Buku ini sangat booming tahun 2019 kalau gak salah. Banyak yang review di Blog dan YouTube. Dari sanalah aku tahu. Dan ini adalah hadiah ulang tahun dari suami, weheheh.
Pantes aja banyak yang review, bukunya emang bagus banget dan aku bisa selesaikan bacanya dengan cepat karena menarik banget bahasanya gak ngebosenin.
Related banget sama kehidupan aku yang merasa "terganggu" sama omongan orang lain. Aku adalah tipe orang yang hal kecil aja dipikirin. Kalau ada orang yang komentar yang gak sesuai dengan apa yang aku mau, maka hasilnya aku akan mikirin itu terus sampai aku lupa sendiri.
Jelas itu jelek banget karena bisa mengindikasikan benci sama seseorang. Aku ingin sesekali bersikap Bodo Amat tapi gak bisa, susah rasanya. Disini dijelaskan kalau kita sebenarnya gapapa bersikap bodo amat karena bersikap bodo amat bukan berarti tidak peduli.
Buku ini emang udah lumayan lama ya, tapi masih berkesan banget buat aku. Apalagi kalau aku lagi ga semangat, baca lagi buku ini jadi seperti ada pengingat untuk kembali semangat, kalau kita perlu bersikap bodo amat sama suatu hal yang bikin pusing.
Kalau udah selesai baca buku, biasanya aku males kalau untuk baca lagi. Cuman buku ini yang bisa bikin aku baca berulang kali.
Langsung aja, kelamaan ceritanya wkwkwk. Ini dia penjabarannya yang mampu merubah cara pandangku.
1. Jangan berusaha
Menginginkan pengalaman adalah sebuah pengalaman negatif. Menerima pengalaman negatif adalah sebuah pengalaman positif. Tanpa kita sadari kita terlalu obesesi mengejar sesuatu hingga kita melupakan apa yang terjadi sekarang.
Semakin kita mengejar sesuatu, semakin kita merasa tidak baik. Ketika kita berusaha ingin menjadi kaya, maka kita akan selalu merasa miskin dan tidak berharga. Semakin ingin terlihat cantik, kita akan selalu memandang diri kita jelek tidak peduli bagaimanpun penampilannya.
Mark Manson memberikan sebuah seni untuk bersikap bodo amat;
1. Masa bodo bukan berarti menjadi acuh tak acuh; masa bodo berarti nyaman saat menjadi berbeda.
Tidak ada manusia yang benar-benar masa bodo. Kita pasti memedulikan sesuatu. Tapi apakah yang kita pedulikan itu ada maknanya? Ada manfaatnya?
Nah yang dimaksud disini adalah bukan yang bersifat acuh tak acuh yang tidak peduli. Kita harus punya sikap ketika orang terdekat kita sedang dihadapkan masalah. Tapi kita boleh masa bodo terhadap penilaian orang lain.
Tak peduli orang lain menilai apa. Kita tidak harus menampilkan sosok manusia yang spesial dan sempurna. Kita adalah kita yang seperti ini apa adanya.
2. Untuk bisa mengatakan "bodo amat" pada kesulitan, pertama-pertama kamu harus peduli terhadap suatu hal yang jauh lebih penting dari kesulitan.
Manfaatkan waktu dan tenaga untuk hal yang produktif dalam hidup. Karena jika kita tidak memanfaatkan hal tersebut, kita akan melakukan hal-hal tanpa makna.
3. Selalu memilih sesuatu untuk diperhatikan.
Semakin kita menerima sesuatu dalam hidup, semakin kita bahagia. Penerimaan membuat kita merasa merdeka. Menerima tidak bisa menyembuhkan kanker atau pergi ke bulan, misalkan.
Mari kita kurangi hal apa saja yang membuat kita terus berupaya mendapatkannya. Penyederhanaan ini membuat kita lebih bisa menikmati hidup.
2. Kebahagiaan itu Masalah
Bahagia itu bersifat algoritma. Bisa kita otak atik dan kita capai. Jika kita bisa mencapai sesuatu maka kita akan merasa bahagia. Padahal bahagia itu berasal dari memecahkan masalah.
