Tak pernah terbayangkan akan melahirkan di rumah sakit ini. Rumah sakit yang jauh dari rumah kami. Aku kira akan melahirkan di bidan dekat rumah. Ternyata karena kondisiku yang tak memungkinkan aku harus dirujuk ke rumah sakit, kondisinya aku ceritakan disini.
RS Fikri Medika memang tidak asing ditelingaku, karena lokasinya tidak jauh dari rumah tetehku di Perumahan Grand Mutiara. Dan sebelumnya, almarhum kakekku sering kontrol ke rumah sakit ini untuk pengobatan stroke.
Melahirkan ditengah pandemi sungguh tidak mudah. Karena tidak boleh ditemani banyak orang, suami hanya bisa menunggu diluar kamar operasi. Begitu juga yang menjenguk, hanya boleh satu orang dan bergantian dengan yang jaga.
Meski akan melakukan operasi caesar, tetap mematuhi protokol kesehatan. Memakai masker dan tak lupa rapid tes sebelum melakukan operasi.
Pelayanan
Aku dan suami sangat terkagum dengan pelayanan di RSU Fikri Medika, karena semua dilakukan dengan begitu cepat dan terampil. Bidannya begitu cekatan merawat pasien. Dokter dan bidan bekerja dengan gesit, tidak ada yang lamban. Semua dikerjakan dengan profesional, jadi pasien tidak menunggu lama untuk ditangani. Bidan dan perawatnya juga terlihat masih muda. Meski terlihat masih muda, mereka sudah banyak pengalaman dalam menangani paaien.
Bidan begitu disiplin merawatku. Pasca operasi dini hari, jam 9 aku harus bisa miring kanan dan kiri, serta harus sudah bisa menekuk kedua kaki. Saat kateter dilepas, keesokannya harus bisa duduk dan sering berjalan-jalan. Aku mengeluh tidak bisa melakukan itu semua. Merasa tidak sanggup untuk mengangkat badanku.
Tapi bidan tidak mau tahu, mereka membantuku untuk mengangkat badan dengan hati-hati. Aku "dipaksa" untuk melakukan aktivitas agar semua organ tubuh bisa kembali dengan sedia kala. Mereka tidak hanya "memerintah", tapi juga mengontrol apakah aku sudah bisa benar-benar melakukan aktivitas atau tidak. Jika belum, aku akan dipaksa terus untuk bisa melakukannya.
Fasilitas
Aku menggunakan BPJS kesehatan kelas dua. Tapi karena semua kamar penuh, yang kosong hanya di kamar kelas tiga. Itu pun setelah aku menunggu yang didalam untuk keluar. Tidak masalah untukku, karena kamar di kelas tiga ini cukup luas. Dikamar ini terdiri dari 4 tidur yang disekat dengan tirai yang membentuk letter L. Dengan dua kamar tidur saling berhadapan. Beruntung aku dapat tempat tidur dekat dengan jendela, jadi bisa melihat pemandangan keluar kalau pagi hehe.
AC disana juga berfungsi dengan baik. Begitu juga dengan toiletnya selalu rapi dan wangi. Biasanya yang paling bikin gak betah dirawat di rumah sakit itu karena kamar mandinya, tapi tidak dengan rumah sakit ini yang kebersihannya selalu dijaga. Setiap pagi petugas kebersihan datang meminta izin untuk membersihkan ruangan. Mereka juga sangat ramah terhadap pasien dan tamu. Sebelum dibersihkan, setiap pagi AC dimatikan dan jendela kamar dibuka agar udara segar bisa kita rasakan. Hal yang jarang terjadi juga di rumah sakit lain. Karena dari kecil cukup sering dirawat, jadi tahu beberapa fasilitas rumah sakit. Terakhir dirawat satu tahun yang lalu, karena asam lambumg hehehe.
Makanan disini juga enak-enak. Karena sebelum di operasi aku juga belum makan jadi semua makanan aku habiskan. Selain enak, karena lapar juga sih setiap makan selalu habis tak tersisa, hehehe. Menunya lengkap, ada sayur, protein hewani dan nabati, kue dan buah-buahan. Serta air mineral berukuran sedang. Sarapannya juga enak, hari pertama sarapan dengan bubur sumsum, hari kedua mau pulang sarapannya bubur ayam.
Yang unik disini adalah pemberian obatnya. Biasanya obat diberikan semua seperti kita sedang berobat jalan. Tapi disini obat diberikan ketika waktunya minum obat. Jadi tidak ada obat yang terlewat atau kita lupa untuk meminumnya.
Ruangan bayi disini juga sangat dijaga keamanannya. Hanya boleh orang tua yang berkunjung. Dan orang yang berkepentingan masuk ke ruang bayi, tidak boleh melihat semua bayi yang ada diruangan itu. Apabila terjadi, maka dokter dan perawat disana akan segera menegurnya. Di dalam ruangan bayi, ada ruangan menyusui. Di ruangan itu, ibu bisa leluasa dan nyaman menyusui bayinya.
Kontrol
Pasca operasi aku harus tetap ke rumah sakit untuk mengontrol jaitan operasi caesar apakah sudah membaik atau malah sebaliknya. Disini pasien "dikawal" sampai sembuh. Sayangnya, aku tidak mengikuti perintah bidan untuk mandi karena aku khawatir akan membuat sakit dan mempengaruhi lukanya. Ternyata tidak sama sekali, hehe.
Alhasil saat kontrol dengan dr. Yandi Jayaprana, Sp. OG, beliau kaget melihat perkembangan lukaku. Dan dengan mudah, dokter menebak bahwa aku tidak menuruti yang bidan katakan. Hehe, ketauan deh!
Setelah mengikuti saran dari dokter untuk tetap mandi menggunakan antiseptik dan banyak gerak, Alhamdulillah jaitan dinyatakan "bagus" setelah dua minggu pada saat kontrol kedua. Kalau saja aku nurut, lukanya pasti akan sembuh dengan cepat sekitar satu minggu. Huhu, nyesel deh! Maafkan ya dok.
dr. Yandi sangat ramah dan pintar menurutku. Beliau begitu serius menangani pasien sampai sembuh total. Aku dilatih berjalan seperti pramugari karena jalanku bungkuk menahan rasa ngilu saat kontrol pertama. Aku merasa sedang "wajib militer" bukan pasien hehe, tapi terbukti aku cepat pulih kembali.
Biaya
Aku tak tahu pasti berapa rincian biayanya, karena aku menggunakan BPJS Kesehatan mandiri. Untuk informasi detail seputar finance, kamu bisa langsung kunjungi websitenya di www.rsfikrimedika.com atau instagramnya @rsu.fikrimedika. Disana juga tertera nomor kontak whatsapp untuk memudahkan pendaftaran secara online.
Aku sangat puas bisa ditangani oleh tenaga medis RSU Fikri Medika Karawang. Bersyukur saat pandemi seperti ini aku bisa melahirkan dengan mudah disana. Kalau kamu saat melahirkan ditangani oleh siapa dan dimana? Sharing yuk di kolom komentar.
Posting Komentar
Posting Komentar