-temannya. sekuat apa pun filter kita, anak-anak nyatanya merasa nyaman main di luar.
BalasHapusKalau ada masalah tumbuh kembang anak dirujuknya ke dokter spesialis anak kan ya kak?
BalasHapusKita sering lalai, yg diperhatikan hanya perkembangan fisik & intelektual aja. Padahal perkembangan emosional pun penting. Terutama mengatur/menahan emosi. Gimana supaya engga tantrum atau cepet emosian/ngamuk...
BalasHapusSebagai orang tua kita emang harus aware pada setiap fase perkembangan anak. Kalo ngobrol masalah parenting emang gak ada habisnya. Sebagai orang tua kita selalu dituntut untuk belajar hal baru setiap saat
BalasHapusanak usia 0-5 tahun gini memang perlu perhatian ari ibunya. Sebagai ibu jangan malas dong memenuhi kebutuhan anak aeperti datang ke Posyandu. Ibu juga harus terus belajar. Kataku sih jadi ibu itu tidak mudah. Berat memang.
BalasHapusDulu aku sempet nggak ingin ikut Posyandu, apalagi banyak orang sekitar yang kayak bilang, "buat apa ikut posyandu," dan masih banyak omongan yang nyaris membuatku goyah. Aku baru ikut pun di usia anak 5 bula. Tapi emang sepenting itu sih, harus tahu perkembangan dan pertumbuhan anak tiap usianya yang berbeda. Jadi paham bedanya dan cara untuk evaluasi tumbang anak.
BalasHapusBEner banget, jadi ibu ga ada sekolahnya, duh andai saja ada sekolahnya tentunya akan lebih menyenangkan ya, kadang ngerasa insecure lo, lihat anak lain kok sudah seperti itu perkembangannya terus membandingkannya dengan anak sendiri.
BalasHapusDangan mengetahui tahapan perkembangan anak jadi lebih memahami dan lebih tenang ya jika perkembangan anak sudah sesuai tahapan
Usia 5 tahun pertama itu rasanya memang penuh kejutan mulai melahirkan sampai belajar mulai mandiri.
BalasHapusSebulan sekali saya suka bawa anak² ke posyandu, lumayan buat pantau tumbuh kembang mereka terutama berat badan sekaligus bantu melengkapi vaksin anak.
Waktu anak2 masih kecil, kadang menyesal, kenapa saya harus kerja di luar rumah, sibuk memperhatikan perkembangan fisik dan intelektualnya saja tanpa memperhatikan perkembangan emosinya. Untungnya masa-masa itu berhasil saya lewati dan baik-baik saja. Eh, ngapa saya curhat yah...wkwkwk.
BalasHapusPerkembangan emosi anak tuh sangat berpengaruh sampai dewasa
BalasHapusAku sudah jadi contoh buruk karena emosiku tidak tersalurkan dengan baik
Ya pola parenting yang tidak mau kuturunkan ke anak