Bukan lahir dari rahim seseorang
yang bisa kuliah di kampus yang “bergengsi”. Saya berjuang untuk masuk kampus
PTN agar biaya kuliah sedikit lebih “terjangkau” dibanding kampus yang lain. Walau
bermacam part time dijalani juga berbagai beasiswa diikuti, tak lelah
demi mempertahankan bangku kuliah yang susah payah diraih. Melihat disekeliling
perempuan hanya sebagai objek semata, terbesit dalam hati saya tidak ingin
seperti mereka. Ibu yang mendukung penuh pendidikan dan roda ekonomi yang tak selalu
sejalan dengan harapan. Melihat pendidikan Ibu yang tak mengalami kesempatan
seperti saya sekarang, maka dari itu Ibu tetap memperjuangkan kesempatan kuliah
saya ini. Karena saya percaya perempuan bisa meraih cita-cita melalui
pendidikan. Terlepas setelah kuliah akan menjadi wanita karir atau ibu rumah
tangga atau bahkan keduanya, perempuan harus cerdas. Dan untuk menjadi cerdas,
salah satunya perempuan layak mendapatkan beasiswa dalam pendidikannya. Agar kelak madrasah bagi anak-anak ialah
seorang Ibu yang cerdas. Semakin banyak perempuan yang cerdas, semakin banyak
generasi yang progresif.
Sebenarnya, mereka yang memutuskan
menikah muda dan tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, bukan semata
hanya keinginan belaka, lagi-lagi dengan dalih karena faktor ekonomi yang selalu jadi
kendala. Dan beasiswa yang ada selalu dibuka untuk umum, tidak dikhususkan untuk
perempuan, sehingga peluang perempuan tidak banyak. Dengan adanya beasiswa dan
sosialisasi dan keinginan yang kuat, saya yakin pasti banyak perempuan
Indonesia yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya.
Saya punya mimpi-mimpi. Mimpi untuk
keliling dunia salah satunya. Perempuan jangan stagnan hanya “melihat” ditempat, tapi harus
dinamis “merasakan” perubahan sekitar. Kelak, jika kesempatan itu ada, betapa
bahagianya bisa mewujudkannya. Dan semoga ini salah satu untuk membahagiakan dan
mewujudkan cita-cita mama dan ayah. Walaupun mereka tak pernah menilai dari
materi. Anak mana yang tak ingin melihat orang tuanya bahagia. Saya sebagai
perempuan sama ingin membuat bahagia orang tua dengan cara saya sendiri. Salah
satunya melalui pendidikan. Dan “masterpiece” yang saya tulis sebagai syarat
mendapatkan gelar sarjana, semoga jadi kado terindah untuk mama dan ayah. Tak
hanya itu, menjadi langkah awal untuk meniti karir sebagai perempuan cerdas.
Tak hanya harapan, kedepannya
penelitian yang saya lakukan di jenjang S1 tentang batas usia perkawinan, yang melihat
dari sisi saya sebagai perempuan baik itu dampak bagi dirinya maupun dampak untuk
bangsa, yang ingin saya kembangkan di jenjang S2. Dengan tujuan salah satunya, menyemangati perempuan-perempuan Indonesia, termasuk saya pribadi. Perempuan punya kesempatan banyak
untuk belajar, untuk melihat dunia luar, untuk berwawasan luas. Karena persoalan perempuan tidak sedikit dan selalu menarik untuk dibahas. Maka dari itu, saya
sebagai perempuan layak mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di jenjang S2.
#PerempuanIndonesia
#PerempuanCerdas
#PerempuanBisa
ikut seleksi beasiswa s2 fi?
BalasHapusPengen mak, tapi masih nyari-nyari. Infonya ya mak Leeeenn hehe.
BalasHapus