Udah lama banget sebenarnya pengen ulas tentang
prinsip digital minimalis ala Marissa Anita. Saking lamanya sampai satu tahun
berlalu video ini diunggah di YouTube Greatmind.
Suka banget ngikutin channel itu, karena related banget
sama kehidupan aku atau bahkan kalian juga. Karena isinya juga banyak diangkat
dari kejadian sehari-hari. Alhamdulillah sekarang ada kesempatan untuk ulas karena
lagi dapat tugas blogspedia coaching, wkwkwk.
Dibawakan oleh mbak Marissa Anita jadi semakin berasa
valuenya. Cara dia menyampaikan bikin semangat. Auranya itu loh, positif banget.
Gak salah aku jadikan idola. Nah kalau sekarang, udah banyak influencer yang
menyampaikan selain mbak Marissa.
Greatmind sendiri ialah media yang mengeksplorasi
pemikiran para influencer tentang ide, aspirasi, dan advokasi terhadap berbagai
topik kehidupan. Kontennya tayang setiap
akhir pekan. Gak hanya di YouTube,
Greatmind juga punya website sendiri untuk update tulisannya. Ada yang udah
subscribe Greatmind juga?
Prinsip Digital Minimalis
Di dunia sekarang ini banyak informasi yang berseliweran. Banyak juga informasi yang
sebenarnya tidak relevan dengan kita. Tak sedikit juga bermuncculan berita
hoax. Saking begitu mudahnya orang mengakses informasi. Hanya tinggal klik.
Akibatnya kita kehilangan fokus. Padahal kejernihan
berpikir adalah kekuatan. Bagaimana kita bisa produktif kalau hilang fokus? Fokus
adalah hal yang penting dalam hidup kita. Aku sendiri juga sedang belajar untuk
fokus.
Maka dari itu, mbak Marissa memutuskan untuk menjadi seorang digital minimalis. Sudah ia jalankan selama 2 tahun. Dari tahun 2019-2021.
Wah
kok bisa ya? Aku yang merasa tidak bisa jauh dari gadget dan media sosial pun
pernah ingin mencobanya. Tapi apalah daya, hanya sekadar keinginan saja, belum
teralisasi sampai sekarang.
Apa itu Digital Minimalis?
Dari tadi aku bahas mulu digital minimalis. Tapi apa
sebenarnya definisinya ya? Apakah ada yang belum tahu maksudnya seperti apa?
Digital Minimalis adalah penggunaan teknologi dimana seseorang memusatkan waktu
onlinenya hanya pada segelintir aktivitas yang telah ia pilih dengan cermat dan
membawa manfaat optimal bagi dirinya.
Mengurangi penggunaan teknologi yang tidak
bermanfaat atau nilai tambah bagi kita. Apakah handphone ini berguna bagi
saya? Apakah punya nilai tambah?
Kita juga
bisa melihat contohnya pada selain teknologi. Kita sebagai perempuan senang
banget beli baju. Sampai tak terasa lemari satu aja gak cukup (tapi bilangnya gak
punya baju terus, hehe).
Nah kita bisa tanyakan pada diri kita sendiri,
apakah semua baju ini bermanfaat bagi saya? Daripada menumpuk dan tak terpakai
lagi, lebih baik kita berikan kepada orang lain yang membutuhkan baju kita.
Begitu juga pada barang-barang dirumah yang
menumpuk, apakah barang tersebut masih punya nilai tambah bagi kita? Kalau iya,
maka rapikan. Kalau tidak, sebaiknya dipisahkan untuk dibuang. Menumpuk barang
yang tidak kita pakai lagi, bisa mengundang banyak nyamuk. Rumah terlihat
sempit.
Mengapa Marissa Begitu Protektif pada Media Sosial?
Masih gak menyangka sih sama prinsipnya, kok ada di zaman sekarang gak pake media sosial? Bisa kah? Kira-kira kenapa ya sampai kita harus puasa media sosial?
1. Kualitas Hidup yang Lebih Baik
Mbak Marissa ingin punya kualitas hidup yang lebih baik dengan mengembalikan kemampuan konsentrasi dan atensi pada apa yang penting. Sebegitu pentingnya pengaruh buruk media sosial pada kehidupan.
2. Penggunaan Aplikasi Jadi Jelas dan Spesifik
Dengan menghapus aplikasi yang
menurut kita tidak punya nilai tambah bagi kita, penggunaan aplikasi jadi lebih
spesifik. Hapus aplikasi yang tidak penting, karena akan mengurangi fokus kita.
Berselancar di media sosial jadi tak menentu.
Coba sekarang lihat aplikasi yang ada di ponselmu. Cek apakah penting kegunaannya untukmu, punya nilai tambah atau hanya buang-buang waktu saja saat menggunakannnya? Pasti banyak aplikasi yang sebenarnya tidak benar-benar kita butuhkan.
Kecuali kalau kita merasa perlu menggunakan media sosial untuk bisnis ya pakai saja. Berarti media sosial tersebut punya nilai tambah bagi kita. Tidak hanya untuk scrolling saja. Justru jadi menghasilkan.
3. Tidak Mengikuti Akun Siapapun
Mbak Marissa bilang kalau dia punya
twitter tapi tidak punya aplikasinya. Untuk menghindari kecanduan dan buang
waktu.
Ini bener banget. Berasa gak sih kalau kita udah scrolling media sosial tau-tau udah lewat berjam-jam. Tapi akhirnya malah merasa sia-sia karena gak ada manfaat setelah scrolling tadi.
