Sumber: Gramedia.com |
Dee Lestari adalah nama yang aku kenal ketika sekolah karena film layar lebar yang diperankan oleh Maudy Ayunda. Diadaptasi dari Novel Perahu Kertas milik Dee Lestari. Dari situlah aku mulai penasaran sama karya-karyanya yang lain.
Sejak saat itu pula novelnya selalu jadi list bacaanku. Serial Supernova yang bukunya tebal-tebal itu berhasil mencuri perhatian. Novelnya yang aku pinjam di perpustakaan kampus, mampu merubah pandanganku terhadap banyak hal. Sebelum berbicara jauh tentang Dee Lestari, apakah kamu juga mengenal sosoknya?
Mengenal Dee Lestari
Anak dari pasangan Yohan Simangunsong dan Tiurla Siagian ini memiliki nama asli Dewi Lestari. Anak keempat dari lima bersaudara ini lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Dee juga memiliki saudara yang berdarah seni meski Ayahnya bekerja sebagai TNI.Kakak perempuan pertamanya, Ria Christine Murniati Simangunsong atau akrab disapa Key Mangunsong adalah seorang sutradara dan penulis skenario. Kakak perempuan keduanya, Astri Imelda Rosalin Simangunsong adalah seorang pianis dan penyanyi jazz. Adik perempuannya, Arina Ephipania adalah seorang vokalis dari grup band Mocca.
Ia menyelesaikan pendidikan SMA di SMA Negeri 2 Bandung dan di Universitas Parahyangan jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Kini menetap dengan kedua anaknya di Tangerang Selatan.
Fakta cukup mengejutkan ternyata awal memulai karir justru bukan sebagai penulis, tapi sebagai penyanyi. Pada tahun 1994, Dee bersama Rida Farida dan Indah Sita Nursanti membentuk trio Rida Sita Dewi (RSD). Album pertamanya Antara Kita pada tahun 1995, yang kemudian dilanjutkan pada tahun 1997 album berikutnya yaitu album Bertiga. Kemudian dibawah naungan Sony Music Indonesia dengan merilis album Satu pada tahun 1999.
Ia menyelesaikan pendidikan SMA di SMA Negeri 2 Bandung dan di Universitas Parahyangan jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Kini menetap dengan kedua anaknya di Tangerang Selatan.
Fakta cukup mengejutkan ternyata awal memulai karir justru bukan sebagai penulis, tapi sebagai penyanyi. Pada tahun 1994, Dee bersama Rida Farida dan Indah Sita Nursanti membentuk trio Rida Sita Dewi (RSD). Album pertamanya Antara Kita pada tahun 1995, yang kemudian dilanjutkan pada tahun 1997 album berikutnya yaitu album Bertiga. Kemudian dibawah naungan Sony Music Indonesia dengan merilis album Satu pada tahun 1999.
Setelah menekuni dunia musik, dia merambah ke dunia kepenulisan yang ternyata sudah ia sukai sejak usia 9 tahun. Tak banyak orang tahu kalau Dee banyak menulis karya sastra hingga lahirlah serial Supernova yang membuat namanya melambung tinggi.
Serial Supernova, Karya Dee Lestari yang Tak Main-main
Sumber: sactiest.com |
Sudah aral melintang dalam dunia kepenulisan, tak heran karya novelnya sudah banyak sekali diterbitkan hingga menjadi sebuah film. Diantaranya yang sudah berhasil di filmkan:
- Tahun 2012: Perahu Kertas, Perahu Kertas 2
- Tahun 2013 Rectoverso: Cinta yang Tak Terucap juga ada Madre ditahun yang sama.
- Tahun 2014 Supernova: Ksatria, Putri & Bintang Jatuh.
- Tahun 2015 Filosofi Kopi
- Tahun 2017: Trinity, The Nekad Traveler dan Filosofi Kopi 2: Ben & Jody
Supernova 1: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh, dirilis pada 16 Februari 2001. Novel inilah bagian pertama dari keenam serial supernova. Berawal dari pasangan gay Ruben dan Dimas yang berprofesi akademis yang ingin membuat novel. Mereka menciptakan berbagai karakter yang nantinya terhubung dengan Supernova.