Kebahagiaan terwujud jika kita menemukan masalah, menikmatinya dan menikmati proses pemecahannya. Jangan mengharapkan hidup akan bahagia selamanya. Karena masalah itu tidak selesai, tetapi berulang.
3. Kita tidak istimewa
Pengukuran yang benar tentang penghargaan diri seseorang bukan pada bagaimana seseorang merasakan pengalaman positifnya, namun lebih pada bagaimana dia merasakan pengalaman negatifnya.
Mampu mengakui masalah yang ada pada diri dan memperbaikinya adalah bentuk dari penghargaan diri.
4. Nilai penderitaan
Jika penderitaan tidak bisa ditolak, jika permasalahan dalam kehidupan kita tidak dapat dihindari, pertanyaan yang harus kita ajukan bukan "Bagaimana saya menghentikan penderitaan?" tapi "Mengapa saya menderita? Demi tujuan apa?"
Alasan besar kita rela menderita karena penderitaan tersebut bermakna sesuatu. Karena bermakna, kita rela menanggung derita itu atau bahkan menikmatinya.
5. Kita selalu memilih
Orang-orang yang secara konsisten membuat pilihan terbaik dalam situasi apapun adalah mereka yang pada akhirnya memenangkan permainan ini.
Dalam hidup kita dihadapkan banyak pilihan, tapi kita juga harus ikut bertanggungjawab terhadap pilihan kita sendiri. Menyalahkan orang lain hanya akan melukai diri kita sendiri.
6. Kita keliru tentang semua hal
Kita selalu dalam proses mendekati kebenaran dan kesempurnaan tanpa benar-benar dapat meraih kebenaran dan kesempurnaan itu sendiri.
Banyak orang sangat terobsesi untuk dapat memiliki hidup yang "benar", sampai kita sesungguhnya tidak benar-benar menjalani hidup itu sendiri.
7. Kegagalan adalah jalan untuk maju
Kegagalan bukanlah kekurangan uang, bukan tidur di sofa teman dan bukan sebuah resume kosong.
Kebanyakan orang mengukur sesuatu dengan mencari kerja mapan yang cukup untuk membayar tagihan dan hal itu termasuk gagal.
Mark membuat pilihan, memilih digaji secara layak dan melakukan pekerjaan yang kita benci atau menjadi wiraswasta internet meski bangkrut sesekali waktu.
Mark memilih pilihan yang kedua. Dia tidak peduli. Karena jika dia gagal, dia tidak akan menyerah. Dia akan melakukan sesuatu, tidak berdiam diri begitu saja.
Prinsip "lakukan sesuatu" bukan hanya membantu kita saat kita tergoda untuk menunda suatu pekerjaan, tetapi ini akan memunculkan hal-hal yang baru. Cukup dengan ukuran "lakukan sesuatu" untuk menilai kesuksesan kita, maka kegagalan pun akan mendorong kita untuk maju
8. Pentingnya berkata tidak
Mata uang yang paling bernilai adalah kepercayaan. Dan untuk membangun kepercayaan kita harus jujur. Ketika hal buruk terjadi, kita harus mengatakannya dengan terbuka tanpa perlu permintaan maaf.
Kebanyakan dari kita yang sebenarnya berteman dengan orang dan membeli barang yang tidak kita sukai. Hanya karena itu menjadi sebuah norma. Kita harus bisa bilang tidak pada sesuatu.
Kita semua harus peduli terhadap sesuatu, untuk menghargai sesuatu. Dan untuk menghargai sesuatu, kita harus menolak apa yang bukan sesuatu tersebut.
9. Dan kemudian kita tiada
Untuk sungguh-sungguh bersikap bodo amat terhadap sesuatu, seseorang perlu sampai pada tahap semi spiritual dimana orang tersebut menyadari kefanaan dirinya.
Dalam situasi itu, seseorang sepertinya tidak akan terlalu terlilit aneka bentuk kelekatan.
Begitulah point yang Mark jelaskan pada bukunya. Nomor berapa yang kamu banget?
#BukuInspiratif
Posting Komentar
Posting Komentar