Mbak Marissa juga bilang kalau dia
tidak mengikuti akun siapapun di twitter. Karena hanya ingin berbagi informasi
dengan apa yang sedang dia kerjakan. Atau berbagi referensi film.
Mengapa Marissa Begitu Protektif Terhadap Atensi?
1. Mempengaruhi Cara Pandang
Apa sih yang kita lihat di medsos? Melihat pencapaian teman ujung-ujungnya kita malah membandingkan. Padahal kita tidak pernah tau prosesnya dan apa yang ia perjuangkan.
"Karena apa yang kita lihat dan dengar mempengaruhi cara pandang dan kualitas hidup kita."
Melihat teman yang postingannya jalan-jalan, membandingkan dengan kita yang dirumah. Ujung-ujungnya merasa tidak berguna. Begitu mudahnya kita menyerap energi negatif, padahal yang ditampilkan di media sosial adalah kebahagiaan saja.
2. Bijak Menggunakan Media Sosial
Penggunaan media sosial yang sembrono membuat pikiran jenuh, keruh dan sulit fokus. Menurut penelitian, orang yang kesulitan fokus cenderung pikirannya negatif dan berpikir pada apa yang salah dan bukan apa yang sudah berjalan dengan baik.
Sering cemas, lelah mental sampai depresi. Cemas melihat kebahagiaan orang lain. Tanpa disadari dirinya begitu bahagia dan istimewa. Setiap orang punya kesempatan dan challenge yang berbeda. Bersyukur menjadi obat untuk merasa cukup.
Atensi Itu Emas, Mahal!
CEO Perusahaan teknologi Steve Jobs melarang anaknya menggunakan ipad dan gadget sebelum cukup umur. Mereka sampai meditasi selama 1 jam sehari untuk menjernihkan pikirannya.
Mereka tahu betul dampak buruk penggunaan teknologi yang tidak cermat dan bijak. Sebaiknya kita yang menggunakan teknologi, bukan teknologi yang menggunakan kita. Kita yang menguasainya, bukan sebaliknya.
Cara Beberes Digital ala Cal Newport Dalam Bukunya Digital Minimalism
1. Puasa Medsos
Selama 30 hari coba untuk tidak menggunakan medsos. Hapus aplikasi yang tidak penting. Mbak Marissa sendiri tidak punya medsos karena dia akan terdistraksi dengan melihat medsos.
2. Aktivitas Selain Gadget
Ganti waktu main gadget dengan aktivitas yang lain. Misalkan kerajinan tangan, melukis, main musik, baca buku, olahraga atau gabung komunitas.
Kembalikan kesendirian kamu. Kalau kamu merasa sendiri maka kamu akan mencari cara untuk melakukan sesuatu. Kalau tidak, maka akan kambuh lagi.
Susah banget ya? Karena tanpa sadar aku juga suka scrolling gitu aja. Udah tahu tidak penting, tapi masih saja dilakukan, ckck.
3. Boleh Kembali Lagi
Setelah melakukan eksperimen selama 30 hari tersebut, kita boleh kok untuk kembali ke medsos. Kemungkinan besar selera kita hilang dan tidak tertarik lagi dengan medsos.
Untuk lebih jelasnya, simak video Digital Minimals ala Marissa Anita dibawah ini ya:
Penutup
Gimana? Kamu tertarik gak ikuti prinsip digital minimalis ala Marissa Anita? Sudah siapkah untuk puasa media sosial?
Yuk pelan-pelan kita coba. Mulai dari hal kecil seperti membatasi waktu membuka media sosial. Selamat mencoba!
Saya baru tau dengan istilah ini..
BalasHapusSudah lumayan lama mbak istilahnya
HapusPengen begitu, tapi belum bisa. Kenapa rasanya berat ya padahal nggak ngangkat apa2, puasa medsos 30 hari kayaknya tidak mudah
BalasHapusNgebayanginnya aja gak sanggup ya mbak, hehe
HapusBaru tau istilah ini mba. Iya sih penting memang membatasi diri dr medsos untuk menghindari scrol² tak berguna. Tp menerapkan puasa medsos bagiku sendiri sangat berat. Bahkan tidak mungkin. Hihihi
BalasHapusUdah lumayan lama mbak. Iya sama mbak, apalagi aku gampang ke distrak 😂
HapusPertama tau istilah digital minimalism gara-gara buku Cal Newport. Sudah berencana praktek, tapi masih beraaat. Masih maju mundur. Tapi memang paling mudah dimulai dari mengatur penggunaan hp. Sekarang mah hp2 udh dilengkapi digital wellbeing, jd bisa diatur durasi pemakaian hp, otomatis pemakaian medsos jg berkurang
BalasHapusMbak Marissa Anita jga ulas buku tersebut mbak. Aku juga penasaran sih pengen baca bukunya. Sama mbak, hanya rencana aja wkwk
HapusAaaah berguna banget buat aku ini 😭
BalasHapusThank you mba
Sama² mbak 🤗
HapusAaaah berguna banget buat aku ini 😭
BalasHapusThank you mba
Tidaaak.. Aku tidak siaap puasa medsos 🥲🥲 wah ini ulasannya unik dan keren banget sih mbak. Aku setuju, sosmed itu emang sering bikin gak fokus, distraksi terbesar. Tapi kalo harus berhenti, aku gak pede kayaknya. Sad :"
BalasHapusBener mbak. Apalagi kalau lagi nulis. 1% nya nulis, 99% nya buka medsos, wkwkwk
Hapus