“Gak
usah sekolah tinggi-tinggi, perempuan ujung-ujungnya juga di dapur, ngurusin
suami sama anak.”
“Cari
kerja sekarang mah susah, yang sekolah tinggi aja susah nyari kerja, gak
usah kuliah sama aja.”
Sering
banget kan kita dengar kaya gitu di masyarakat? Sedih gak sih dengarnya? Memang
sih setiap orang punya opini masing-masing. Dan gak salah juga jika seseorang
memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Tapi, dalam hidup ini kita selalu di hadapkan oleh dua pilihan bukan? Ada hitam
dan putih, ada baik dan buruk, ada gelap dan terang. Tentu kita selalu ingin
memilih yang baik bukan?
Seiring
perkembangan zaman dan teknologi yang semakin luas, seharusnya pola pikir kita
pun ikut meluas. Karena zaman sekarang tidak ada alasan lagi untuk tidak
belajar. Memang betul, perempuan yang memutuskan unuk menikah pada akhirnya dia
akan mempunyai kewajiban, yaitu melayani suaminya. Dan jika sudah punya anak,
maka semakin bertambah kewajibannya mengurus anaknya. Terlihat mudah, padahal
semua itu terasa lelah dijalani. Memang tidak ada mata kuliah yang mengajarkan
bagaimana cara rumah tangga yang baik, tapi istri yang banyak belajar akan
lebih siap mengatasai masalah yang kompleks dalam rumah tangga.
Membesarkan
anak tidak cukup hanya memberinya makan hingga ia terus tumbuh. Tidak hanya
asal makan, juga memperhatikan asupan yang dimakannya. Tapi juga mendidiknya,
membentuk karakter dan akhlaknya. Dengan akhlak yang baik, anak tersebut kelak
akan menjaga orang tuanya di hari tua nanti. Ibu yang cerdas akan melahirkan
anak yang cerdas pula.
Kuliah
itu penting. Memang tidak banyak yang bisa punya kesempatan kuliah, terlepas
dari keinginan dan keadaan. Setiap orang mempunyai alasan masing-masing. Kuliah
adalah tempat yang cocok untuk kita belajar. Belajar dari segi akademik, maupun
dari pergaulan. Karena di kampus banyak teman dari berbagai daerah yang bisa
kita pelajari kebudayaannya, kebiasaannya dan cara pandangnya. Semakin kita
banyak berteman, semakin kita mulai membangun relasi untuk masa depan. Kita
juga bisa mengembangkan diri di kampus. Karena banyak organisasi atau kegiatan
untuk pengembangan diri.
Terlepas
dari kerja atau tidaknya seorang istri atau ibu, ilmunya akan selalu bermanfaat
untuk sekitar. Karena ilmu adalah warisan yang tak akan pernah hilang. Meski
tidak diaplikasikan dilingkungan profesional, tapi bisa diaplikasikan untuk
anak-anaknya. Seorang istri akan menggunakan ilmunya untuk mengurus rumah
tangga. Seorang ibu akan bisa menceritakan
masa kuliahnya kelak kepada anaknya sebagai motivasi dia untuk terus belajar.
Dengan bekal ilmu saat kuliah, kita juga tidak akan mudah ditipu orang lain.
Dengan
pendidikan yang tinggi juga perempuan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik. Bisa membantu ekonomi keluarga. Memang seringkali dikaitkan kalau zaman
sekarang, sarjana susah cari kerja. Sebenarnya tidak susah, asalkan kita yakin
dan niatkan untuk mendapatkan keberkahan hidup, maka kesempatan akan
berdatangan. Dengan terus mengasah skill kita. Kenapa kita tidak berfikir untuk
menciptakan lapangan kerja daripada mencari kerja? Karena dengan ilmu yang kita
punya, perempuan bisa menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri. Bahkan lebih
menyenangkan jika bisa bekerja di rumah. Bisa punya banyak waktu untuk
keluarga.
Jadi,
berhenti untuk men-judge perempuan, karena setiap perempuan punya rencana dan
piihannya masing-masing. Hargai setiap usahanya, karena perempuan juga sudah
lelah dengan rutinitas sehari-harinya. Setiap keputusan yang diambil perempuan
itu sangat sulit. Perempuan yang kuliah, bukan untuk menyaingi laki-laki atau tidak
menghargai laki-laki. Tapi untuk saling melengkapi satu sama lain. Dengan
keduanya akan tercipta keluarga yang harmonis. Tidak akan ada yang sia-sia dengan
perempuan yang kuliah. Semua ada manfaatnya.
Apapun
pendidikannya, istri atau ibu yang terus belajar itu lebih mengagumkan.
Posting Komentar
Posting Komentar