Diserial awal ini aku gak begitu paham, karena menurutku ceritanya banyak banget. Aku baru paham ketika di akhir kalau ini semua berkaitan. Keren banget Dee sampai susah ditebak ending novelnya. Uniknya, meski diterbitkan cukup lama dan baru dibaca sekarang, tulisannya masih relevan hingga kini. Selanjutnya ada Akar, Petir, Partikel, Gelombang dan Inteligensi Embun Pagi.
"Hampir semua orang melacurkan waktu, jati diri, pikiran bahkan jiwanya. Bagaimana kalau ternyata itulah pelacuran yang paling hina?" -Supernova 1: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh
Pengolahan diksinya juga menarik sehingga baca novel yang tebal banget jadi gak berasa. Aku sarankan kalian bacanya runut dari awal biar paham. Ada bagian dimana aku mempertanyakan agama Dee Lestari, ternyata terjawab ketika suaminya meninggal, yaitu menganut agama Budha.
Proses Meditasi dan Belajar Menderita Dee Lestari
Sumber: dokumen pribadi |
Wah pantas saja ya karyanya kaya akan diksi dan makna yang dalam. Pemilihan kata yang bersinonim Dee pilih betul-betul. Seperti novel Supernova yang ditulis cukup lama hingga akhirnya berhasil diterbitkan. Tokoh-tokoh disetiap serialnya seakan nyata.
Memasuki kehidupan pribadinya, Dee Lestari menikah dengan Marcell Siahaan seorang penyanyi terkenal, namun hanya bertahan sampai 5 tahun. Dari pernikahannya dengan Marcell, Dee dianugerahi seorang putra bernama Keenan Avalokita Kirana. Setelah itu Dee menikah dengan Reza Gunawan dan dianugerahi seorang putri Atisha Prajna Tiara.
Aku tidak pernah menyangka kalau ternyata Dee pernah menikah sebelum bersama Reza. Pasalnya, melalui laman Instagram Marcell Siahaan, hubungan mereka berempat sangat baik seperti tidak terjadi perpisahan antara sepasang suami istri yang biasanya bertengkar memperebutkan hak asuh anak.
Saat Reza meninggal karena penyakit stroke yang dideritanya, Marcell turut berduka dan merasa kehilangan melalui postinganya dengan menampilkan foto mereka bersama sekeluarga. Momen bersama tersebut pasti juga tak lepas dari peran Dee Lestari yang hebat dan keibuan.
Sosoknya semakin isnpiratif dengan melihat kebersamaan itu yang juga tergabung dalam grup Wahtsapp yang isinya Dee, Reza, Marcell dan istrinya. Sungguh berjiwa besar.
Dalam usianya yang 47 tahun, semua rasa kehidupan sudah dilaluinya. Itu berpengaruh terhadap kepenulisannya sehingga untuk menulis novel, Dee mengambil kisah dan emosinya dari orang lain.
Termasuk hal yang menyakitkan dalam hidupnya adalah kehilangan Reza. Namun, Dee dan Reza punya filosofi hidup yang sama dalam menghadapi penderitaan. Dee bangkit dengan menuliskan jurnal untuk belajar menderita yang selama ini ia dapatkan dari Reza.
Sebegitu pentingnya Dee memandang sebuah kehidupan. Novel dan kehidupan nyatanya sangat penuh makna. Gak salah kalau aku memilih Dee Lestari sebagai sosok inspiratif dengan segala kelembutan hati, jiwa dan pikirannya.
Wah sepertinya aku ingin belajar menderita dari Dee Lestari. Akhir2 ini aku menemukan pencerahan setelah merenung, bahwa untuk jadi orang baik, perlu dua hal: hati yang bersih dan menerima kepedihan dunia. Tapi susah banget rasanya :"(
BalasHapusKarena baca artikel mba Fida ini aku baru sadar sepertinya aku bakal cocok belajar dari Dee Lestari. Oh ya, jurnalnya Dee bisa dibaca bebas ngga, mba?
Aaahhhh iya mbak Ilma susah banget yaa. Apalagi kalau ego masih tinggi :(
BalasHapusHihiii akupun mbak. Filosofi hidupnya deep bgt yaa. Kayanya nggak deh mbak itu mah jurnal pribadi aja.