Terus berusaha melakukan yang terbaik, bukan yang sempurna. Karena sudah manusiawi untuk tidak menjadi yang sempurna. |
Kali ini aku mau bahas Self Love. Self Love itu apa sih? Pasti udah sering banget dengar
kata Self Love ya. Self Love yang berarti mencintai diri sendiri, menerima
kelebihan dan kekurangan pada diri sendiri dengan mencintainya bukan untuk menjadi
insecure bahkan sampai tidak
bersyukur. Ada banyak cara untuk mencintai diri sendiri, misalkan mengatakan
pada diri sendiri bahwa kita baik-baik saja dan masalah yang kita hadapi
sifatnya hanya sementara. Kadang ketika kita dihadapkan pada sebuah masalah
kita selalu menyalahkan diri sendiri.
“Coba ya dulu aku gak begini, mungkin semua
ini gak akan terjadi”
“Andai dulu aku gak ambil pilihan yang ini, mungkin
gak akan begini jadinya”
“Ini semua gara-gara aku yang bersikap ceroboh
semua jadi berantakan”
Semua kata-kata serapah pun keluar dari mulut hanya
untuk menyalahkan diri sendiri. Padahal dari dirimulah yang akan membentukmu
menjadi pribadi yang lebih baik. Justru dari segala ujian yang kita hadapi kita
jadi gak mengambil kesalahan yang sama, kita jadi lebih hati-hati dalam memilih
atau memutuskan sesuatu.
Kalau aku dikasih kesempatan untuk bilang
sesuatu sama diriku, aku mau bilang, “Hai diriku, maafkan aku yang selalu
bersikap perfeksionis yaaa”. Aku yang selalu terlihat ingin sempurna dalam
mengerjakan apapaun. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun, padahal tidak ada
manusia yang sempurna. Sikap perfeksionis itulah yang malah menghambat suatu
pencapaianku. Bersikap menunda-nunda pekerjaan karena ingin hasil yang
memuaskan. Yang ujung-ujungnya malah bikin pusing diri sendiri. Pelan-pelan aku
belajar bahwa hasil gak harus sempurna, meski kita sudah melakukan yang
terbaik. Cara berpikirnya dirubah menjadi terus berusaha melakukan yang
terbaik, bukan yang sempurna. Karena sudah manusiawi untuk tidak menjadi yang sempurna. Kalau kamu dikasih kesempatan, kamu mau bilang apa sama diri kamu?
Selain perfeksionis, aku juga mudah tersinggung
dengan perkataan orang lain. Tapi aku tidak bisa menyalahkan orang lain. Hak
mereka untuk menyampaikan pendapatnya. Bukan tugasku juga untuk membahagiakan
semua orang. Setiap hal yang tidak aku suka memberi ruang untukku mengenal diri
sendiri dengan mengintropeksinya. Sesuatu yang mungkin aku salah menerima maksudnya.
Atau mungkin aku sendiri yang pernah membuat mereka tidak suka, sehingga
melakukannya kembali kepadaku. Hal-hal seperti itulah yang kadang sering
menyalahkan diri sendiri daripada mencintainya.
Kita pasti pernah memuji orang lain, tapi
apakah pujian itu tulus? Sebelum memberikan pujian kepada orang lain, alangkah
baiknya kita mencintai diri kita sendiri dulu. Jika cinta kepada diri sendiri
sudah penuh, kita akan selalu menerima bagaimana orang lain melihat kita. Menerima
bagaimana mereka memandang kita. Tentu saja ini harus dilatih. Bisa dilatih
dengan kegiatan yang menyenangkan kita. Karena Self Love melatih pikiran kita
untuk terus positif. Agar tetap positif, lakukan kebiasaan yang kita suka.
Misalkan dengan berolahraga. Selain menjaga
kesahatan, olahraga bisa membuat kita kembali berenergi dan terus positif. Atau
kalau sekarang zamannya gadget dan media sosial, bisa istirahat dulu untuk
tidak melihat media sosial yang membuat kita merasa insecure. Kadang insecure
muncul ketika kita lihat postingan orang lain, yang dimana tentu orang lain selalu
menampilkan kebahagiannya daripada kesedihan. Padahal di dunia ini gak mungkin
banget kan orang tidak pernah merasa sedih. Akan timbul perasaan seperti ini,
“Kok enak yaa dia fotonya travelling terus”
“Enak yaa tiap hari dia makan enak terus”
“Dia kelihatan bahagia banget ya sama
pasangannya, kayanya hidupnya harmonis terus”
Dan klimaksnya ketika kita mulai membandingkan
dengan kehidupan kita. “Gak seperti aku yaa, begini-begini saja”. Itu udah
mulai bahaya sih buat hidup kita, makanya berhenti untuk melihat story orang
lain dulu. Kalau isi tangki cinta untuk dirimu sudah penuh, baru deh kamu bisa
melihatnya lagi. Jika ketika melihatnya kamu sudah mulai biasa saja, berarti
kamu sudah mencintai diri kamu dengan penuh. Berhenti dulu deh pegang handphonenya.
Kamu juga bisa berkomitmen sama pasangan ketika sedang bersama, simpan dulu yuk
handphonenya selama 2 jam misalkan, kamu tidak harus mulai sekaligus, kamu bisa
mulai pelan-pelan. Kamu bisa menikmati waktu bersama pasangan. Apalagi handphone,
sesuatu yang sangat sulit untuk kita tinggalkan bukan?
Selain itu, bisa juga dengan melakukan hobi
yang kamu suka atau mempelajari hal-hal yang baru. Bisa dengan mencoba menu
baru dalam memasak, merawat tanaman-tanaman kamu atau membaca buku yang belum
kamu baca. Kalau aku, biasa melakukan olahraga dengan skipping dan menuliskan keresahanku di laptop. Menulis membuatku
kembali memenuhi energiku. Kalau kamu, mau mencoba dengan apa?
Karena mencintai diri sendiri bukan berarti
menerima apa adanya diri kita. Tapi, mengembangkan potensi yang kita punya.
Tidak pasrah saja dengan apa yang kita punya, tapi terus memperbaiki diri. Juga
bukan mementingkan diri sendiri, tapi juga tetap peduli dengan sesama. Maksudnya,
kita terima diri kita meski akhirnya kita melakukan kesalahan, itu gapapa wajar
dalam fase berjuang atau melakukan sesuatu. Misalkan kita punya bakat dalam
suatu hal, teruslah gali bakat tersebut. Atau jika belum menemukan, teruslah
mempelajari. Belajar, belajar dan terus belajar melatih diri.
Self Love juga bagian dari mencintai diri dan
Sang Pencipta. Makanya kita jangan pernah menggantungkan atau berharap
kebahagiaan kita kepada suatu benda atau orang lain, karena sifatnya hanya
sementara. Semakin kita bersyukur kepada Tuhan, kita tidak mudah menyalahkan
diri sendiri dan semakin mudah untuk mencintai diri kita sendiri. Maafkanlah
kesalahan di masa lalu, seberat apapun itu. Karena kita sudah tidak hidup di
masa lalu, kita hidup di masa kini.
Sekarang, coba peluk diri kamu dan katakan hal
yang baik meski sekarang kamu sedang tidak baik.
Sudahkah kamu Self Love?
Posting Komentar
Posting Komentar